Chereads / In Pursuit of love / Chapter 28 - Bab 28

Chapter 28 - Bab 28

Jessica tiba-tiba bersemangat dan siap untuk menunggu kabar dari Kaka. Sementara itu di tempat lain. Salma yang tadi pingsan, di kejutkan dengan air yang membasahi seluruh tubuhnya. Begitu juga dengan Ibnu yang terbangun dari pingsannya karena air yang membasahi tubuhnya.

Lalu Ibnu sadar dan mencari Salma yang Ibnu khawatirkan. Salma langsung berusaha berteriak di saat lakban masih menempel pada mulutnya, lalu Boy menghampiri keduanya dan membuka lakban juga penutup matanya pun di buka. Salma kaget juga tak menyangka kalau mereka ada di gubuk dekat jurang juga ada di bubuk misiu yang sudah menyala dan sedikit lagi menuju Ibnu dan Selanjutnya Salma jika Salma tidak mau segera menuruti permintaan Boy.

Salma hanya terdiam dan boy hanya tertawa sambil menawarkan sekali lagi hanya untuk makan malam dengan Boy tak lebih. Salma pun tak sudi, karena pasti minta lebih dari hanya sekdedar makan malam.

Di lain tempat Kaka juga Mark sudah tidak jauh lagi ke tempat salma dan meminta Mark untuk mencari tempat yang aman untuk membawa Salma juga Ibnu pergi. Tapi, anak buah Boy terlalu banyak dan di mana-mana. Sempat membuat Kaka juga Mark putus asa tapi, tiba-tiba Kaka menemukan Ide untuk menyelamatkan Ibnu juga Salma.

Mark juga Kaka segera menyiapkan apa saja yang di butuhkan karena Kaka melihat api di situ, tanpa berlama-lama Kaka segera ke membawa sambil melihat jarak api ke Salma maupun Ibnu.

lalu Kaka nekat ke arah Boy yang tertawa melihat Salma juga Ibnu sedikit lagi terbakar hidup-hidup. kemudian Kaka menembak mobil anak buah Boy dan begitu Boy tahu, Kaka menembak Boy yang hampir menembak Kaka. Kemudian, Mark langsung turun dari mobil Van dan mengunakan Selimut yang basah ke tengah kobaran api lalu melepas ikatannya dan langsung ke Ibnu melepaskan ikatannya pula.

"Ayo lari Salma dan Ibnu, ke mobil Van ya."

"Terima kasih ya Mark," jawab Salma juga Ibnu yang bersamaan

"Kaka! ayo kita berangkat."

"Lo duluan gue nyusul," ucap Kaka yang saling menembaki anak buah Boy meskipun menurut Mark kalah banyak orang.

"Gue tunggu dan lo ati-ati ya."

"Ya!"

Mark pun segera pergi dengan sedikit pelan melajukan Mobilnya sambil melihat Kaka yang berlari menuju mobil. Mark pun berusaha menyamai lari Kaka dan berhasil tapi saat hampir sampai di mobil, mobilnya ditembaki oleh anak buah Boy lalu Kaka segera masuk dan saat masuk meminta Mark untuk gantian menembaki Juga ganti senjata.

Mark setuju dan keduanya berganti posisi. Saat berganti posisi, Keduanya berusaha pelan-pelan mengatasi ini meskipun jadinya Mark tergores oleh timah panas.Meskipun begitu, Mark masih bisa mengendalikan dirinya dan melaju dengan aman karena sembunyi di tempat aman akhirnya.

Salma juga Ibnu pun bisa sedikit aman lalu mereka sedikit membersihkan diri. Kaka juga Mark pun bisa istirahat dengan tenang.

"Ada roti di juga susu di plastik itu, kalian lapar kan?"

"Thank you Mark dan Kaka, kalian sangat setia."

"Oh ya, Jessica juga Safa apakah tak apa?" tanya Salma sambil memakan roti

"Baik, malah dia yang menjemput kita pakai mobil ini tapi, suaminya ini melarangnya. kalau lo tahu pakaian yang di pakai oleh Jessica, pasti Jessica sudah mirip dengan Tom Rider," ucap Mark sambil tertawa tapi situasinya hanya Mark tertawa dan Mark pun menjadi serius.

Tak lama, Salma baru sadar kalau Miran tak bersama. Langsung menghubungi Miran dan segera bertanya Miran ada di mana. Miran pun menjawab kalau ada di tempatnya sekarang dan istirahat, Salma yang tak percaya meminta Miran untuk Video call.

Salma pun menggoda Miran kalau bagaimana mengundang Alice ke rumah Miran tapi, yang terjadi Miran grogi dan hanya bisa tersenyum. Sementara itu, Salma juga meminta Mark untuk mejemput Safa juga Jessica lalu ke tempat Miran.

"Ok, semoga kita baik-baik saja menuju tempat Safa juga Jessica ya."

"Sekali lagi terima kasih ya, sudah mau bantu gue juga Ibnu."

"Iya, lagi pula rencana kita gagal dan dia bukan orang sembarangan."

"Iya," ucap Mark juga Kaka

Selama perjalanan, semesta mendukung perjalanan kita semua karena cukup membuat tegang semua. Apalagi kalau kita tidak waspada, bisa jadi gagal menuju tempat Jessica juga Safa.

Di lain tempat, Boy lagi-lagi kesal karena berulang kali gagal dan Boy kali ini pun tak akan menyerah. Terlebih lagi, Boy yakin dengan rencana-rencana selanjutnya akan berjalan lebih baik lagi.

"Dasar kalian! kenapa bisa tertipu lagi sih!"

"Nggak bisa bedain mana Salma mana bukan?" ucap Boy dengan emosi

"Maaf bos, lalu kita harus apalagi?"

"Kalian pergi saja, saya pikirkan dahulu."

Tak lama Kaka juga yang lain sampai di tempat persembunyian Jessica dan Safa. Safa yang melihat Mark juga Kaka datang, memanggil Jessica yang membayangkan lain kali bisa membantu Salma jika seperti tadi.

Lalu Safa pun langsung memeluk erat Mark dan mengecup pipi Mark lalu langsung mojok berduaan.

Sementara Jessica salim pada Kaka dan mengajak istirahat. Salma juga Ibnu istirahat sebentar.

"Terima kasih ya guys, sudah bantu kita."

"Iya, tapi ingat kita nggak lama di sini. Bawa aja barang seperlunya," ucap Kaka yang di kamar

"Aku bawa apa sayang?"

"Baju yang tadi aja nggak papa tapi, bawa jaket ini dan pakai celana panjang."

"Iya, maaf buat kamu marah karena pakaianku. Kalau sekalian belajar pakai hijab gimana?"

"Kamu serius? kalau belum siap nanti aja. aku nggak mau kamu begitu karena terpaksa."

Tak lama Ayah Jessica telepon, memberitahu rumaj Salma nggak aman dan Toko&cafenya di bakar. Karyawanya pun tewas di saat di bakar. Jessica mendengar berita dari ayahnya, menjadi sedih dan tidak bisa membohongi raut wajah atau matanya yang terus-terusan berkaca-kaca. Meskipun begitu, Jessica nggak mau Salma sedih berusaha sekuat tenaga untuk tidak berkata apa yang terjadi sebenarnya.

Sementara Kaka langsung menelepon Miran dan bertanya apakah helikopternya bisa ke indonesia, Miran pun menjawab nggak bisa dan akan mencari pesawat bekas tapi yang masih bagus mesinnya jadi bisa ke Indonesia. Kaka senang dengan apa yang Kaka dengar, sekaligus kaka memberitahu kalau tempat tinggal Salma juga keluarga Salma lagi nggak aman. Untuk itu, Kaka minta Miran untuk tidak berbicara apapun agar Salma tidak menjadi panik atau bahkan syok.

Kaka mengerti dan merasa iba dengan Salma lalu, tiba-tiba marah pada Ibnu karena nggak bisa menjaga Salma dengan baik. Kaka yang mendengar hanya terdiam dan hanya mampu berdoa yang terbaik bagi Ibnu juga Salma kedepannya. Miran pun mohon ijin pada Kaka untuk menyudahi teleponnya dan meminta Miran hati-hati karena masih masa pemulihan.

"Kalian kok lama? kan kita harus ke Miran."

"Iya sorry Salma, tadi Kaka masih telepon Miran gimana aman atau nggak," jawab cepat Jessica.