"Lama amat ya Instragam nyambungnya."
"Hmm gangguan kali ya."
Tak lama Miran yang kesal dengan Salma, meninggalkan ruangan Salma lalu merokok di luar.
Salma pun langsung memanggil Miran untuk melihat Fotonya tapi yang terjadi Salma video call yang akan di kenalkan oleh Salma.
Miran kaget bukan main dan segera lari lalu semua kaget dengan tingkah Miran yang di lakukan.
"Kenapa lo jadi lari sih? lo grogi ?" goda Jessica
" Hai Lis, sorry ya temen gue grogi. Kapan nih ke tempat gue?"
"Minggu depan gue ke tempat lo ya?"
"Ok," ucap Alice
"Nanti gue kenalin ke temen gue," goda Salma pada Alice
"Gue tunggu ya di Australia."
Tak lama Salma mencari Miran untuk menggodanya dan saat mencari Miran, ada busur panah yang hampir saja terkena Salma dan dengan sigap Miran melempar kasar Salma agar tidak terkena busur panah.
Salma yang kaget hanya bisa mengelengkan kepalanya saja, Miran pun langsung mengambil busur panah dan melihat kalau ada surat yang menempel pada busur panah. Surat itu pun di buka dan Semua orang ikut penasaran dengan isinya.
Salma sudah malas dengan ancaman, santai saja dan memilih melanjutkan menulis di kamar lalu meminta semua orang setelah berbicara soal Surat kaleng. Lebih baik pergi saja, semenjak hamil Salma semakin cuek saja meskipun nyawa menjadi taruhannya.
Sekali lagi di dalam surat kaleng, Salma di minta untuk menemui Boy untuk terakhir kalinya. Untuk makan malam agar Impas, menurut permintaan Boy yang ada di surat kaleng itu. Semua makin pusing harus berbuat apa, hingga menemukan ide tapi di sisi lain takut akan jaminan keselamatan Salma juga yang lain.
"Lo yakin Mark ini rencana kita?" tanya Kaka pada-nya
"Kita nggak ada pilihan lain sekarang, meskipun aneh idenya tapi setidaknya kita tahu kalau apa mau dia sebenarnya,"jawab Mark ketika Kaka tangkap dari ucapan Bahasa Indonesia yang sedikit terbalik-balik.
"Salma! lo harus tahu rencana kita-kita, gue masuk ya?" ucap Jessica dan safa yang mengetuk di pintu depan kamarnya.
"Aduh, sorry ya. Gue lagi baca buku buat bahan nulis gue di Web novel."
"Kapan lagi gue rebahan nulis sambil halu, eh dapat 200 dollar. Meskipun saingannya banyak," timpal Salma sambil baca buku yang baru saja di beli online oleh salma.
"Ya udah gue Whatshap aja ya rencana kita-kita. Kalau lo nggak peduli , kita-kita anggap lo setuju."
Salma pun membaca pesan whatshap dari Jessica, ketika membaca Jessica di buat kaget dengan rencana yang di buat karena menurut Salma ini rencana yang beresiko. Salma langsung keluar dari kamarnya dan segera bertanya pada Kaka juga lainnya apakah ini rencana yang terbaik atau tidak?
Lainnya terlihat tegang juga keringat tiba-tiba muncul dari para body guard ini. Safa juga Mark menjadi diam tak berkutik. Salma yang masih penasaran sekali lagi bertanya pada Mark juga Kaka. Akhirnya, meraka mengeluarkan suara dan menjawab jawaban Salma.
"Iya jadi, Ibu Salma juga perempuan yang akan kita bayar akan berpura-pura menjadi Ibu Salma dan di tengah samaran itu akan ada kita -kita yang laki-laki akan menyamar untuk tahu maksud dari Boy sebenarnya, untuk itu kita butuh persetujuan Ibu," jawab Kaka pada Salma dengan lembut
"Kalian semua tahu gue lelah dengan semua ini dan malah mulai nyaman dengan dunia menulis di Web novel tapi, apa tidak ada cara lain yang langsung membuat Boy benar-benar berhenti?"
"Kalau pun ada, masalahnya apakah benar Boy akan impas? pastinya dia yang sudah terobsesi, bisa di pastikan tidak akan pernah merasa puas sedikit pun."
"Ok, rencanya seperti apa dan gue harus apa?"
Kaka yang memiliki ide memberitahu pada semua dengan pelan-pelan dan yang lain menyimak dengan seksama. Penjelasan Kaka pun Salma terima dengan baik tanpa ada yang perlu di interupsi oleh Salma, selain itu semuanya di jawab dengan detail.
Salma pun menjawab tanpa perlu berpikir panjang lagi, kalau Salma setuju semua ide yang di jelaskan oleh Kaka pada Salma. Salma pun kembali ke kamar dan membaca buku agar dapat inspirasi dari buku yang di baca oleh Salma. Saat Salma sudah di kamar, Salma berusaha dengan keras untuk kembali fokus ke menulis ceritanya yang kurang 1.500 kata lagi. Tapi, sekuat tenaga mengalihkan ancaman ini, tetap saja Salma masih takut.
"Sayang! buka pintunya ya, aku mau mandi nih."
"Ya sayang sebentar ya," jawab Salma pada Ibnu lalu pintu pun terbuka dan Ibnu pun segera masuk
"Ada apa sayang? , soal Boy lagi?"
"Semua sudah cerita ke aku dan aku rasa rencananya nggak buruk," timpal Ibnu pada Salma.
"Iya tapi lelah saja, nggak selesai-selesai."
"Ya sudah semoga kali ini akan selesai ya," jawab Ibnu sambil memeluk Salma
Beberapa hari kemudian, rencana yang telah di siapkan oleh para Bodyguard di jalankan. Meskipun Salma lelah tapi, Salma mencoba sekali lagi menyelesaikan apa yang sudah di lakukan. Dengan berat, Salma memulai rencananya. Semua persiapan di lakukan dengan baik.
Bodyguard juga orang -orang yang membantu rencana ini sudah berkumpul di tempat yang sudah di sepakati oleh Boy juga Salma. Helaan nafas panjang berulang kali di lakukan oleh Salma, entah berapa kali di perhatikan Bodyguard juga lainnya.
"Lo sudah siap kan, Salma?"
"Iya sudah, semoga saja ini akan menjadi akhir dari segala drama yang telah terjadi," jawab Salma
"Aamiin," jawab kaka
Para Bodyguard juga Salma segera menjalankan rencananya ini, Tegang juga nggak sabar campur aduk di rasa oleh Salma. Hingga tiba rencananya berjalan dengan perlahan tapi pasti, Semuanya mengerjakan tugasnya dengan baik juga tetap waspada. Setelah berjalan 5 menit rencananya, para Bodyguard belum melihat anak buah Boy dan sambil menunggu para Bodyguard juga dengan yang lainnya saling berkomunikasi lewat clip on yang telah di siapkan bersama kamera tersembunyi yang telah ada di mana-mana.
"Lo yakin ini berhasil kaka?" tanya Mark pada Kaka
"Kita nggak pernah tahu apa yang akan terjadi, tanpa kita coba," jawab Kaka dengan percaya diri
"Iya gue paham tapi, lo nyaman dengan pakaian perempuan seperti itu?" tanya Mark
Beberapa hari sebelum rencana di mulai, Kaka menjelaskan pada Salma juga yang lain kalau lebih baik kita menyamar menjadi Salma dan kita sewa beberapa perempuan untuk menjadi Salma. Salma yang kaget dengan rencana penyamaran ini, berpikir ulang dan penasaran dengan apa rencana selanjutnya.
Lalu Kaka menjelaskan kalau setelah menunggu di tempat yang di tuju, Kaka juga yang lain menunggu kedatangan anak buah Boy dan kita segera berpencar untuk lari. Salma tiba-tiba bertanya apakah yang akan di lakukan selanjutnya dan kaka lanjut menjelaskan kalau dirinya akan menjadi umpan anak buah Boy dan ketika sudah menjadi umpan baru kita beri tawaran pada Boy untuk Video call dengan Salma yang ada di Apartemen dengan penjagaan polisi luar juga dalam.