Kaka pun berkata kalau ada Pak Dubes di Apartemen Ibnu ingin bertemu. Ibnu pun mengiyakan dan segera mempercepat kecepatan Mobilnya.
Sampai di Apartemen, ternyata Apartemen sudah di renovasi dan menjadi sedikit banyak cctv untuk menjaga Salma. Dubes pun langsung berbicara dengan Salma dan sekali lagi minta di lindungi sebagai warga negara Indonesia. Dubes pun menjawab akan berusaha sebisa mungkin dan akan menambah body guard baru jadi, body guard Salma menjadi 3 orang. Lalu Dubes mendapat telepon dan Dubes menjelaskan kalau Body guard yang di maksud sudah datang. Suara pintu Apartemen Salma pun terbuka, langkah kaki terdengar familiar oleh Salma tapi salma hanya bisa berandai-andai.
Lalu Salma yang haus, ijin mengambil minuman dan beranjak dari kursi sofa menuju dapur. langkah kaki itu pun mendekat dan di saat yang sama Salma segera kembali ke Ruangan keluarga. Ternyata mata Salma saling bertatapan dengan yang berada di depannya dan yang ada di depannya adalah Miran.
Salma kaget dan tak percaya dengan apa yang di lihat. Hingga Salma bertanya pada Dubes apakah benar Bodyguard Salma, Dubes pun menjawab benar dan segera memperkenalkan juga menjelaskan semuanya.
"Iya benar ini body guard kamu, karena dia belum ada tugas baru dia ke rumahnya yang ada di pantai yang Salma tinggal selama ini dan tak lama saya berinisiatif untuk memakai Miran."
"Lalu tugas Miran sama seperti Mark juga Kaka?" tanya Salma.
"Iya sama tapi, Miran dari jauh."
"Karena dia akan menjadi mata-mata." timpal Dubes
Tak lama Jessica datang dan masuk dengan santai tapi, begitu melihat Miran Jessica kaget lalu lamgsung mendekat ke Kaka untuk bersembunyi. Dubes pun lupa kalau ada Jessica di sini dan segera menyuruh Miran untuk segera pergi, Miran yang hanya tertunduk langsung pergi dari Apartemen Salma.
Salma yang penasaran, bertanya pada Jessica berdua tapi dengan santai juga dengan hati-hati. Meskipun lama tahu kebenarannya, akhirnya Salma tahu apa yang terjadi sebenarnya.
"Cerita aja kalau memang mau bahas Miran."
"Berat sebenarnya mau cerita Miran, karena masa lalu yang kelam tapi sudah move on hanya saja kaget bertemu lagi saja."
"Jadi, Miran mantan tunanagan gue. Gue putus sama dia karena dia terlalu sibuk dengan karir. Sampai suatu saat ketahuan kalau dia bertunangan dengan gue akhirnya Miran di minta memilih Karir atau Tunangan . Karena kerja sama Kantor pemerintah agak susah soal menikah jadi Miran memilih karir."
"Itu kenapa begitu menyakitkan buat lo, Jessica?"
"Iya bisa di bilang begitu, makanya Kaka gue minta tawar masa kontraknya dan bisa. Jadi, Kaka bisa lanjut di Karir yang baru."
"Di bidang apa? nanti kita lihat saja ya, tapi sejauh ini hobi dia masak juga agama islam, mungkin gue sarankan dia di Menag di Indonesia atau di Islamic center."
"Iya bagus itu, semoga bisa segera nikah terus sampai Kakek dan Nenek," ucap Salma pada Jessica
Tak lama, Kaka datang dengan sedikit terburu-buru. Karena akan ada meeting dengan Miran juga Mark. Kaka pun berpamitan dengan Jessica dan berbicara dengan jessica dengan sopan juga lembut.
Jessica pun segera kembali ke ruangan keluarga menyusul Salma yang ke ruangan keluarga selanjutnya. Pak Dubes kini pulang dan hanya ada Safa yang di ruangan Keluarga. Safa kini yang ke dapur dan membuat kopi atau lainnya.
ketika di dapur , Safa melihat hal yang aneh di luar meskipun samar. Di luar yang terlihat segerombolan anak muda di sana tapi, entah apa yang di lakukan. Hingga begitu selesai Safa melihat tulisan yang berasal dari pilox tertera di situ dengan tulisan Salma mati. Safa segera ke ruangan keluarga, menarik Salma juga Jessica dan membawa keluar agar Salma tahu apa yang terjadi.
Di luar, Salma kaget dengan apa yang di lihatnya dan segera menelepon Ibnu dan ternyata Ibnu di kamar mandi. Lalu Jessica segera menelepon Kaka dan memberitahu kalau ada kejadian di Apartemen, sementara Safa pun melakukan hal yang sama.
"Ada apa ini kenapa bisa begini?" tanya Ibnu pada yang lainnya
"Nggak tahu juga deh, pusing gue. Kita ke atas lagi aja ya. Gue laper," ucap Salma
"Kenapa pasrah gitu sih," tanya Ibnu pada Salma sambil memeluk Salma.
"Capek sayang, pengennya biarin aja maunya apa."
"Yakin mau begitu? , semoga dengan cara yang lo mau. lo bisa tenang juga dia bisa menyerah."
"Iya, mungkin baiknya memang kita terlihat nggak takut."
"Iya kita coba kali ini ya, tapi semua jadi mata-mata gimana?"
"Mata-mata di mana?" tanya Jessica pada Salma
"Mata-mata di tempat Boy, gimana setuju?"
"Kita coba ya!," ucap Kaka juga Mark dan Miran bersamaan
Jessica yang kaget, hanya terdiam tapi Miran mendekat ke Jessica sambil meminta ijin pada Kaka untuk mengobrol sebentar. Miran kini berdua dengan Jessica dan akhirnya berbicara, Miran pun langsung meminta maaf sudah melakukan hal yang salah tapi, Jessica hanya terdiam. Miran pun kaget dengan terdiamnya Jessica lalu, Miran meminta Jessica untuk berbicara.
Namun Jessica masih saja diam, hingga Miran pun memilih untuk pergi dan berkata setidaknya sudah meminta maaf. Tak lama Jessica meminta Miran untuk jangan pergi dan Jessica berkata kalau iya sudah di maafkan karena kejadian yang lalu. Miran senang dan hampir saja memeluk Jessica tapi, Miran sadar kalau Jessica sudah di lamar oleh Kaka.
Tak lama, Kaka juga Mark segera mengambil tugas yang sudah di pikirkan untuk menjadi mata-mata di tempat Boy. Lalu Miran menyusul dan meminta tugas pada Kaka, kaka pun memberikan dan segera berangkat.
"Ok, kita nekat ke markasnya yang telah kita selidiki beberapa hari lalu," ucap Kaka pada Mark juga Miran
Semuanya setuju dan segera memulai menjadi mata-mata, Ternyata masuk ke markasnya tak mudah seperti yang di bayangkan. Di awal masuk di tanya alasan masuk sini dan tahu dari mana di sini di butuhkan orang. Alasan markas di dirikan karena balas dendam dengan orang yang telah membuat bosnya menjadi sedikit gila dan kini sudah membaik tapi, dendam masih saja mendarah daging bagi Boy.
Itulah alasan yang diutarakan oleh anak buah Boy, Mark juga Kaka dan Miran kaget. Lalu niat mereka pun nggak berubah dan segera masuk ke tahap berikutnya. Tahap berikutnya di test menembak, ke tiga body guard Salma lolos malah jd kandidat terbaik tapi, ketiganya sedih saat teringat akan alasan Boy yang di sampaikan oleh anak buahnya.
Tapi, ketiganya berusaha untuk profesional. Tahap selanjutnya adalah berlari. Ketiganya pun lagi-lagi menjadi kandidat terbaik. Lalu terakhir ke tahap menjadi mata-mata, ketiganya pun sekali lagi masih menjadi kandidat terbaik.