Beberapa hari sebelumnya, di saat Safa kloning Whatshap Fabian. Ternyata Fabian melihat kejadiannya di cctv yang tidak jauh dari kamarnya.
Sejak saat itu Fabian juga yang lain berniat hal yang jahat. Safa pun langsung memanggil Fabian dan menolak permintaannya. Fabian pun mendekat dan menarik tangan Safa lalu mengeluarkan pisau lipatnya kemudian mengacungkannya di leher. Safa berteriak dan seketika Mark maju dan berusaha menghentikan, tapi Fabian malah tidak takut untuk menyakiti Safa meskipun hanya goresan yang tak begitu parah. Namun meninggalkan bekas.
Mark yang kesal langsung saja menonjok pipi Fabian begitu kerasnya, Hingga fabian tergolek lemas di lantai. Safa pun meringis kesakitan dan meminta obat pada Salma, Salma pun mulai marah dan menghampiri Fabian lalu berkata "Bilang sama bos lo, yang mati dia atau gue. lihat aja nanti, sana lo pergi sebelum polisi tangkap lo," ucap Salma dengan berapi-api.
"Tangkap! jangan sampai sasaran lolos," ucap komandan pada anak buahnya
"Kamu nggak papa sayang?"
"Nggak papa kok," ucap Salma pada Ibnu
Tak lama Fabian segera di tangkap, tapi entah Fabian yang terlalu gesit atau Polisinya yang terlalu sabar sehingga tidak jadi menangkap Fabian.
sehingga lolos begitu saja Fabian. Salma setidaknya lega nyawanya tidak melayang sia-sia hanya dengan menuruti Fabian.
"Gue berulang kali selalu berbuat salah dengan percaya sama orang yang gue pikir nggak akan begitu sama gue."
"Sudah nggak perlu menyalahkan diri sendiri, justru harus terima kasih sama Safa yang curiga," ucap Ibnu pada Salma
"Curiga? jadi ingat waktu Safa juga curiga saat ada orang lain yang membicarakan gue dengan orang lain."
"Sempet ada kejadian itu dan lo nggak bilang sama gue seorang suami lo?"
"Maaf sayang, soalnya gue nggak mau buat lo cemas."
"Lain kali nggak ada seperti itu lagi, oh ya Safa mana? dia kan terluka,"ucap Ibnu pada lainnya
"Sudah di bawa Mark tadi."
Di klinik, Mark menemani Safa yang diobati. Memeluk erat tangan Safa dan tiba-tiba Mark berkata kalau apa yang di katakan Fabian sebenarnya karena saat akan menterjemahkan Mark sibuk akan sesuatu hal.
"why? what happen with you Mark?" tanya Safa dengan mata berkaca-kaca
"Ah, I am sorry and i don't know why i think fallin in love with you, Safa," ucap Mark dengan menatap mata Safa dengan dalam
"Really? falling in love with me?"
"Yeah, of course."
"So don't do that, stay a live ok."
"I so, sweet."
"Thank you."
Tak lama Salma juga Ibnu sampai di klinik,Salma segera menghampiri Safa yang terluka. Memeluk Safa juga mengucapkan terima kasih pada Safa kemudian, Mark berkata jika dalam bahasa indonesia adalah Mark mau menikahi Safa karena Mark sudah jatuh cinta pada Safa. Safa yang baik, Safa yang lucu juga Safa yang suka ngambek.
Salma juga Ibnu kaget dengan ucapan Mark barusan tapi, tak bisa dipermasalahkan karena mereka berdua saling jatuh cinta. Beberapa menit kemudian, Jessica datang dan memberitahu kalau Fabian tertabrak truk dan meninggal jadi Dubes nggak bisa melacak keberadaan bos mereka di Australia ini.
"Hai kaka? apa kabar?" sapa Jessica yang akhirnya bertemu dengannya lagi setelah sekian lama.
"Hai bu, baik bu. lalu adakah cara lain agar kita tahu siapa bosnya. Oh atau kita lacak beberapa nomor yang ada di gawai Fabian?"
"Oh ide yang bagus Kaka, by the way yuk makan malam bareng," ajak jessica pada Kaka
Kaka yang kaget ajakan Jessica melirik ke Salma dengan tatapan seperti takut. Salma pun langsung berkata "kalau tak apa-apa jika ingin makan malam dengan Jessica, toh sudah lama tak bertemu."
Tak lama Kaka pun merasa lega dan segera menjawab akan menjemput Jessica tapi, jessica menolak dan akan berangkat sendiri jadi bertemu di cafe.
Malam hari pun tiba, Kaka berangkat ke cafe yang telah di pesan oleh Jessica. Sampai di Cafe, Kaka menunggu sekitar 1 menit saja. Jessica yang datang menggunakan baju yang rapi tapi ketat, sehingga lekukan tubuhnya yang langsing dan tinggi terlihat.
"Thank you sudah mau makan malam sama saya ya?" ucap Jessica
"Saya juga mau terima kasih kamu mau ajak saya makan malam, kerjaanmu lancar?" tanya Kaka
"Iya lancar."
"semoga kamu juga lancar ya," timpal jessica
"Sudah berapa lama kamu jomblo?"
"Uhuk...uhuk... aduh jawabnya gimana ya?"
"Kenapa? sudah punya ya?"
"Hmm baru aja putus, sebentar lagi mungkin move on."
"Kok bisa?"
"Ini mau bahas saya aja nih?"
"Mau bahas saya soal apa?" tanya Jessica dengan tatapan dalam pada Kaka
"Kalau kamu sendiri masih jomblo?"
"Baru putus tahun lalu, jadi jomblo sekitar 6 bulan."
"Kenapa putus?"
"Kenapa ya? dia maunya pacaran aja, sementara saya mau yang serius,"jawab Jessica sambil mengambil minuman yang baru saja tiba di hadapannya.
"Terus mau kamu apa?"
"Belum tahu, by the way masih mau pakai aku dan kamu?"
"Oh sudah boleh panggil lo, gue?"
"Ya dari awal."
Mereka berdua pun mengakhiri makan malamnya, apalagi mereka berdua kini sudah mulai akrab. Lama-lama pun mereka berdua sering menghabiskan waktu bersama, hingga Jessica iseng bertanya pada Kaka tentang kedekatan mereka berdua apakah akan berlanjut dengan jelas atau hanya sebagai teman.
Kaka pun hanya terdiam sejenak hingga, Jessica berinisiatif kalau akan memberikan waktu sebulan untuk memikirkannya. lalu Jessica pun memberitaju kalau akan melakukan yang Kaka mau, kaka pun iseng memberitahu kalau inginnya istrinya memakai khimar dan tiba-tiba Jessica menjawab dengan lancar kalau mau memakai khimar atas kesadarannya . Karena cita-cita Jessica memakai khimar ketika sudah menikah. Kaka sumringah mendengar jawaban dari Jessica dan Kaka segera menjawab kalau mau serius menikahi Jessica. Keduanya pun senang dan langsung berencana untuk segera berkenalan dengan keluarga masing-masing.
Di lain tempat, Boy yang dalam masa pemulihan. Ternyata sudah mulai membaik meskipun masih perlu di dampingi tapi, setidaknya tidak perlu preawatan di Rumah Sakit lagi. Anak buah Boy pun berkumpul, mata-mata pun sudah bertambah juga lebih banyak juga menyebar dan dari berbagai kalangan. Makin membuat Boy ambisius membunuh Salma, meskipun anak buahnya jadi taruhannya.
"Sekarang Salma di mana?"
"Di apartemen bos, apakah kita perlu mata-mata di apartemennya?"
"Nggak perlu, kita hanya perlu selidiki Kaka juga Mark. Buat anak buah Ibnu penghianat."
"Saya rasa susah, karena mereka pasti nggak akan mudah percaya akan hal negative."
"Pasti ada cara, Gue pengen Salma segera meninggal agar Ibnu juga gue nggak akan dapatkan yang dia mau."
"Sementara Salma harus tahu dengan menolak gue, dia akan menyesal selama-lamanya."