Setelah kepergian gebetan Kaka, Salma juga Ibnu segera pulang ke rumahnya lalu Salma juga Ibnu masuk ke kamar untuk istirahat.
Di dalam kamar Ibnu sengaja menggoda Salma dengan lagu romantis tapi, Salma yang lelah hanya berdiam hingga ada ketukan jendela yang membuyarkan moment romantis Salma juga Ibnu.
"Siapa itu sayang?"
"Iya siapa ya? kita buka sama-sama ya."
"Takut gue, lo aja lah."
~
Salma juga Ibnu segera melihat ke jendela perlahan -lahan dan mengintip, untung setelah di buka ternyata biji dari pohon tetangga yang jatuh tepat di jendela dan Salma langsung kembali ke kasur cepat-cepat tidur . sementara Ibnu yang tahu maksud Salma segera menyusul ke kasur tapi, Salma yang sudah tertidur pulas segera membungkus dirinya dengan selimut.
"Suami lo yang minta nih, benar nggak mau ngabulin. kata allah dosa lho nggak nurut sama suami,"celetuk Ibnu pada Salma
Tak lama Salma menuruti maunya Ibnu tapi, Salma masih malu-malu sehingga yang terjadi banyak tertawa hingga pagi pun tiba. Pagi hari saat Salma bangun dan mandi juga keramas, ada tamu yang datang dan Salma membukanya lalu yang datang Kaka bersama gebetannya. Dengan sigap Kaka pun langsung mengenalkan gebetannya pada Salma dan kita berempat sarapan pagi. Pagi ini Salma masak ayam geprek lalu, minumannya jus mangga.
"Jadi kamu kerja sebagai guru bahasa indonesia untuk anak SD Ema, terus selain itu apalagi aktifitasmu?"
"Ngajar-ngajar di TK Mbak, Mbak Salma sendiri selain ikut suami ada apa pindah ke Australia?"
"Ema! apaan sih, Mbak nggak usah dengerin Ema. Ema nggak tahu ada apa sama Mbak," celetuk Kaka pada Ema gebetannya.
"Waa tahu soal apa nih Ema, ya takdir bisa di bilang ya," jawab Salma penuh selidik.
"Oh itu mbak, dengar sedikit dari AA' Kaka, oh jadi begitu alasannya kenapa ikut ke Australia."
"Terima kasih juga ya sudah di ijikan ikut ke australia," timpal Ema kemudian
"Iya sama-sama, semoga langeng ya kalian berdua," harapan Salma pada Ema juga Kaka
"Oh ya, ceritain dong awal mula mbak Salma dan Mas-," tanya Ema tiba-tiba
"Gue Ibnu, Salma ajalah yang ceritain. biar sweet."
"Apaan sih sayang, lo juga sweet."
"Ya udah kalau gt gue yang cerita," jawab Ibnu santai
"Dia nih Salma Soeraja, suka sama gue di jaman kuliah secara terang-terangan."
"Kita sahabatan sejak saat itu dan kita terjebak zona nyaman."
"Waa, terus akhirnya dapatin Mbak Salma gimana?"
"Itu panjang banget sampai mempertaruhkan nyawa kita berdua," ucap Ibnu dengan tatapan dalam penuh cinta
"Oh gitu? seru campur penasaran nih saya mbak, maksudnya ada orang ketiga di antara Mbak Salma? mantan ya mbak? waa nggak bisa move on dong ya."
"Ema! apaan sih kamu, sudah selesaikan makan kamu dan saya antarkan kamu pulang. kita bicara nanti," potong Kaka pada Ema dan Ema pun menyelesaikan makan lalu berpamitan pada Salma juga ibnu.
Akhirnya keduanya pulang dan Salma juga ibnu bertanya-tanya apakah maksud Ema karena sangat aneh bagi keduanya. Selesai menjamu keduanya Salma juga Ibnu segera mengurus tempat tinggal untuk di Australia dan segera merapikan barang-barang untuk berangkat ke sana.
Di lain tempat, Kaka juga Ema berantem kecil soal Ema yang buat Kaka lancang juga tak punya sopan santun bagi Kaka.
"Maaf ya kalau jadi kasar dengan apa yang mau gue sampaikan sebentar lagi, Gue nggak suka pertanyaan lo soal majikan gue. lo baru calon istri gue belum jadi calon istri gue."
"Janganlah bersikap seperti itu, mereka sudah baik sama gue yang biasa aja."timpal Kaka yang penuh amarah
"Oh jadi lo maunya gue pura-pura baik kayak lo?"
"kata siapa gue pura -pura baik sama mereka. gue beneran baik sama mereka lagi pula ada masalah apa lo sama mereka?"
"Lo nggak perlu tahu!"
"Siapa lo sebenarnya? turun dari mobil gua lo!"
"Mulai sekarang kita putus! keterlaluan lo sama gue lo," emosi Ema tiba-tiba
"Lihat aja nanti ya, lo bakalan menyesal sudah melukai hati gue."
Kaka makin nggak paham dengan ucapan Ema yang aneh menurut dia, hingga kaka iseng mencari tahu siapa sebenarnya Ema Lista. Karena awal pertemuan Kaka dengan Ema juga terbilang aneh buat Kaka, dia hadir di sidang perdana Boy yang beberapa bulan lalu di adakan pengadilan dan Ema ada di pihak Boy.
"Terima kasih tumpangannya, gue balik dulu," ucap Kaka pada Ema dan Kaka pun menelepon Salma dan Ibnu lalu Kaka segera ke rumahnya.
selama Perjalanan Kaka berpikir ada apa dengan Ema karena aneh juga mencurigakan.
Sampai di rumah Salma juga Ibnu, Kaka antusias sekali saat ingin membahas soal Ema.
"Mbak, saya sama Ema sudah nggak dekat lagi soalnya saya curiga sesuatu dan malah saya teringat sesuatu," ujar Kaka tiba-tiba pada gue.
"Lho kok bisa nggak dekat lagi, kenapa? terus curiga soal apa?"
"Curiga apa dia suruhan orang atau gimana, karena yang paling saya ingat awal bertemu dengannya.
"Saat itu, saya ketemu Ema di pengadilan saat persidangan Boy beberapa bulan lalu."
"Kok bisa? terus kamu selidiki dia?"
"Maaf saya baru sadar sekarang juga baru memberi tau sekarang," ujar Kaka.
"Iya nggak papa kok, terus kenapa bisa ya dia deketin kamu? apa sengaja dan benar emang kamu harus cari tahu siapa sebenarnya Ema," ucap Ibnu pada kaka.
"Iya mas, kalau ada lagi perintah untuk saya, akan saya kerjakan segera."
"Untuk saat ini nggak perlu tapi, kalau menurut kamu mencurigakan selidiki dia terus," pinta Ibnu pada Kaka
~
Esok harinya, perempuan itu bertemu lagi dengan laki-laki yang sama. kali ini entah apa yang di bicarakan. sungguh membuat penasaran juga tak tahu apa yang akan terjadi di masa depan.
Hingga mereka berdua menyebut nama Salma juga Ibnu dengan penuh emosi seperti mereka mengenalnya.
"Kita harus melakukan sesuatu nanti di sana ya," ucap perempuan itu pada laki-laki di hadapannya.
Lalu keduanya menyudahi percakapannya, meskipun begitu keduanya masih membuat misteri untuk Salma juga Ibnu.
Di lain tempat Kaka yang pulang dari rumah Salma, tidak fokus menyetir mobilnya dan hampir saja menabrak mobil di depannya. Sampai Kaka langsung keluar dari mobil dan menghampiri mobil fi depannya untuk minta maaf pada yang menyetir mobilnya.
"Maaf ya, saya lagi banyak pikiran. Ada yang luka?"
"Terima kasih ya, bukannya yang tadi di KBRI Australia ya?"
"Iya bu, saya body guardnya Mbak salma."
"Nggak usah panggil saya Mbak, panggil saja Jessy."
"Jessy? seperti pernah ketemu deh," ucap Kaka pada Jessy
"Oh ya? gue malah lupa."
"Gue Kaka, kalau ada yang luka. lo bisa hubungi gue ya. Sorry gue duluan ya Jess."
"Iya sama-sama, oh gue inget lo dan see you di Australia ya," jawab Jessy pada Kaka sambil Jessy melajukan mobilnya dengan cepat.