Safa yang tidak punya banyak pilihan hanya bisa menuruti mau suami Salma itu. Meskipun begitu Safa berusaha sekuat mungkin bertahan selama tinggal di kamar Kaka yang rapi juga nyaman ini. Kaka yang tinggal di kamar tamu, membuat Ibnu ataupun Salma kaget karena Kaka sama sekali berbeda dengan laki-laki lain yang pernah mereka tahu selama hidup keduanya.
1. Kaka sangat menjaga auratnya, nggak pernah pakai celana pendek ataupun baju pendek. Otomatis salma jadi merasa kagum dengannya
2. Selalu menjaga kebersihan rumah, terlebih kalau pembantu Salma belum datang sebelum jamnya. Kaka yang mengerjakan. Ibnu juga Salma membayangkan Kaka di kamar bawah pasti seperti itu juga.
3.Nggak pernah berisik saat makan.
4. Terakhir adalah idaman para perempuan yang mau suami masa depan di akhirat. Pintar mengaji, sabar juga gagah.
"Kenapa bengong, mikirin apa sih?" tanya Ibnu pada Salma yang terdiam di balkon apartemen
"kepikiran Kaka buat main di web seriesku deh."
"Ngaco kamu, yang jaga kamu siapa kalau kamu nggak syuting atau sibuk yang lain. Nggak ada ya Kaka main web seriesmu. Sudah sana ngapain kek, dari pada mikir kaka main di web seriesmu. Atau pikir sana Safa yang marah-marah terus di ikutin Kaka."
"Biarin aja, Kaka juga sudah agak santai jaga Safa."
Tak lama Safa memanggil nama Salma dan meminta Salma keluar. Terdengar samar kalau Safa mau kost aja karena sungguh kesal dengan keberadaan Kaka yang mengikuti kemana pun berada.
Salma hanya terdiam dan meminta memikirkan lagi akan kemauannya itu karena jika tinggal bersama Salma semua gratis dan jika tinggal kost maka akan bayar. Lagi pula uang yang di butuhkan nggak sedikit, Safa tiba-tiba terdiam dan dia teringat jika kalah lomba beberapa waktu lalu.
"Ok, tapi hanya sementara ya. Kalau memang Sukses besar kalau nggak balik ajalah ke Indonesia."
"Iya boleh juga, Kaka agak perlu santai sedikit saja ya. memangnya sejauh apa memantaunya?" ucap Salma sambil mengobrol di luar ruangan keluarga Salma.
Sementara itu, Ibnu keluar kamar dan pergi lalu Safa memanggil Ibnu lalu saling mengobrol dengan serius. Salma yang melihat keduanya, akhirnya memutuskan menghampiri keduanya. Salma pun bertanya pada Safa ada perlu apa sama suaminya, Safa pun menjawab hanya bertanya mau ke mana dan apakah akan di ikuti oleh Kaka lalu Ibnu menjawab nggak. Safa pun kesal dan langsung ke kamar bawah , Kaka pun mengikuti Safa.
Salma pun mengingatkan Kaka agar agak lebih santai, Kaka pun mengiyakan permintaan Salma lalu Kaka menuju kamar bawah. Sementara itu, Safa kesal ketika ada di dalam kamar dan membanting bantal yang di kasur.
"Harus banget ya gue aja yang di ikutin Kaka 24 jam, gue bukan siapa-siapa mereka. Lagi pula ada apa sih sama mereka berdua, bisa-bisanya hidup dengan di jaga kayak gitu," ucap Safa dengan kesal
"Dari pada kesal, telepon Fabian aja kali ya. Bahas Acting kita untuk syuting nanti sore."
"Halo Fabian kan ini? oh ya ada waktu nggak buat ketemuan ? soalnya biar chemistry kita dapat."
"Oh boleh tapi di tempat kamu aja ya, soalnya tempatku lagi banyak teman."
"Fab, jangan lupa awasin Salma ya," celetuk seseorang di seberang telepon Fabian
Safa tiba-tiba berpikir yang aneh-aneh tapi, terhenti ketika Salma mengetuk pintu kamarnya. Fabian pun segera berbicara jika 5 menit lagi sampai di apartemen Safa. Safa hanya berkata iya dan menutup teleponnya. Salma pun masuk ke kamar Safa dan bertanya sedang apa tapi, Safa meminta Salma duduk di dekatnya karena merasa ada yang aneh dengan fabian.
"Kak, gue jadi memikirkan sesuatu deh?"
"Mikir apa?" tanya Salma pada Safa
"Tadi Gue telepon Fabian dan ada orang yang sebut-sebut" Jangan lupa awasin Kak Salma nanti
"Kira-kira Kak Salma yang di maksud?"
"Salah dengar kali," jelas Salma dengan cepat.
"Mungkin ya."
"Oh ya, Fabian sebentar lagi ke apartemen kakak. Jadi, kakak atau gue yang di depan ?"
"Siapa aja boleh, gue mau makan dulu ya. mendadak lapar tahu."
15 menit kemudian, Fabian datang dan Safa segera membuka pintu apartemen lalu menyuruh masuk ke dalam Apartemen. Tak lama Salma muncul dan menyapa Fabian yang baru datang tapi, Salma malah salfok dengan outfit yang di kenakan oleh Fabian.
Hari ini, Fabian pakai hody juga kupluk lalu pakai sneaker. khas anak muda sekali, Salma langsung terpikirkan cerita berikutnya dan kembali ke ruangannya menulis lalu meminta jangan menggangu Salma selama menulis.
Safa dan Fabian mengobrol lalu mencoba acting, sehingga ketika Salma selesai. Safa juga Fabian masih beracting lalu Salma melihat mereka berdua sangat so sweet.
"Kalian so sweet banget sih, latihan lagi gih biar gue moo terus yang mau nulis."
"Dih, capek tahu kak. Kak laper, pesan makanan ya?"
"Iya boleh tapi, dekat sini ada kok drive tru. pesan aja gih."
"Biar makin bagus chemistry."
"Iya Bu Penulis, di anter sama Kaka?"
"Iyalah, Kaka anterin Safa sama Fabian ya?"
"Hmm maaf Kak Salma! dekat kan yang tempat Kakak maksud, naik motor saya saja Kak."
"Maaf nggak bisa, ayo kaka anter mereka berdua."
"Bu Salma nggak papa di Apartemen sendiri? lebih baik ikut saja, saya pakai mobil Pak Ibnu."
"Tempatnya terlihat dari apartemen ini, tempat ini pasti aman kok."
"Maaf bu, saya nggak bisa menuruti permintaan Bu Salma. Karena saya lebih baik Ibu marahi dari pada menyesal di kemudian hari."
"Aduh, kenapa jadi pengen Kaka masuk di Web series gue deh," ucap Salma dalam hati
"Bu! kok diem, ayo berangkat bu."
"Ah iya, Kaka nggak pengen main web series di ceritaku?"
"Oh, Pak Ibnu sudah cerita ke saya Bu. Kata Pak Ibnu nggak perlu bu dan saya pikir tugas saya sudah cukup padat Bu, kalau main web series nanti yang ada hal penting nggak ke pegang," ucap Kaka sambil melihat Salma dalam
"Aduh, Ibnu sudah duluan."
Tak lama, sang sutradara menelepon Salma dan menanyakan apakah Safa sudah bisa ke tempat syuting karena akan mulai syuting episode 1. Salma kaget dan tak sabar Apalagi ada Kaka yang menurut Salma cocok dengan peran yang Salma hadirkan di episode selanjutnya.
Salma pun langsung berbicara pada Kaka untuk lanjut ke tempat syuting dan memberikan lokasi yang di tujuan. Sampai tempat makan, makanan selesai di pesan dan Salma meminta Safa juga Fabian makan di mobil saja agar cepat syuting. Karena Salma sudah tidak sabar.
Sampai di tempat lokasi, Safa juga Fabian keluar bersamaan membawa aura seorang pasangan yang sudah lama pacaran. Juga terasa seperti aura bintang telah lahir secara tidak langsung.