Fabian yang seperti seketika terpesona dengan Perempuan itu, merasa dag dig dug tak karuan. Seperti lupa apa niat awal mau casting di web series Salma.
Safa tiba-tiba beranjak dan menghampiri Salma lalu berkata kalau suka sama acting Fabian karena terasa nyata juga Safa nggak sabar buat belajar lebih dalam lagi soal acting.
Tak lama Salma melihat gelagat aneh dari kedua anak muda ini. lalu Salma menggoda keduanya, Keduanya pun hanya bisa tersenyum. Sementara Fabian pergi begitu saja tanpa pamit pada Salma atau lainnya, yang lainnya berusaha memaklumi dan kembali ke tugas masing-masing.
Saat perjalanan pulang, Fabian di cegat oleh orang yang mencurigakan tapi Fabian segera sadar ketika orang itu mengingatkan akan tugasnya di kantor PH Web series Salma. Fabian yang hari ini tampak tak suka akan ucapan orang itu, segera pergi dan tak lama Fabian melihat fending machine segera membeli air mineral lalu meminum semuanya tanpa tersisa.
Amarah di wajah Fabian terlihat jelas, sementara itu Safa di asramanya sedang menunggunya. Karena Safa menghilang usai kalahnya dalam pertandingan, lalu safa menjelaskan akan extend di Australia dan Safa menjelaskan kalau dapat tawaran main web series jadi, Safa nggak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Teman-teman Safa kaget juga senang mendengar Safa akan menjadi artis lalu, Safa segera mengemasi barang-barangnya kemudian menelepon Salma.
Salma kaget Safa menelepon sambil berkata bolehkah tinggal selama syuting di Australia. Lalu Salma teringat kalau Safa seorang Atlet yang pertandingan barusan adalah pertandingan terakhirnya. Salma langsung mengiyakan keinginan Safa dan langsung menyuruh Kaka menjemput Safa di Asrama atlit.
Kaka sampai di Asrama tak melihat seorang pun di luar Asrama, lalu Kaka menelepon Safa tapi tak ada jawaban. Kaka pun mencari Safa dengan pelan-pelan tapi masih juga tak melihat yang di cari. Hingga Safa melihat Kaka lalu menepuk bahunya, spontan Kaka menonjok Safa.
Mata Safa bengkak sedikit dan Safa menjadi marah-marah lalu menelepon Salma. Memberitahu kalau nggak mau di jemput Kaka, maunya Salma atau yang lain.
"Ya ampun, kaka kenapa bisa nonjok Safa sih," gumam Salma
"Kak Safa tunggu ya, nggak mau sama Kaka. Kasar dia."
"Iya, sebentar ya. Kaka masih di situ nggak? bisa kasih gawai kamu ke Kaka?"
"Iya, ini Kak Salma mau ngomong sama lo," ucap Safa yang jutek sambil memegang matanya yang bengkak.
"Halo? Kaka kenapa kamu pukul Safa?"
"Maaf Bu, tadi saya cari Mbak Safa tapi, nggak ketemu lalu saya masih cari. Nggak lama ada yang nepuk refleks saya tonjok mbak."
"Aduh, ya sudah kamu pesankan taxi dan kamu ikutin sampai Apartemen saya ya."
"Iya bu, ini Mbak gawainya terima kasih."
"Ya sama-sama, kata Kak Salma saya gimana?"
"Saya carikan taxi ya mbak, nanti saya ikutin Mbak dari belakang agar aman."
"Iya terima kasih, harus banget ya lo gitu ke gue? lo siapanya Kak Salma sih?"
"Maaf ya mbak, saya reflek saja saya Kaka body guard Bu Salma."
"Wow, body guard?"
"Keren banget kak Salma."
5 menit menunggu akhirnya taxi lewat tapi, sopir taxinya malah melihat Kaka dan Safa . Katanya nggak mau anter Safa karena ada Kaka dan mengira Safa juga Kaka sedang berantem. Safa kesal mendengar ucapan sopir taxi memilih tak mau juga naik taxi dia. Menunggu lagi sekitar 1 menit dan Safa langsung berkata jangan tanya apapun selain alamat karena moodnya tak lagi baik.
Tapi, entah kenapa lagi-lagi Sopir taxi ini mengira kalau Safa sedang berantem dan malah menasehatinya agar segera berbaikan lalu tak baik lama-lama bertengkar dengan pacar. Safa makin kesal meminta sang sopir fokus akan menyetir bukannya urusan penumpangnya.
Sekitar 5 menit kemudian sampailah di Apartemen Salma, lalu Sopir taksinya berhenti dan berkata tak perlu membayar karena akan merasa senang jika Safa juga kaka berbaikan menurut sang sopir.
"Come on, don't mad your boy friend!"
"What? make a deal with him and don't fight ok,"
"No, this your money!"
"No, you don't fight with your boy friend and i go away," ucap sopir taxi itu
"Please you don't make me mad Sir."
"Ok, see you sweety," ujar sopir sambil mempercepat laju mobilnya dan Safa semakin kesal pada sang sopir.
Kaka memencet bel Apartemen Salma dan yang keluar Salma. Tak lama Safa langsung memeluk Salma dan kesal dengan kejadian hari ini, Salma yang melihat langsung memeluk kencang lalu menyuruh Kaka pulang saja.
Safa pun di ajak duduk oleh Salma dan Safa langsung menceritakan apa yang di rasakan. Salma mendengar mencoba menahan tawa tapi, karena buat Salma lucu jadinya tertawa lepas.
"Ih Kak Salma jadi ketawa gitu," ujar Safa pada Salma
"Maaf, soalnya kalian di kira pacaran yang lagi ngambek. Sampai-sampai bisa nggak bayar taksi."
"Gara-gara kaka tahu! oh ya, Fabian actingnya bagus ya."
"Ah, dia. dia sudah berulang kali take ulang atau acting ulang tapi, kali ini berjalan lancar. Semoga lancar terus aja."
"Kira-kira dia sudah punya pacar belum ya?"
"Siapa yang lo maksud?"
"Fabian lah kak, masa Kaka?"
"Kalau pun Kaka, nggak papa. cocok kok."
"Apaan sih kak, oh ya kok bisa punya bodyguard?"
"Nanti gue jelasin ya, sekarang istirahat dan kompres matanya ya."
"Iya kak," jawab Safa pada Salma yang ke kamar utama.
Di kamar utama, Ibnu kaget Salma tertawa lalu duduk dan berkata pada Ibnu kalau cast perempuan di web seriesnya akan tinggal di sini selama proses syuting. Ibnu kaget dan nggak setuju karena situasi keamanan Salma yang harus di perketat juga Ibnu yang mulai cemas berlebihan karena Salma ada di tempat umum.
Ibnu pun dengan tegas kalau jangan membawa Safa ke rumah ini, sampai-sampai pertengkaran Ibnu juga Salma sampai keluar kamar dan sampai kaka pun ikut melerai.
"Ada apa ini bu juga pak?"
"Saya nggak mau ada orang lain di apartemen saya, tapi Salma menolak hal itu."
"Bagaimana kalau Mbak Safa tinggal di kamar saya dan saya di kamar tamu? itu pun kalau Mbak safa setuju
"Jelas nggak, ya sudah kalau gitu nanti gue cari cara agar gue nggak ketemu dengan Kaka."
"Ok, setuju dengan ide Kaka dan lo harus di awasi kemana pun yang kamu mau."
"Apa? aduh kan gue nggak mau tinggal di sini."
"Ya sudah sana pulang ke Indonesia kalau nggak mau ikut web series Salma."
"Arghhh pilihan kenapa gitu sih?" ucap Safa pada Ibnu
"Ya hidup adalah pilihan, ya sudah kalau nggak mau."