Chereads / In Pursuit of love / Chapter 10 - bab 10

Chapter 10 - bab 10

Usai Salma di sekap oleh Boy, boy di jaga secara ketat tapi Salma juga Ibnu memutuskan untuk memantau Boy dari jauh.

Kaka body guard Salam juga mengawasi Boy dan orang tuanya. Sementara itu, orang tua Kita berdua bersemangat untuk menyuruh Salma agar pindah ke Australia. Salma pun segera mencari apartment yang bagus juga aman untuk kita berdua.

Mencarinya ternyata nggak gampang juga nggak seperti yang Salma sangka. Hingga Salma tertarik apartment yang dekat dengan KBRI australia, meskipun gue kaget tempatnya biasa saja tapi gue rasa aman tinggal di sana.

Yup Salma pilih di Canberra agar dekat dengan KBRI agar Aman juga, kalau ada apa-apa gue tahu harus berbuat apa. Tak lama kaka juga Ibnu memberi tahu kalau Boy akan di pindah di rumah sakit di luar negeri dan bukan di Australia, mendengar ucapan Ibnu gue menjadi lega. Meskipun harus waspada karena ini bukan untuk yang pertama kalinya.

"Terus kapan kita berangkat ke Australia?"

"Ya begitu visa lo keluar, Kita ya segera berangkat."

"Oh ya, Kaka udah lo urus kan visanya? kan kaka berjasa sama kita," ucap Salma pada Ibnu

"Terima kasih lo sekali lagi dan Saya akan berusaha lebih baik lagi menjadi body guard."

"Iya sama-sama."

Tak lama gawai Kaka berdering dan Salma pertama kali mendengar gawai Kaka berdering lalu Salma menguping sedikit kalau yang sedang menelepon adalah pacar Kaka yang sedang ngambek karena Kaka akan tinggal dengan Salma selama beberapa tahun lamanya.

Salma mendengar pacar Kaka ngambek, Tak lama Salma menggoda Kaka kalau baiknya di ajak nikah saja dari pada pacaran nanti keburu di ambil orang lain. Kaka mendengar ucapan Salma hanya terdiam sambil tersipu malu.

~

"Bisa saja menggodanya, masih gebetan kok," ucap kaka pada Salma

"Ditembak dan di bawa saja ke Australia nanti nikah di indonesia boleh, ya kan sayang kaka boleh nikah kan?"

"Kaka mau nikah? waa padahal mau gue jodohin sama teman gue kerja."

"Siapa teman lo?"

"Lo nggak kenal, teman gue Sebelum gue pindah ke kampus."

"Kalau lo mau sembunyikan apapun dari gue, gue pasti akan tahu. paham!"

"Iya sayang, ya udah yuk Kita pulang dan makan siang di rumah ya," ucap Salma pada Ibnu

Usai menggoda Kaka, Salma juga Ibnu segera pulang untuk makan siang di rumah, sementara di lain tempat ada seorang perempuan yang sedang bertemu dengan laki-laki yang berada di kamar sendiri. Perempuan itu juga laki-laki itu asik mengobrol seperti saling kenal dan di akhir pembicaraan mereka berdua. Perempuan itu menerima sesuatu yang nggak di bungkus kertas aluminium.

Esok paginya, Salma juga Ibnu segera urus ke KBRI Indoneesia untuk ke Australia. lalu beberapa menit kemudian Kaka menyusul dengan mengurus ke Australia. Salma pun menggoda Kaka, karena kenapa nggak mau ajak calonnya saja dan menikah dengannya di Australia tapi, katanya calonnya mau menunggu dan Salma takut-takutin kalau bisa saja calonmu berpaling ke yang lain dan Kaka pun berkata kalau tak jadi masalah. karena kalau bukan jodoh mau bagaimana lagi.

~

"Hihihi, jangan di masukkan hati ya Kaka dan sapa tahu aja dapat gantinya di Australia," goda Salma pada Kaka

"Bisa aja mbak, mana ada yang mau sama saya body guard gini? pasti orang sana maunya sama yang model mas Ibnu. kalem, baik juga ganteng. kalau di amati terus mirip Artis lo mbak."

"Ehem! enak dong di puji sama Kaka, ya kan sayang," goda Salma pada Ibnu.

"Apaan sih, gue biasa aja," ucap Ibnu dengan asik main ponsel

"Kalau lama buka toko buku n cafe, gue kuliah lagi ya," rayu Salma pada Ibnu

"Terserah lo, apa pun yang lo lakuin gue dukung lo."

Sampai di KBRI, Salma langsung mengurus visa juga melihat-lihat yang lain dan tanpa sengaja ketika berjalan menabrak staff KBRI lalu saling mengobrol satu sama lain. Kebetulan yang mengobrol adalah Perempuan, sampai asik mengobrol sampai Salma tidak jadi di panggil oleh staff karena saking asiknya mengobrol.

"Thank you Jessy and see you next time," ujar salma pada jessy staff KBRI

"Thank you very much Salma, semoga bisa ya tinggal permanet di AUSTRALIA."

"Amiin, sayang gimana udah punya gue?"

"Sudah dan lo tahu? cepet seperti ini setelah staff tahu lo ngobrol akrab sama dia?" ucap Ibnu yang menunjuk ke jessy.

"Jessy? kok bisa? dia siapa emangnya?" tanya gue sambil lihat jessy di dalam tapi gue nggak tahu jessy di ruangan mana.

"Dia itu anak wakil KBRI Australia,"jawab Ibnu pelan-pelan

"Serius lo? aduh gue bahas macam-macam malu tahu."

"Tapi cantik ya mbak," celetuk Kaka tiba-tiba

"Oh lupa sama gebetan lo nih ceritanya?" goda Ibnu pada kaka

"Ah mbak, mas, bisa saja. kita pulang atau kemana ini?"

"Pulang sajalah ya atau gimana?"

"Jalan-jalan sebentar ya, atau kita wisata kuliner ya," pinta Salma pada Ibnu

"Hmm kalau belanja baju gimana?"

"Baju buat 4 musim ya? ya allah bakalan seru ya coba 4 musim."

"Nggak enak tahu! , lebih enak indonesia 2 musim saja."

"Oh gitu, ya udah yuk beli. Kaka juga beli ya. awas nggak beli, gue timpuk nanti," pinta Salma antusias

"Ide bagus tuh sayang."

Akhirnya gue juga yang lain memutuskan membeli baju untuk 4 musim dan sesekali mengoda kaka agar mendekati jessy melihat kedekatan Salma dengannya. Tapi, Kaka malah tersipu malu dan akan merasa mimpi ketingian kalau bisa mendapatkan jessy. Salma yang makin gemas, penasaran lebih dalam dengan Kaka. Asik mengobrol pun sampai tak terasa sudah sore dan tak terasa Salma juga Ibnu semakin akrab dengan Kaka dan sudah seperti adek kakak saja.

~

Kita berdua pun senang karena bisa akrab dengan kaka yang memiliki kepribadian yang baik juga menyenangkan. Hingga sampai di rumah kita, Kaka masih saja terlihat malu-malu sampai tak sengaja Salma bertemu perempuan yang manis juga terlihat polos berdiri di depan rumah kita.

Tak lama Kaka berkata kalau perempuan itu gebetanya dan kaka kaget dengan kedatanganya lalu kaka segera turun dari mobil lalu Salma juga Ibnu langsung masuk ke dalam rumah.

"Ada apa ke rumah majikan?"

"Maaf ya, kalau saya seperti anak kecil. setelah saya pikir-pikir saya mau nikah sama kamu di Australia."

"Itu pun kalau kamu masih mau sama saya."

"Kasih saya waktu ya, soalnya saya tadinya tidak jadi menikah."

"Iya, kapan berangkatnya ke Australia?"

"Secepatnya, mungkin dalam minggu ini."

"Saya pun sudah urus visa juga yang lain-lain jauh-jauh hari sebenarnya jadi tinggal berangkat."

"Lho kok nggak bilang,"jawab Kaka tiba-tiba