Salma yang masih shock akan paket yang berada di rumah, terus saja menangis histeris dan terus saja meminta Ibnu untuk segera melajukan mobilnya. salma sudah benar-benar tak sabar.
sampai di rumah sakit, salma juga Ibnu langsung ke resepsionis menanyakan psikater yang praktek untuk Hari ini
resepsionis pun menjawab kalau untuk Hari ini prakteknya malam jam 7 tapi, harus daftar dari sore jam 3 nanti. salma kaget juga tak percaya bisa begini. Hingga salma memikirkan ulang niatnya itu atau pergi ke psikolog saja agar lebih baik.
tapi, salma mulai sadar kalau yang di butuhkan Psikiater. karena lebih detail juga salma rasa sudah hampir depresi. Akhirnya, salma memutuskan untuk kembali saja nanti sore ke RS dan saat kembali tak sengaja salma menabrak seorang laki-laki tua. tapi Tak terlalu tua sekitar 40 th nan.
~
"Maaf ya dok?"
"iya, sebentar seperti pernah kenal ya?"
"oh ya? siapa ya?"
"temennya boy kan?"
"iya dan dokter siapa ya?"
"Saya orang tua boy, Kita pernah ketemu waktu boy pergi sama kamu."
"Sa-ya nggak ingat dok, oh ya Saya duluan ya."
"mau kemana buru-buru?"
Tak lama kedua body guard sampai di rumah sakit dan langsung menghampiri salma juga Ibnu. tapi, tak berselang lama dokter itu memperhatikan salah satu body guard salma dan mengatakan kalau body guard itu boy.
sontak saja salma juga Ibnu kaget dan dokter itu langsung memarahi boy. kemudian meminta boy ikut dengan Dokter itu.
salma makin histeris lalu pingsan di rumah sakit ini.
30 menit kemudian, salma terbangun dari pingsannya dan histeris lagi hingga suster memberikan obat penenang agar salma merasakan lebih baik.
Di lain tempat, boy habis-habisan di ceramahi oleh Ayahnya karena kenapa menjadi body guard gadungan juga apa alasannya menjadi body guard gadugan . tapi Boy tak mau mendengarkannya dan membawa boy pergi dari rumah sakit agar jauh-jauh dari salma.
"Ya Allah ternyata gue di dekat dia," tangis salma sambil menutup wajahnya
"Maafin gue ya sal, gue nggak benar-benar jagain lo."
"gue bodoh banget sal, maafin gue ya."
"Kita berdua yang bodoh, sampai bisa dia di dekat Kita."
"maafin gue ya."
"maaf Pak, bu? ada yang mau menemui Kalian berdua."
"siapa? bukan dia kan?"
"bukan ta-pi."
"Saya! ijinkan Saya masuk ya."
"dokter? silakan masuk dokter."
"boy anak Saya sudah menceritakan semuanya dan Saya mau mengucapkan maaf pada Kalian berdua karena boy sudah ganggu Kalian berdua."
"sebenarnya boy memendam suka sama kamu salma, tapi tak berani mengutarakannya sehingga dia pun nekat melakukan hal gila ini."
"di tambah ini belum apa-apanya, dia menyimpan begitu banyak foto kamu di rumah juga membuat poster kamu."
"dan yang Saya dengar juga kalau boy sampai membuat undangan pernikahan antara boy juga salma."
"iya dok,lalu apa rencana dokter soal boy?" tanya Ibnu pada dokter yang juga ayah boy
"Saya akan rawat dia dulu dan pantau dia.kalau sudah di ambang parah, Saya akan melakukan tindakan."
"sekali lagi Saya mohon maaf ya."
Hari H pun telah tiba, salma juga Ibnu bersiap untuk ijab kabul tapi tiba-tiba Ibnu menerima telepon dan Kita semua menunggu Ibnu lama sekali hingga ada teriakan dari pembantu rumah Ibnu kalau Ibnu bertengkar dengan seseorang di lantai 2.
~
Salma langsung melepas sepatu hak tingginya dan berlari sebisa mungkin lalu berusaha melerai keduanya. tapi malah salma yang terluka karena tusukan yang berusaha di arahkan untuk Ibnu. Darah perlahan keluar hingga keluar dengan derasnya dari perut salma, Ibnu melihat darah salma di perut juga di tangannya berteriak kencang mengucapkan tidak. sementara boy mundur perlahan sambil shock dan menangis terduduk. selanjutnya Ibnu membawa salma ke rumah sakit dengan membawa mobilnya.
Sampai di rumah sakit, salma langsung di bawa ke UGD. sementara Ibnu menyeret boy ke basement dan keduanya beradu argument juga saling menyalahkan hingga akhirnya Ibnu tidak tahan lalu memukuli boy sekuat tenaga dan terluka cukup parah keduanya.
Sampai akhirnya keduanya saling mengajak pergi ke cafe untuk mengobrol, di cafe semua pelanggan melihat mereka berdua dengan luka yang cukup parah. beberapa orang mencoba menolong mereka berdua tapi keduanya menolak secara halus.
"lo udah nggak sehat boy, udahlah sadar salma calon istri gue."
"nggak bisa, itu berlaku buat lo tapi nggak sama gue."
"lo yang udah rebut salma dari gue, jadi lo Aja yang pergi dan itu lebih baik."
"Gue yang pergi? yang udah tusuk salma lo. jadi lo yang pergi. lo udah obsesi sama salma dan itu salah," ketus Ibnu pada boy
Tak berselang lama,orang tua boy datang bersama dokter kejiwaan beserta perawat laki-laki yang siap membawa boy untuk berobat.
~
Begitu boy di bawa orang tuanya, orang tua boy sekali lagi meminta maaf pada Ibnu telah membuat kacau pernikahan antara Ibnu dengan salma.
"Saya kecewa pada anak dokter, sekarang salma harus terluka. pernikahan Saya tertunda. sementara Saya harus segera ke Australia untuk kerja."
"Saya harap begitu boy sembuh, boy harus di penjara dok. baik dokter suka atau tidak suka."
"kalau gitu, Saya pergi dulu ya dok."
"sekali lagi Saya minta maaf ya."
"Maaf Saya harus ke rumah sakit."
Dalam perjalanan, Ibnu tergiang salma yang berlari untuk melerai Ibnu juga boy tapi boy Tak mau melepas pisau yang telah di pegang olehnya sehingga salma nekat melerai dan terkena pisau itu. Ibnu teriak dan tak terima akan hal itu sehingga memberhentikan mobilnya secara perlahan lalu menepi.
menangis sesengukan Ibnu di pinggir jalan, sampai gawai Ibnu berdering. di layar tertera ibu salma, segera Ibnu angkat dan ibu Salma mengatakan kalau salma belum juga sadar dan meminta Ibnu segera ke rumah sakit.
Ibnu yang segera ke rumah sakit sambil berusaha tidak menangis, mengambil kacamata hitam lalu menyetir mobilnya dengan kecepatan sedang.
sampai di rumah sakit, Ibnu berusaha untuk sedikit tersenyum agar ibu salma tidak ikut sedih.
"Ma?, mama pulang aja ya? biar Saya yang jaga salma ya," pinta Ibnu pada orang tua salma
"sebentar lagi ya, mama mau jadi orang pertama yang lihat salma sadar."
"ok ma, tapi kalau pun salma sadar. nanti Ibnu akan kasih tahu mama segera mungkin."
"iya."
orang tua salma juga Ibnu menunggu salma di rumah sakit dan Tak lama ada saudara dari keluarga ayah salma yang datang lalu memaki Ibnu karena kecerobohan Ibnu sehingga salma harus berkorban di dalam sana.
Ibnu panas mendengar hal itu dan berusaha menutup telinganya akan hal menyakitkan itu.
lalu mereka pergi sambil berbisik, semoga salma sadar kalau calon suaminya ini nggak pantas bersanding dengannya.