Chereads / OUR JOURNEY / Chapter 20 - Bab 19

Chapter 20 - Bab 19

"Gimana perkembangan hubungan Lo sama Nayara?" Tanya Bastian kepada William. Kini keduanya sedang berada di kafe dekat sekolah.

"Gatahu ga jelas," jawab William.

"Ga jelas gimana? Jangan-jangan Nayara jadian sama Jesse?" Tanya Bastian.

"Yups! Mereka jadian. Dan sekarang Gue bener-bener ga penting bagi Nayara," kata William tersenyum paksa.

"Lo mah memang ga pernah penting bagi Nayara," kata Bastian sambil tertawa.

"Ye sialan Lo maimunah!" Kata William geram.

"Lo tahu gak?" Kata Bastian sambil menatap ke langit-langit kafe.

"Ya gak lah orang belum Lo kasih tahu," kata William membuat Bastian kembali duduk tegap.

"Makanya Gue kasih tahu sekarang! Jesse pacaran sama Nayara ga tulus," kata Bastian.

"Gue udah tahu kok kalo Jesse cuma main-main," jawab William membuat Bastian kesal.

"Yaudah kalo Lo tahu ngapa diem? Kasih tahu sekarang," kata Bastian geram.

"Tunggu aja sampai Jesse nyakitin Nayara dan Gue bakal jadi rumah ternyaman untuk Nayara," jawab William membuat Bastian bingung.

"Maksud Lo apaan sih? Lagi bahas Nayara tiba-tiba jadi rumah," kata Bastian sambil menggaruk belakang lehernya.

"Tunggu, Gue suruh Lo nunggu dan ngeliat!" Kata William lalu bangkit dari kursinya.

"Woy kemana Lo? Ini minuman belum bayar woy!"

William hanya melambaikan tangannya dan tetap berjalan keluar kafe. Bastian akhirnya dengan terpaksa membayar semua tagihan mereka.

****

Nayara dan Jesse hari ini melakukan kencan pertama mereka disebuah taman hiburan. Nayara dan Jesse berjalan bersebelahan dan saling memegang tangan masing-masing. Keduanya begitu tampak romantis dan serasi.

Bugh!

"Eh maaf maaf ga sengaja ga sengaja," kata seseorang yang tidak lain adalah Tiara yang sedang kencan bersama Reihan.

"Loh Tiara? Reihan? Ngapain kalian berdua disini?" Tanya Nayara kaget.

"Kalian couple kan?" Tanya Jesse sambil merangkul pundak Nayara.

"Sebenernya udah dari camping itu sih tapi kita masih rahasiain," jawab Tiara salting.

"Gimana kalo kita double date?" Cetus Reihan. Nayara dan Jesse menyetujui ajakan Reihan.

"Ide bagus!"

Mereka menaiki wahana-wahana seru tanpa henti. Mulai dari roller coaster, komedi putar, permainan lempar balon dan lain-lain. Hingga tak terasa langit semakin gelap. Pasangan itu memutuskan untuk berpisah.

"Nay Gue balik duluan ya bye-bye," kata Tiara lalu naik kedalam taxi yang sudah mereka pesan.

"Hm hati-hati," jawab Nayara sambil melambaikan tangannya.

"Sekarang kita mau kemana lagi, Sayang?" Tanya Jesse kepada Nayara yang bengong karena panggilan 'sayang' dari Jesse.

Ini bukan kali pertama Nayara pacaran namun sensasi yang Ia rasakan benar-benar berbeda dari sebelumnya.

"Hei Sayang kok diem sih? Hayo salting," kata Jesse dengan tawa mengejek.

"Ih apaan sih," bugh! Nayara memukul dada Jesse membuat Jesse meringis. Pukulan yang diberi Nayara begitu kuat.

"Astaga terlalu keras ya? Maaf maaf," kata Nayara. Tanpa aba-aba Jesse langsung menarik pinggang Nayara lalu menarik tengkuknya dan mencium bibir Nayara.

Nayara begitu hanyut dalam ciuman lembut Jesse hingga suara klakson mobil yang akan lewat membuyarkan lamunan mereka.

"Ciuman malah di parkiran. Ck! Ck! Anak muda zaman sekarang," kata supir yang membawa mobil itu.

Nayara dan jesse hanya bisa tertawa mendengar omelan dari sang supir. Mereka akhirnya pergi dari taman hiburan itu dan berjalan ke terminal bus.

"Babe, menurut kamu Jesse tulus gak sama Nayara?" Tanya Tiara kepada Reihan.

"Gatahu lah kan Nayara yang pacaran," kata Reihan sambil mengelus-elus rambut Tiara.

"Kenapa nanya gitu?" Lanjutnya.

"Nggak, temen-temen bilangnya Jesse ga tulus sama Nayara jadi aku sedikit khawatir kalo nanti Nayara di apa-apain," kata Tiara menjatuhkan bibirnya.

"Ga boleh berpikiran kaya gitu. Do'ain aja mereka yang terbaik ya?" Tiara lalu mengangguk dan memejamkan mata di pelukan hangat Reihan.

"Kayaknya bus nya telat deh," kata Nayara yang masih setia menunggu bus bersama Jesse.

"Nay, bus terakhir udah tadi, jam 21.00," kata Jesse sambil membaca papan pengumuman.

"Ha?" Nayara mendekat ke arah Jesse dan berdiri disampingnya.

"Yah gimana dong? rumah kamu jauh kan dari sini?" Kata Jesse.

"Lumayan sih tapi aku bisa nelpon kakak aku," Nayara hendak mengambil ponselnya namun ditahan Jesse.

"Aku yang bawa kamu keluar aku juga yang harus bawa kamu pulang. Aku anter gapapa," kata Jesse lalu menggenggam tangan Nayara.

Mereka berdua berjalan dibawah sinar rembulan dan diatas jalan yang sepi. Waktu sudah menunjukan pukul 23.00 wajar saja sudah tidak ada orang yang bepergian kecuali mahluk halus maybe. Nayara merasakan hangatnya tangan Jesse menggenggam erat tangannya.

"Dih senyum-senyum hayo kenapa?" Kata Jesse menggoda Nayara.

"Gak ada kok!" Elak Nayara sambil memalingkan wajahnya.

"Pasti jatuh cinta sama aku ya? Hayo ngaku," Jesse tetap menggoda Nayara hingga Nayara kesal. Gadis itu melepaskan genggaman tangannya dan berjalan mendahului Jesse.

"Hei jangan ngambek dong," kata Jesse berusaha mengejar Nayara yang semakin mempercepat jalannya.

"Awas didepan ada zombie," kata Jesse. Seketika Nayara memutar tubuhnya dan menunggu Jesse. Membiarkan Jesse memeluk erat tubuhnya.

"Pacarku yang manis ternyata takut sama zombie yah? Utututu," kata Jesse.

"Udah ah jalan jangan banyak bercanda udah malem," kata Nayara lalu diangguki Jesse.

Mereka akhirnya berjalan dalam diam. Menikmati kehangatan dimalam yang dingin ini. Jesse terus saja melihat sandal wedges yang terlihat cantik dikaki Nayara hingga tak sadar didepannya ada sebuah tiang. Hal hasil Jesse menabrakkan tubuhnya dan melukai kepalanya akibat benturan yang keras.

"Jesse kamu gapapa?" Tanya Nayara panik.

"Aduhh sakit," kata Jesse.

Nayara lalu membawa Jesse ke sebuah mini market dekat sana lalu membeli beberapa es batu dan plaster.

"Masih sakit?" Tanya Nayara yang sudah selesai memasang plaster di kening Jesse.

"Masih sakit banget," kata Jesse dengan puppy eyes nya.

"Sakit sakit pergilah!" Kata Nayara sambil berlagak seperti penyihir.

"Wah udah gak sakit makasih ibu peri, sayang deh," kata Jesse sambil memeluk Nayara.

"Kenapa bisa nabrak tiang tadi?" Tanya Nayara.

"Gara-gara ngelihatin sepatu kamu, bagus," jawab Jesse.

"Gara-gara sandal aku maksudnya? Oh ini sandal favorit aku sih nyaman," kata Nayara sambil menunjuk sandal miliknya.

"Omong-omong kamu bisa pake higheels?" Tanya Jesse.

"Bisa lah! Tapi jarang banget kalau ke pertemuan besar kaya ketemu sama partnernya papa baru pake higheels," kata Nayara.

"Ayo kita lanjut udah mau malem," kata Nayara lalu berdiri.

"Bukan malem lagi ini, udah hampir pagi."

Mereka melanjutkan perjalanan mereka yang bisa terbilang masih sangat jauh untuk sampai di rumah Nayara.

"Hayo abis dari mana?" Tanya Nathan kepada adiknya yang baru saja sampai.

"Astaga bikin kaget aja! Kepo deh lu!" Kata Nayara lalu segera masuk kedalam rumahnya.

Nathan mengikuti langkah cepat Nayara yang masuk ke dalam kamarnya.

"Btw pacar baru lo itu Jesse ya?" Tanya Nathan yang merebahkan tubuhnya diatas kasur Nayara.

"Hmm," jawab Nayara sambil membersihkan wajahnya dari make up.

"Putusin deh mendingan," kata Nathan membuat Nayara mengerutkan dahinya.

"Apa-apaan nyuruh putus?" Tanya Nayara.

"Ck! Mending sama William aja gue setuju kalo lo pacarin William," jawab Nathan.

"Gue gasuka William dan asal lo tahu! William suka sama Gisel bukan gue! Dibilangin juga!" Kata Nayara.

"Belum tidur kalian?" Tanya Nicholas yang ikut bergabung dengan mereka berdua.

"Udah ini lo lagi ada didalam mimpi kita," sewot Nathan.

"Baru pulang Nay?" Tanya Nicholas dengan tatapan tajamnya.

"Ng anu tadi hmm apa itu ketinggalan bus," jawab Nayara panik.

"Terus pulang naik taxi atau jalan kaki? Sendiri atau ditemenin? Kemana aja tadi?" Nicholas membebani Nayara dengan berbagai macam pertanyaan.

"Pulangnya tadi jalan kaki ditemenin sampai gerbang terus tadi ke taman hiburan disana," kata Nayara gelagapan.

"Bagus gak kalau cewek keluar malem?" Tanya Nicholas masih dengan tatapan tajamnya.

Nathan yang sudah merinding dengan kelakuan Nicholas mencoba untuk keluar dari kamar Nayara.

"Lo mau kemana? Diem dulu," kata Nicholas. Mau tidak mau Nathan kembali duduk diujung kasur Nayara.

"Nay kenapa diem?" Kata Nicholas menyadarkan Nayara.

"Ha? Gak baik kak. Tadi juga rencana pulang nya jam 9 tapi gara-gara ketinggalan bus jadi lama kak, serius," kata Nayara memelas.

"Kan bisa telpon kakak kenapa harus jalan kaya gitu? Atau gak bisa mesen taxi online kan? Jangan bilang pacar kamu ga mau," kata Nicholas panjang lebar.

"HP kita berdua low bat kak serius nih liat," kata Nayara sambil menyerahkan Handphonenya.

"Huh, kamu udah gede ya sekarang udah bisa atur hidup kamu sendiri," kata Nicholas lalu keluar dari kamar Nayara.

"Ga gitu kak," Nayara mencoba mengejar Nicholas namun ditahan Nathan.

"Lo yang salah, besok minta maaf terus jelasin semuanya. Niko cuma khawatir," kata Nathan lalu diangguki Nayara.

"Sekarang tidur." Nathan pun menyusul Nicholas yang pergi ke taman belakang.

"Serem amat lu marah," kata Nathan yang ikut duduk disamping Nicholas.

"Kalau gak serem nanti Nayara malah nganggep becanda Gue marah," kata Nicholas.

"Jangan larang Nayara pacaran sama Jesse," kata Nicholas mengagetkan Nathan.

"Ga bisa gila! Jesse berandalan kaya Gue! Gabisa Gue ngebiarin adik Gue pacaran sama manusia kaya gitu!" Kata Nathan.

"Biarin aja dia ngerasain sakit hati toh juga Lo gatau perasaan Jesse kan? Gimana kalo Jesse bener-bener sayang sama Nayara?" Kata Nicholas.

"Bener juga ya? Okeh Gue bakal biarin dia," Nathan dan Nicholas akhirnya menghabiskan malam mengobrol santai di taman belakang.