Kini Nicholas sudah berada didepan rumah sederhana. Di kanan kiri rumah itu terdapat beberapa pohon cemara menjulang tinggi. Nicholas lalu meraih ponselnya dan menelfon seseorang. Tak lama kemudian Raya keluar dari dalam rumahnya dan menghampiri Nicholas.
"Nunggu lama ya Nik?" Tanya Raya yang saat ini sudah ada didepan Nicholas.
"Nggak baru aja nyampe naik yuk?" Nicholas lalu membukakan pintu mobil untuk Raya dan berlari ke kursi pengemudi.
"Hari ini kita mau kemana?" Tanya Nicholas kepada Raya.
"Terserah deh," jawab Raya.
"Lah kok terserah sih? Muter-muter aja gimana?" Tanya Nicholas dan diangguki Raya.
Sudah hampir sejam keduanya hanya berdiam diri. Raya sibuk bertengkar dengan pikirannya begitupun dengan Nicholas. Hingga akhirnya Raya memberanikan diri untuk memulai percakapan.
"Oh iya Gue tadi ditelfon sama pak Arya katanya besok kita disuruh besok ng," kata Raya bingung.
Pertama kali dirinya merasa gugup saat berbicara dengan Nicholas.
"Disuruh apa besok sama pak Arya?" Tanya Nicholas masih fokus menatap lurus jalanan.
"Disuruh beresin kelas untuk ujian," jawab Raya panik.
Raya berusaha menteralkan nafasnya dan memulai percakapan dengan topik baru.
"Lo udah tahu kalo Nathan sama Freya jadian?" Tanya Raya.
"Serius kamu?" Tanya Nicholas.
Jantung Raya berdegub kencang kala Nicholas memanggilnya dengan sebutan 'kamu'.
"I-iya Freya yang cerita. Katanya Freya eh Nathan diselingkuhin sama Bella," jawab Raya.
"Mau drive thru gak? Kita ke KFC sekarang," kata Nicholas dan diangguki oleh Raya. Nicholas lalu mengarahkan mobilnya ke KFC.
Nicholas dan Raya kini sedang menikmati pemandangan sebuah danau dari dalam mobil mereka. Melahap ayam crispy yang tadi mereka beli.
"Sayang," panggil Nicholas.
Raya langsung menoleh kearah Nicholas yang memajukan bibirnya. Terlihat ada saus diujung bibir Nicholas. Raya segera mengambil tissue dan mengelap bibir Nicholas. Namun Nicholas malah menunjukan wajah masamnya.
"Kenapa mukanya gitu? Apa?" Tanya Raya masih tidak peka.
"Ish kamu mah! Lap nya jangan pake tisu!" Kata Nicholas.
"Terus pake apa?" Tanya Raya yang masih belum mengerti juga.
"Gajadi gausah!" Kata Nicholas.
"Lu kalo marah gini gemoy banget sih astaga pacar siapa sih Lo?" Kata Raya sambil melihat Nicholas.
"Panggil pake aku kamu dong Babe masak Gue Elo," protes Nicholas.
"Yaudah kalo I U mau gak?" Tanya Raya.
"Dikira artis kpop ayu," Nicholas saat ini sudah mengalihkan pandangannya dari Raya.
"Babe coba hadap sini," Raya mengarahkan wajah Nicholas untuk menatapnya. Wajah Nicholas sudah menghadap Raya namun matanya masih fokus kepada burger yang Ia pegang.
Cup!
Satu kecupan di pipi Nicholas membuat laki-laki itu memerah. Nicholas berusaha menahan senyumnya dan menutup wajahnya.
"Astaga Babe omo omo jantungku dugun-dugun!!!" Heboh Nicholas.
"Ih Babe jan lebay deh! Baru juga pipinya belum.,"
Cup!
Kini giliran Nicholas yang mencium bibir Raya.
"Astaga Babe omo omo jantungku debar-debar," kata Raya mengikuti cara bicara Nicholas.
Mereka berdua pun tertawa bersama sambil menatap satu sama lain. Nicholas meraih badan Raya lalu memeluknya erat.
"Makasih banget udah mau pacaran sama aku," kata Nicholas sambil mengusap kepala Raya lembut.
"Kenapa kamu gak nembak aku kalo gitu?" Tanya Raya sambil mendongak menatap Nicholas.
"Kan nunggu biar kamu yang nembak," jawab nicholas.
"Idihh gak gentle banget jadi cowok!" Kata Raya.
"Iya tahu aku ga gentle! Kan masih gentle an siapa itu? Si juki siapa sih?" Kata Nicholas melepaskan pelukannya.
"Suka banget ngambek ya? Yaudah aku juga ngambek!"
Dan berakhirlah kedua sejoli itu saling diam karena sama-sama gengsi.
****
"Lah kok sepi amat ni rumah?" Tanya Nayara pada dirinya.
Nayara lalu memutuskan untuk mandi dan merapikan kamarnya. Nayara juga memesan makanan untuknya dan kedua kakaknya.
"Kak Niko kak Nathan ayo makan!!" Teriak Nayara namun tak ada jawaban.
"Seriusan mereka berdua lagi keluar nih pasti. Gue di tinggalin kebiasaan!" Nayara lalu makan sendiri dimeja makan.
Ditemani oleh alunan musik yang menenangkan. Nayara perlahan-lahan menghabiskan satu porsi mie ayamnya. Terdengar suara bel di gerbang membuat Nayara harus bangkit dari tempat nyamannya dan membukakan pintu untuk si tamu.
"Astaga Mbak Andra sama Kanaya. Kenapa Mbak?" Tanya Nayara lalu membukakan gerbang.
"Nyari satpam gih sana. Setiap dateng mesti nunggu lama dulu," protes mbak Andra.
"Mama sama papa gamau Mbak, katanya biarin kita bertiga dirumah sendiri," jawab Nayara.
Mereka lalu duduk dimeja makan atas keinginan mbak Andra. Mbak Andra kemudian mengeluarkan sekotak bolu dari tasnya.
"Apa ini Mbak?" Tanya Nayara.
"Bolu, Mbak tahu kamu ditinggal kakak-kakak kamu kan?" Tanya mbak Andra.
Keluarga Bang Jay dan keluarga Nayara sangat akrab. Tidak jarang Kanaya dititipkan dengan tiga saudara itu jika Mbak Andra akan cek kandungan. Serta tidak jarang juga ketiga saudara itu meminta batuan bang Jay atau mbak Andra.
"Mbak mah tahu mulu kalo Naya lagi pingin beginian nih," kata Nayara sambil melahap bolunya.
"Emang kemana kakak kamu?" Tanya mbak Andra.
"Gatahu deh tu. Biasanya kak Niko ga pernah keluar maghrib-maghrib gini," jawab Nayara.
"Oh iya btw kamu udah baikan sama Nicholas? Eh Kanaya duduk sini makan," kata Mbak Andra sambil memangku Kanaya.
"Belum Mbak. Sumpah kak Niko susah banget buat ditemuin akhir-akhir ini. Kadang ngunci pintu lagi biar Naya ga bisa masuk kamarnya," jawab Nayara.
"Mbak saranin kamu turutin kemauan Nicholas deh Nay, siapa tahu dia luluh," saran mbak Andra.
"Naya gabisa Mbak. Masak Naya disuruh putus sama pacar Naya kan ga mungkin," kata Nayara murung.
"Emang pacar kamu kenapa sih sampe-sampe Jay, Nicholas, sama Nathan nentang banget? Kamu pernah diapain sama dia?" Tanya mbak Andra bingung.
"Kayaknya pacar Naya pernah punya masalah deh sama kak Nathan. Jadinya punya kesan yang buruk gitu," jawab Nayara.
"Tapi Naya belum pernah diapa-apain sama dia Mbak. Malah menurut Naya dia tulus banget. Ini menurut Naya ya Mbak menurut Naya kan gatahu menurut Mbak sama yang lain," sambung Nayara.
"Hadeh rumit banget jadi kamu perasaan. Semangat ya," kata mbak Andra.
"Oh iya Mbak Naya mau main ke kafe Mbak boleh? Bosen banget dirumah, sekalian belajar juga hehe," kata Nayara lalu diangguki mbak Andra.
"Boleh banget sekalian nih jagain Kanaya," kata mbak Andra.
"Kan Naya mau belajar masak disuruh jagain bayi sih," protes Nayara.
"Gamau gausah!" Ancam mbak Andra.
Mau tidak mau Nayara langsung berlari kekamarnya dan menyiapkan semua buku pelajarannya. Ia segera turun dan pergi ke kafe milik mbak Andra.
****
"Kiri bego! Ngapain ke kanan Lo? Kalah kan jadinya!" Omel William kepada Bastian.
Kini William dan Bastian sedang berada di warnet. Mereka ingin memainkan beberapa game dan sekalian mengobrol juga.
"Gue kan udah bilang ini pertama kalinya Gue main ginian! Pelan-pelan dong ngajarin!" Kata Bastian ngegas.
"Ck! Udahan kuyy? Kita makan dulu dibawah," kata Bastian dan disetujui William.
Mereka memilih duduk di salah satu bangku. Bastian segera mengangkat tangannya dan siap memesan.
"Lo mau apa? Kalo Gue burger sama kentang goreng," kata Bastian.
"Samain deh," jawab William.
Pelayan itu mengulang sekali lagi pesanan mereka dan meninggalkan meja mereka.
"Kayanya Jesse bener-bener tulus deh Bas sama Nayara," kata William tiba-tiba.
"Iya Gue juga lihat dari cara dia nyayangin Nayara. Lo mau mundur?" Tanya Bastian.
"Kayaknya iya deh. Gue gamau jadi orang ketiga diantara mereka. Gue gamau jadi orang yang ngebuat Nayara sakit," kata William.
"Ini nih kalo Gue jadi Lo, Gue bakal nungguin sampe Nayara putus. Itupun kalo Gue kuat," kata Bastian.
"Dan ya pastinya perlu perjuangan banget. Kaya sekarang Gue harus nunggu Gisel baik lagi ke Gue dan itu sangatlah tidak mudah," sambungnya.
"Bagus juga cara Lo. Tapi Gue gabisa nunggu kaya Lo, Gue benci banget sama kegiatan nunggu buang-buang waktu," jawab William.
"Kalo dilihat-lihat nih kayanya Lo sama Nayara bakal jodoh deh fiks," kata Bastian sambil menatap William naik turun.
"Doain aja Bas," kata William diiringi gelak tawa.
Makanan mereka pun sampai dan mereka melahap makanan mereka dalam diam. Hingga William kaget karena ada seseorang yang memeluk lehernya dari belakang.
"Hai Will," sapa seorang wanita yang tidak lain adalah Sandrina.
"Gue ikut duduk ya?" Sandrina langsung duduk disebelah William.
"Lo makan apa? Gue mau dong," tanpa persetujuan William Sandrina mencomot satu kentang goreng William dan meminum cola milik William.
"San Gue beliin deh Lo dari pada kaya gitu. Kasihan William tuh," kata satu orang yang ikut duduk didepan Sandrina. Lebih tepatnya disamping Bastian.
"Ko Lo tahu nama temen Gue?" Tanya Bastian kepada wanita itu.
"Loh? Bukannya kalian berdua gebetan ya? Mana mungkin Gue gatahu," jawab wanita itu.
William melahap burgernya dengan tenang mencoba mengatur amarahnya. Padahal saat ini William sangat berusaha untuk tidak membuat keributan di restoran itu.
"Will Gue mau burgernya dong," kata Sandrina yang menurut William sangat menjijikan.
"San! Bisa gak sih Lo pergi dari sini?!" Teriak William. Sepertinya William gagal mengatur emosinya.
"Will! Apa-apaan sih Lo teriak sama cewek?!" Teriak teman Sandrina.
Akhirnya Sandrina dan temannya meninggalkan William dan Bastian. Bastian kembali dengan sebotol air lalu diserahkan kepada William.
"Siap-siap deh Lu Will. Diganggu sama mak lampir haha," kata Bastian sambil mengejek William.
William hanya diam dan tak berniat merespon Bastian.
"Sandrina ga beneran suka Lo. Dia cuma mau bikin Nayara sama Gisel makin jauh. Gausah dihirauin," kata Bastian menenangkan William.