"Akhirnya Gue lulus juga!" Kata Raya sambil memamerkan baju seragamnya yang sudah berisi coretan.
"Inget masih ada kuliah! Jan happy dulu," kata Freya.
"Kapan mau lamaran?" Tanya Raya.
"Menghadap aja belum gimana mau tunangan," jawab Freya.
"Nathan belum bilang?! Fey lebih cepat leb-,"
"Bukan bukan bukan Gue yang gamau nunggu kita lulus," kata Freya memotong perkataan Raya.
"Serius Lo? Bukan Nathan kan yang nolak?" Tanya Raya.
"Dibogem dia sama Nicholas," kata Freya diiringi gelak tawa.
"Btw itu siapa sih?" Tanya Raya sambil menatap intens seorang gadis.
"Owh itu Nayara anak kelas 10 IPA 1," jawab Freya sambil ikut melihat kearah pandang Raya.
"Kok caper banget ya sama Niko sama Nathan? Gatel banget sih!" Ujar Raya.
"Cemburuan banget sih calon ipar," goda Freya.
"Ck! Gue gasuka aja pacar Gue dideketin sama orang centil kaya dia!" Kata Raya.
"Selamat ya buat kakak," kata Tiara sambil menyerahkan bucket bunga untuk Nathan dan Nicholas.
"Makasih ya. Kalian yang semangat belajarnya," kata Nicholas.
"Lo gamau ngucapin selamat gitu?" Tanya Nathan kepada Nayara.
"Selamat kak," kata Nayara singkat.
"Dih sombong banget jadi orang! Inget ya Gue kakak kelas Lo!" Bentak Nathan.
"Selamat ya kak Niko kak Nathan," kata Nayara sambil tersenyum paksa.
Sebenarnya Nayara hanya menemani Tiara untuk mengucapkan selamat kepada kedua laki-laki kembar itu. Padahal nanti malam Nayara akan mengadakan acara makan malam bersama keluarganya untuk merayakan kelulusan Nathan dan Nicholas. Oh ya jangan lupa acara penyambutan Justin, adik William karena berhasil memenangkan kejuaraan basket tingkat internasional.
"Niko?!" Teriak Raya tepat disebelah Freya.
"Astaga Ray kuping Gue sakit," kata Freya lalu mengusap-usap telinganya.
"Siapa Lo berani manggil Nicholas dengan sebutan Niko?" Teriak Raya.
Sebutan Niko hanya bisa dipanggil oleh orang yang dipercaya Nicholas. Dan Nayara keceplosan tadi.
"Maaf kak ga sengaja. Maaf kak Niko eh Kak Nicholas," kata Nayara berpura-pura panik.
"Sekarang Lo berdua pergi! Jangan deketin pacar Gue!" Bentak Raya.
Tiara dan Nayara segera pergi menjauh dari mereka. Dalam hati sungguh Nayara ingin sekali menyumpal mulut Raya.
"Tumben banget Gue lihat Lo teriak kayak gitu," goda Freya.
"Gue teriak tadi? Serius? Demi apa Lo?" Tanya Raya tak percaya.
"Keras banget asli sampe semua orang nengok ke Lo," jawab Freya.
"Gara-gara si jalang Nayara tuh!" Kata Raya.
Nicholas dan Nathan yang berada disamping kekasih mereka ingin sekali memberi tahu Raya jika Nayara adalah adik mereka. Kedua kakak beradik kembar itu mencoba menahan emosi tiap kali Raya mengatai adik mereka.
"Jadi cewek centil banget! Mentang mentang pinter!" Raya tak berhenti mengatai Nayara sampai Nathan memukul mejanya.
"Astaga Nathan," kata Raya kaget.
"Maaf Gue ga sengaja tadi hehe," kata Nathan.
"Udah Babe, toh tadi Tiara yang pingin ngucapin selamat sama aku bukan Naya," kata Nicholas.
"Naya? Bukannya namanya Nayara ya?" Protes Raya.
"Tadi aku bilang apa emangnya? Bukannya Nayara ya? Tuhkan makanya jangan marah-marah," kata Nicholas.
"Pas camping ngapain kamu gendong dia?" Tanya Raya tiba-tiba.
Nathan yang menatap kearah Nicholas, menyuruh Nicholas untuk mencari alasan.
"Mana ada ngadi-ngadi deh kamu Babe ga ada tuh ga kenal aku sama Nayara," bantah Nicholas.
"Aku lihat pakai mata kepala aku sendiri kamu gendong dia tuh," jawab Raya.
"Salah lihat kamu Babe," kata Nicholas.
"Pas kemah aku lihat Nik!" Kali ini Raya berteriak.
"Bukannya pas kemah kalian belum pacaran ya? Ga salah kan kalo Niko gendong cewek lain?" Tanya Nathan yang berniat menghentikan pertengkaran keduanya.
"Bener juga Lo Nath, siapa Gue yang bisa cemburu sama Nicholas dulu," Raya lalu bangkit dari kursinya dan keluar dari warung makan itu.
"Sialan! Ngapain Lo ngomong kaya Gitu? Babe tunggu," Nicholas juga segera mengejar Raya.
"Sayang kamu ngapain ngomong kaya gitu?" Tanya Freya.
"Capek Yang masak mereka berantem mulu depan kita. Lagian Raya egois banget marah-marah kaya gitu," jawab Nathan.
"Ya wajar lah kan pacarnya gimana sih?" Kata Freya.
"Udah lah biarin mereka gelut dulu kamu gausah mikirin mereka!" Perintah Nathan.
"Ga ada lagi deh the most wanted SMA kejora," kata Tiara sambil melahap rotinya.
"Gue ada nih," kata Reihan.
"The most wanted untuk dipukul dihajar," kata Tiara.
"Astaga jahat banget sayang," kata Reihan.
"Malam ini mau gak keluar bareng aku?" Tanya Jesse kepada Nayara.
"Ga bisa deh. Mulai sekarang aku gabisa keluar malem lagi," jawab Nayara.
"Kenapa? Ada yang ganggu kamu? Bilang siapa orangnya," kata Jesse.
"Terakhir kali kita date ke taman hiburan aku berantem sama kakak aku yang pertama terus susah banget buat ngebujuknya. Jadi aku gamau lagi bikin dia kecewa," jawab Nayara.
"Kalo aku yang minta izin dikasih gak?" Tanya Jesse.
"Besok aja siang date nya jangan cari masalah," jawab Nayara.
"Nay kakak Lo itu siapa sih? Katanya sekolah di SMA Semesta tapi ga pernah tuh Gue lihat Lo nyamperin atau disamperin," tanya Tiara.
"Ada kok sering banget malah interaksi sama Gue," jawab Nayara.
"Gue bisa minta izin sama kakak Lo tapi kita double date gimana?" Usul Reihan.
"Tetep gabisa kakak Gue ga bisa diajak negoisasi," jawab Nayara.
"Kaku amat sih! Nanti malem Gue dateng kerumah Lo pokoknya!" Kekeh Tiara.
"Percuma, Gue nanti mau ngadain acara bareng keluarganya William," kata Nayara.
"William?!" Serempak Reihan dan Tiara berteriak bersamaan.
"William Ackerley?! Oh iya orang tua Lo jalin kerja sama ya sama keluarganya William," kata Reihan.
"Ada acara apa?" Tanya Jesse.
"Mau ngerayain kelulusan kakak aku sekalian nyambut Justin adiknya William. Dia menang basket," jawab Nayara.
"Aku boleh dateng gak? Sebagai tamu kamu?" Tanya Jesse.
"Gak bisa," jawab Nayara ketus.
Jesse hanya menghela nafasnya. Susah memang untuk membujuk Nayara.
"Gue duluan ya Gue ditelpon mama," Nayara lalu keluar dari kafe itu.
Saat Jesse keluar mengikuti Nayara dan hendak mengantarnya pulang. Sebuah mobil sudah menjemput Nayara.
"Telat lagi sial!" Kata Jesse pelan.
****
"Hai Adele," sapa Sherina yang saat ini sudah berada di rumah keluarga Ackerley.
Mereka memutuskan untuk membuat pesta secara tertutup di rumah keluarga Ackerley. Sherina memutuskan untuk datang lebih awal untuk membantu Adele menyiapkan pestanya.
"Bukankah anak-anak sudah berusaha keras?" Tanya Adele.
"Benar, mereka sangat berusaha keras," jawab Sherina.
"Aku dengar kali ini Nicholas mendapat peringkat tertinggi," tanya Adele.
"Ah itu karena Nicholas memang suka belajar. Bukan sesuatu yang spesial," jawab Sherina.
"Dibanding putraku mereka tidak ada gunanya," canda Adele.
"Hahaha seharusnya kau mendukung keputusan mereka seperti Justin. Aku ragu William benar-benar ingin masuk ke SMA Semesta karena keputusannya sendiri," mata Sherina.
"Aku hanya menceritakan ini padamu saja dengar baik-baik," kata Adele lalu mendekatkan dirinya kepada Sherina.
"Sebenarnya William menyukai Nayara," kata Adele.
"Oh benarkah? Astaga bagaimana mungkin putriku yang malas itu menjadi gadis idaman William?" Tanya Sherina.
"Kumohon izinkan anakku memacari anakmu ya? Aku tulus sebagai sahabat meminta ini padamu hihi," kata Adele.
"Tentu besan hahahaha," keduanya tertawa puas setelah menertawai anak mereka.
"Mereka sampai," Sherina dan Adele menyambut Rivanno, Nicholas, Nathan dan Nayara didepan pintu.
"Astaga mantu ku haha apa kabar sayang?" Tanya Adele kepada Nayara.
"Baik nyonya," jawab Nayara.
"Astaga panggil saya tante saja ya," kata Adele.
"Baik tante," kata Nayara dengan senyum.
"Ayo masuk kami sudah menunggu," ajak Adele.
"Wah tuan Rivanno lama tak berjumpa," kata Thomas lalu memeluk Rivanno.
"Benar kami baru saja tiba di Indonesia seminggu yang lalu jadi tidak bisa langsung mengunjungi Anda," kata Rivanno.
"Hai Nay," sapa William.
"Hai," sapa Nayara dengan senyumnya.
"Udah lama gak liat senyum itu," kata William dalam hati.
"Kita mulai acara makan malamnya," kata Thomas.
"Selamat untuk Justin karena sudah berhasil memenangkan kejuaraan basket tingkat internasional," kata Rivanno sambil mengangkat segelas wine.
"Selamat juga untuk Nicholas dan Nathan yang sudah berhasil lulus," kata Thomas.
Setelah makan malam selesai, para orang tua menyuruh anak-anak mereka untuk pergi ke ruang bermain agar lebih nyaman mengobrol.
"Nayara kok gak ikut?" Tanya Sherina kepada Nayara dengan berbisik.
"Naya cewek sendiri mah. Gila aja satu ruangan sama 4 cowok," jawab Nayara.
"Ada kakak kamu kan? Suruh mereka jagain kamu bilangin kalo gak jagain bakal dihukum mama udah sana," akhirnya Nayara menyusul kedua kakaknya beserta William dan Justin.
"Gue denger Lo menang ya? Hebat juga Lo," kata Nathan kepada Justin.
"Ngeremehin Gue Lo?" Jawab Justin.
"Heh! Gue lebih tua ya dari Lo! Yang sopan!" Bentak Nathan.
"Emangnya kenapa kalo Lo lebih tua? Lagian masih tinggian Gue," ejek Justin yang memiliki tinggi lebih dari 190cm itu.
"Hahaha Justin bener banget!" Kata Nayara sambil tertawa puas.
"Diem Lu adik lucknut dasar!" Kata Nathan tak terima.
"Kak Naya bisa main PS?" Tanya Justin.
"Ngeremehin Lo? Bisa lah jago nih," kata Nayara menyombongkan dirinya.
"Battle? Yang kalah bakal traktir jajan selama sebulan bebas," kata Justin.
"Justin jangan kelewatan!" Bentak William.
"Gapapa, Gue terima," jawab Nayara.
Kini Nayara dan Justin tengah fokus pada battle mereka. Bahkan tadi saat Nathan berteriak kesakitan karena perutnya disikut Nayara tak dihiraukannya. Dan hasil akhirnya mengumumkan jika Justin menang.
"Yah curang Lo!" Kata Nayara tak terima.
"Gue tunggu traktirannya hahahahahaha," kata Justin sambil tertawa puas.
Nayara memberikan puppy eyes kepada Nicholas. Nicholas berusaha menghindar namun gagal.
"Ck! Kan kamu tadi yang mau taruhan bertanggung jawab," kata Nicholas.
Mau tidak mau Nayara harus menanda tangani kontrak yang Ia buat dengan Justin. Dengan perasaan yang sedih Nayara duduk disamping William.
"Gausah traktir adik Gue," kata William.
"Gapapa lagian kan itu rulesnya," jawab Nayara.
"Tapi-,"
"Udah Will gak usah khawatirin hal yang gak penting," kata Nayara dan membuat William diam.