"Kami pamit bu," kata Nicholas mewakili semua siswa.
"Kakak mau pulang dulu ya Ido Ita," kata Nayara.
Mereka akhirnya naik ke dalam mobil. Ido dan Ita berlari mengejar mobil.
"Yah lupa nanya nama kakak itu lagi astaga," kata Ido yang sudah lelah mengejar mobil itu.
"Kalian gak papa?" Tanya pak Arya heboh saat rombongan Nicholas sampai.
Seluruh siswa berkumpul membentuk lingkaran mengitari mereka.
"Kak Nicholas gak kenapa-napa kan?" Tanya salah seorang siswi.
"Kak Nathan pucet banget mukanya astaga gusti!!" Teriak yang lainnya.
"Enak jadi kak Nathan banyak fansnya. Gue yang hampir mati kedinginan kemarin ga ada yang meduliin anjim," omel Reihan.
"Aku peduli kok sayang," kata Tiara.
Tiara dan Reihan resmi berpacaran namun masih dirahasiakan dari teman-teman mereka
"Kami gapapa kok pak," jawab Nicholas.
"Yasudah kalian cepat masuk kedalam bus kita akan pulang sekarang," kata pak Arya.
"Nathan!" Teriak seorang gadis yang berlari heboh.
"Sayang kamu baik-baik aja kan?" Yups! Bella lah orang yang berteriak heboh.
"Iya aku gapapa sayang," kata Nathan lembut sambil memeluk Bella.
"Tumben banget Nathan mau meluk Gue. Kenceng banget lagi," kata Bella dalam hati.
"Sayang kamu baik-baik aja kan selama aku tinggal?" Tanya Nathan.
"Ini Nathan kenapa jadi lembut gini?" Kata Bella dalam hati lagi.
"Kok diem, hm?" Tanya Nathan kepada Bella.
"Nggak kok hehe," jawab Bella.
"Kesel bat anjim Gue liat dua kecoa ini!" Omel Freya.
"Lu cemburu ya Fey?" Tanya Raya mengejek.
"Apaan sih nggak!" Elak Freya.
"Kelihatan!" Kata Raya lalu pergi begitu saja.
****
"Huft capeknya," kata Gisel yang saat ini sudah sampai dirumahnya.
"Non Gisel udah dateng? Mau makan dulu non?" Tanya Bik Tini seorang pembantu dirumah Gisel.
"Gak deh bik. Gisel mau kekamar aja," kata Gisel.
Gisel lalu menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya. Gisel lalu merebahkan tubuhnya diatas kasur. Ia melihat handphonenya ada panggilan tak terjawab dari Nayara, Bastian dan William. Gisel memutuskan untuk menelpon Bastian kembali.
"Halo Bas kenapa? Maaf Gue baru nyampe," kata Gisel diawal percakapan.
"Gue, Nayara sama William mau main kerumah Lo boleh?" Tanya Bastian.
"Sekarang?" Tanya Gisel bingung.
"Gak, tahun depan! Ya sekarang lah Gisel!" Geram Bastian diseberang sana.
"Yaudah iya boleh! Gue tunggu!" Gisel lalu memutuskan sambungan telponnya.
Gisel memutuskan untuk turun ke bawah menyiapkan minuman dan camilan untuk teman-temannya.
"Bik temen Gisel mau pada kesini nanti tolong siapin minum sama jajan ya," kata Gisel sambil berjalan kearah dapur.
"Oh baik non, kira-kira berapa orang ya?" Tanya Bik Tini.
"Kayaknya 3 orang bik. Tapi bikinnya 4 sama Gisel satu," kata Gisel lalu berjalan kearah ruang tamu dan tiduran diatas sofa.
"Nih tadi Gisel nelpon katanya boleh," kata Bastian yang saat ini berada disebuah kafe bersama Nayara dan juga William.
"Yaudah sekarang kesana," ajak Nayara.
"Beliin cake dulu aja kali ya? Biar nanti bisa kita makan," kata Bastian lalu berjalan kearah kasir.
"Mbak mesen cake ini satu ini satu sama yang ini," Bastian menunjuk satu-satu cake berbentuk segitiga. Total cake yang dibeli Bastian ada 4.
Sementara menunggu Bastian selesai membeli kue, Nayara dan William memutuskan untuk memesan taxi online.
"Taxi nya udah dateng?" Tanya Bastian yang sudah membawa tas berisi kue.
"Bentar lagi," jawab William.
"Dengan mas William?" Tanya salah satu supir taxi berhenti dihadapan mereka bertiga.
"Benar pak," jawab William.
"Mari silahkan naik, sesuai aplikasi ya mas?" Tanya supir itu.
Bastian segera memilih duduk disebelah kemudi. Sedangkan Nayara dan William dikursi penumpang.
"Ini kali pertama Lo kerumah Gisel kan?" Tanya Bastian.
"Nggak. Gue kan sering bareng Lo," jawab Nayara.
"Gue nanya William! Yakan?" Tanya Bastian kesal.
"Gak juga, Gue kan tinggal dideket rumahnya Gisel," jawab William.
Oh iya Bastian lupa jika William dan Gisel tinggal berdekatan.
"Oh iya Gue lupa," jawab Bastian salting.
Sepanjang perjalanan ketiganya hanya diam. Tidak tahu harus berbicara tentang apa. Hingga mereka sampai didepan sebuah rumah bercat putih dengan taman yang indah dihalaman rumahnya.
"Gisel!!" Teriak Bastian didepan pintu rumah Gisel.
"Perasaan baru aja abis kemah udah main-main aja Lo pada. Masuk sini," kata Gisel sambil membukakan pintu untuk ketiga remaja itu.
"Wah dah lama gak main kesini. Halo bik Tini," sapa Bastian sok akrab.
"Ini non minumnya," kata bik Tini.
"Oh iya bik taruh aja diatas meja," kata Gisel.
Prank!
Suara gelas jatuh mengagetkan semuanya. Nayara tak sengaja melepaskan gelasnya sehingga gelasnya pecah. Dengan cepat Nayara mengambil sapu tangan yang ada ditasnya lalu mengelap lantai yang basah.
"Non biar bibik saja," kata bik Tini sudah siap dengan lap ditangannya.
"Bentar bik ada pecahan gelas bahaya," kata Nayara.
Dengan diam Nayara membersihkan seluruh lantai. William hanya memerhatikan Nayara heran. Hingga Nayara selesai membersihkan lantai.
"Makasih non," kata bik Tini.
"Kan saya yang jatuhin minuman bik," jawab Nayara dengan senyum.
"Gue lupa kalau dirumah Nayara ga ada pembantu," kata Gisel.
"Pantes ngerjain apa-apa sendiri. Emang Lo ga capek Nay?" Tanya Bastian.
Keluarga Nayara memutuskan untuk tidak memperkerjakan pembantu dirumah mereka. Kecuali pelayan pribadi sherina yang selalu menemaninya untuk mengatur segala kebutuhan Sherina.
"Gak kok," jawab Nayara singkat lalu meminum jus yang sudah diganti oleh bik Tini.
"Oh ya Nay Lo bilang punya kakak kembar kan? Mereka ada di Indonesia sama Lo?" Tanya Gisel.
"Ada," jawab Nayara singkat seperti biasanya.
"Ngomong sama Nayara emang harus sabar. Jelasin lah Nay kesel Gue," omel Gisel.
"Iya kakak Gue tinggal bareng Gue di Indonesia. Mereka sekarang lagi dirumah istirahat," jawab Nayara panjang lebar.
"Siapa nama kakak Lo?" Tanya Bastian.
"Selama tiga tahun kita pacaran gak pernah tuh Lo cerita tentang kakak Lo," kata Gisel.
"Sejak kapan Lo pacaran sama Nayara?" Tanya Bastian kaget.
"Astaga maksud Gue sahabatan. Jangan mikir yang macem-macem Lo!" Kata Gisel sambil menunjuk kearah Bastian.
"Eh Sel Tiara sama Reihan pingin nih kerumah kamu boleh gak?" Tanya William.
"Tumben mau ngapain?" Tanya Gisel. Setahunya Tiara sangat tidak menyukai Gisel maupun Bastian.
"Katanya pingin main sama Nayara," jawab William.
"Ngapain pingin main sama Nayara kerumah Gue? Gak!" Kata Gisel lalu melipat kedua tangannya.
"Berarti ga boleh?" Tanya William. Dengan segera Gisel menganggukan kepalanya.
"Nay, please ya jangan main sama Tiara lagi? Gue cemburu," kata Gisel dengan nada manja.
"Ga boleh gitu lah. Kan yang ga berhubungan baik Lo sama Tiara. Sedangkan selama ini Tiara yang selalu ngibur Nayara waktu Lo sama Nayara berantem 'kan?" Bastian mencoba menjelaskan kepada remaja berkelakuan bayi ini dengan lembut.
"Mending kamu coba temenan sama Tiara," kata William.
"Bener tuh mending coba temenan. Lumayan nambah temen," sambung Bastian.
"Gue balik duluan ya," kata Nayara lalu beranjak dari sofa.
"Mau kemana woyy?" Tanya Gisel.
"Gatahu," jawab Nayara membuat semua orang bingung.
"Palingan disuruh pulang sama abangnya," kata Bastian enteng.
Tanpa aba-aba William langsung mengejar Nayara. Saat sampai didepan gerbang William menghentikan langkahnya. Ia melihat Nayara sudah menaiki mobil sepertinya itu mobil Nathan.
"Kemana Lo?" Tanya Bastian begitu William sampai didalam rumah.
"Buang sampah," bohong William.
"Ngapain jauh-jauh? Itu ada tempat sampah didapur ada-ada aja," kata Gisel sambil menggelengkan kepalanya.
"Gak lihat hehe," jawab William salah tingkah.
"Kamu kan sering main disini, gak inget?" Tanya Gisel.
"Ngapain dia main kerumah Lo Sel?" Tanya Bastian emosi.
"Kan temen masa kecil ya kan Sel?" Jawab William dengan senyum smirknya.
"Ya walaupun temen masa kecil kalian kan udah gede!" Kata Bastian tak terima.
"Denger ya temen masa kecil lebih berharga dari pada sahabat yang baru 3 tahun!" Sahut William lagi.
"Masih pentingan sahabat lah! Gue yang lebih tahu tentang Gisel!" Jawab Bastian.
"Yakin Lo tahu semua tentang Gisel? Ga salah Lo?" Kini William mulai beridiri.
"Ya gak semua! Yang pasti lebih tahuan Gue dari pada Lo!" Bastian juga ikut berdiri.
Bastian dan William berhadapan dengan kepala Bastian yang agak terangkat karena William lebih tinggi dari pada Bastian. Gisel sudah lelah mendengar perdebatan keduanya memutuskan untuk mengusir kedua pria itu.
"Adu jotos aja kalian disana. Gue mau tidur siang dulu, bye!" Kata Gisel lalu menutup pintu rumahnya dengan keras.
'Lo gara-gara!" Kata Bastian tepat diwajah William.
"Lo duluan!"
"Lo yang duluan!"
Gisel mengintip dari arah jendela. Ia hanya bisa menggelengkan kepalanya lalu segera naik menuju kamarnya. Entah sampai kapan mereka akan beradu argumen. Pokoknya Gisel sudah tidak peduli.