"CORNELIA!"
Aku menoleh ke arah pintu kamarku yang dibuka kasar oleh seorang pria bersurai hitam. Dia berjalan ke arahku dengan amarah yang berkobar-kobar. Manik hitamnya menatapku dengan sangat tajam.
"Apa-apaan ini?!" Ucapnya sambil menunjukkan beberapa kertas padaku.
Kertas itu berisi data pengeluaran yang ia keluarkan minggu ini. Disana tertera angka-angka yang sangat menakjubkan hingga dapat membuat seseorang dari kalangan bawah terkena sakit jantung akibat serangan jantung mendadak.
"Hm? Apa kau Charles?" Tanyaku setelah melihat dia masuk ke kamarku dengan seenak jidatnya dan marah-marah padaku.
"Apa maksudmu? Tentu saja aku Charles!"
Hm, sudah kuduga.
Pria bersurai hitam dengan manik hitam, garis mata tajam dan alis hitam yang tebal, hidung mancung dan bibir tipis yang menggoda, garis rahangnya yang terbentuk dengan sempura, tubuh maskulin dengan postur badan tinggi, semuanya hampir terlihat sempurna.
Tidak, bukan 'hampir' lagi, dia terlihat sempurna sebagai seorang manusia jika dilihat dari segi fisik.
'Pantas saja Cornelia jatuh cinta padanya.'
"Kalau begitu, bisakah kau duduk dulu dengan tenang supaya kita bisa membicarakan ini baik-baik?" Ucapku sambil tersenyum bagaikan malaikat padanya.
Dia menurut dan duduk disebrangku. Akupun mulai membuka mulutku untuk berbicara.
"Jadi, kenapa Tuan Duke datang ke kamarku dengan marah-marah seperti ini?"
Dia tersentak sebentar dan menatapku dengan pandangan aneh, namun itu tidak bertahan lama.
"Kau... Apa yang kau lakukan dengan uangku?"
"Oh? Uang? Maksudmu uang yang kau keluarkan untuk membayar barang-barang yang sudah kubeli kemarin?"
Charles tidak menjawab. Sepertinya dia tipe orang yang mau mendengarkan penjelasanku terlebih dahulu. Baiklah kalau begitu akan kulanjutkan.
"Kau tahu bukan, sejak beberapa hari yang lalu, aku ingin sekali bertemu denganmu untuk membahas sesuatu, tapi kau selalu menghindar dariku dengan alasan sibuk. Kau pikir kau bisa membodohiku?"
Ia kembali tersentak saat aku mengungkapkan kenyataan tersebut.
"Jadi karena kau benaaar benar sibuk, aku memutuskan untuk pergi berbelanja di kota. Ah, tentu saja menggunakan uang suamiku. Kau kan sangat sibuk, jadi kupastikan uang yang kau punya juga banyak. Jadi tidak masalah jika sesekali aku mengeluarkan banyak uang untuk memenuhi kebutuhanku, bukan?" Ucapku dengan senyum berbisa.
"Hah..."
Charles mengeluarkan napas beratnya namun tetap duduk dengan tenang. Ia menatapku dengan datar dan membuka mulutnya.
"Aku akan membiarkannya kali ini. Jadi, apa yang ingin kau bicarakan denganku?" Tanyanya.
Aku mengambil kertas kontrak yang sudah kutulis di dalam laci kerjaku dan menyodorkan kertas itu padanya.
"Tolong tandatangani surat kontrak ini."
Charles mengambil kertas itu dan membacanya hingga ia mengerutkan dahinya.
Isi kontrak itu adalah :
1. Charles bebas berkencan dengan siapapun, asalkan Charles bisa menjamin seluruh keinginan 'materiil' Cornelia terpenuhi.
2. Cornelia tidak akan mencampuri urusan pribadi Charles, asalkan Charles tetap memberikan 5 koin gold pada Cornelia setiap tiga hari sekali.
3. Charles tidak akan mencampuri urusan pribadi Cornelia, asalkan Cornelia tetap hidup tenang tanpa membuat kerusuhan yang memberikan dampak negatif pada nama Charles Harvey.
4. Jika Charles menolak menandatangani perjanjian ini, ceraikan Cornelia dan kembalikan dia pada keluarganya.
Perlu di ketahui, 1 koin gold di dunia ini merupakan mata uang terbesar di dunia ini. 1 koin gold sama dengan 100 koin silver, 1 koin silver sama dengan 100 koin tembaga, lalu harga barang termahal yang ada dipasaran berkisar 2 keping koin gold dan harga terendah yang beredar dipasaran berkisar 5 keping koin tembaga. Jadi lumayan kan buat nabung setiap hari sebelum ditendang keluar dari rumah ini nantinya.
Hmph. Memang pintar sekali otakku ini. Aku yakin Charles tidak akan banyak tanya dan segera menandatangani kontrak tersebut.
"Apa-apaan isi kontrak ini?" Tanyanya dengan raut wajah tidak senang.
"Kenapa kau terlihat tidak senang?" Tanyaku yang juga ikutan tidak senang.
"Apa maksudmu aku bebas berkencan dengan siapapun?! Lalu apa ini?! Cerai? Kau ingin aku menceraikanmu?!"
Loh, kenapa? Apa yang salah dengan itu?
"Bukankah Tuan Duke sedang jatuh cinta dengan wanita lain? Aku hanya membuat perjanjian yang menguntungkanku dan juga kau. Lalu, kau bisa menceraikanku sekarang juga jika kau tidak berniat menandatangani perjanjian itu."
"Apa maksudmu aku jatuh cinta dengan wanita lain?!"
Aku memutar bola mataku.
Ada apa sih dengannya? Dia mau berpura-pura bodoh dihadapanku atau bagaimana? Tinggal tandatangan doang apa susahnya sih Bambang?!
"Kau dan Nona Odelia." Balasku dengan kesal lantaran dia terus-terusan memasang muka bodoh di depan mataku.
Dapat kulihat alis Charles berkerut.
"Kenapa dengan Odelia?"
"Kalian saling mencintai kan?! Jadi, cepat tandatangani itu dan biarkan aku menikmati hidupku dengan damai!" Bentakku padanya.
Ya Tuhan, aku sangat kesal dan ingin sekali menarik tangannya lalu membuatnya menandatangani kertas kontrak itu sekarang juga kemudian menendangnya keluar dari kamarku. Walaupun wajahnya tampan, tetapi dia tidak memiliki kesetiaan pada istri yang mencintai dirinya. Aku benar-benar sangat kesal hanya dengan melihat wajahnya saat ini.
Charles menghela napasnya.
"Hhh... Cornelia, aku tidak tahu kenapa kau berpikir seperti itu. Memang dulu aku jatuh cinta padanya dan itu jauh sebelum aku menikah denganmu. Namun sekarang kondisinya sudah berbeda, aku suamimu dan aku tidak mungkin berkencan dengannya."
Lah, apa bedanya sih Mas? Intinya kau masih cinta padanya kan?
Lagipula dia juga masih sering bertemu dengan mantannya itu, apa bedanya dengan selingkuh dibelakangku?
"Baiklah, kalau begitu, apa kau mencintaiku?" Tanyaku padanya.
Dia menutup rapat kedua bibirnya, tidak mampu menjawab.
"Apa kau sudah tidak cinta pada Odelia?"
Lagi-lagi, dia diam dan tidak menjawab.
Sudah kuduga. Ia tidak mencintai Cornelia dan masih mencintai Odelia.
"Tandatangani perjanjian itu dan cepat keluar dari kamarku." Ucapku dengan wajah datar padanya.
Dia masih diam dan tidak menggerakkan tangannya.
"Apa yang kau tunggu? Cepat tandatangani itu atau ceraikan aku sekarang juga!"
"Aku..."
"Apa?"
Seberat itukah menandatangani kontrak tersebut?
"Aku ingin menambahkan sesuatu diatas kertas ini."
Aku mengangguk, "Silahkan."
Aku yakin dia akan menulis sesuatu yang menguntungkan dirinya, jadi aku tidak perlu khawatir.
Charles mulai menggerakkan tangannya dan menandatangani surat kontrak tersebut. Aku tersenyum puas dan mengusirnya segera dari kamarku.
"Baiklah. Kalau begitu sudah tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan. Kau bisa keluar dari kamarku dan tidak perlu lagi menunjukkan wajahmu dihadapanku setelah ini."
Charles berhenti sebentar dan menoleh padaku.
"Jangan lupa baca perjanjian yang kutulis di kertas itu." Ucapnya lalu pergi meninggalkan kamarku.
Aku membaca kertas kontrak itu sekali lagi dan melihat perjanjian yang ia tulis di atasnya.
5. Cornelia dan Charles akan sering bertemu dimulai saat kontrak ini di tandatangani.
6. Cornelia tidak bisa menolak keinginan lain dari Charles padanya jika Charles memintanya.
What the...
"APA-APAAN INI?!"
Charles yang baru saja keluar dari kamar Cornelia tertawa kecil setelah mendengar teriakan Cornelia barusan.
-_*_-
Charles kembali keruangannya dengan tertawa kecil. Ronald yang melihat hal tersebut bertanya pada Charles.
"Apa ada hal menarik yang terjadi, Tuan?"
Charles duduk di kursi kerjanya dan meletakkan kertas berisi data pengeluaran yang ia bawa ke kamar Cornelia tadi.
"Kau bilang, Cornelia hilang ingatan?"
"Iya, Tuan."
"Hm..."
Charles sudah mengamati pergerakan Cornelia saat ia mendengar bahwa Cornelia hilang ingatan.
Ia tidak percaya pada wanita itu. Dia berpikir bahwa bisa saja Cornelia mencari cara lain untuk menarik perhatian darinya seperti biasanya. Sejak mereka belum menikah, Cornelia selalu menggunakan segala cara hanya untuk bertemu dengannya.
Semenjak mereka menikahpun, Cornelia semakin gencar mencari perhatian darinya dengan berbagai cara. Bahkan, Cornelia sempat berbuat jahat kepada mantan kekasih Charles yang sangat Charles cintai yaitu Odelia. Jadi ia meragukan informasi tersebut saat ia diberitahu bahwa Cornelia saat ini hilang ingatan.
Namun semenjak Cornelia sembuh dari sakitnya, ia selalu meminta ingin bertemu dengan Charles. Charles pun berpikir bahwa kali ini Cornelia mulai ingin mencari gara-gara dengannya lagi. Charles pun mencari alasan dengan mengatakan bahwa dirinya sibuk.
Namun pagi ini dia di kejutkan dengan permintaan yang menuntutnya untuk segera membayar barang-barang yang sudah dibeli oleh wanita itu.
Saat ia mengetahui bahwa hal tersebut merupakan ulah Cornelia, amarahnya meledak dan ia pun bergegas pergi ke kamar Cornelia.
Sekedar informasi bahwa kamar Charles dan Cornelia berada di tempat yang terpisah.
Ia tak menyangka bahwa Cornelia sanggup berbuat licik seperti itu.
Namun saat ia tiba dikamar Cornelia, ia dikejutkan dengan sikap tenang dari diri Cornelia. Cornelia yang ia tahu pasti akan segera berlari kearahnya dan memeluknya, namun kali ini ia melihat Cornelia yang berbeda.
Wanita bersurai hitam kebiruan itu menatapnya dengan tenang dan terlihat sedikit kebingungan. Namun setelah melihat kertas yang diangkat oleh Charles, ia malah tersenyum datar dan menanyakan namanya. Wanita yang ada dihadapannya tersebut benar-benar wanita yang berbeda.
Kemudian Charles juga merasa aneh saat dirinya dipanggil 'Tuan Duke' oleh Cornelia. Cornelia yang biasanya akan memanggilnya 'sayang' dengan manja, tapi ia tidak mendengar kalimat itu terlontar dari bibir wanita itu hari ini.
Charles semakin di buat terkejut saat ia membaca isi dari kontrak yang diberikan oleh Cornelia. Inti dari isi kontrak itu adalah asalkan Charles memberi Cornelia uang dan memenuhi keinginan materiil yang dipinta oleh Cornelia, Cornelia tidak akan mengusik kehidupannya. Bahkan terlihat seperti Cornelia ingin menjauhkan diri darinya.
'Aku tidak tahu apa yang dipikirkan oleh wanita itu. Tapi, perlukah aku mengamatinya dari dekat?'
Charles memerhatikan Cornelia secara diam-diam. Cornelia terlihat tidak sabar untuk melihat tangan Charles bergerak menandatangani kertas tersebut. Cornelia juga terlihat tidak suka dengan kehadiran Charles. Akhirnya, Charles terpikirkan dua hal di dalam kepalanya.
Ia meminta izin kepada Cornelia untuk menambahkan isi dalam kontrak tersebut.
Benar saja, saat Charles selesai menandatangani kontrak itu, Cornelia mengembangkan senyum di wajahnya dengan sangat cerah dan segera mengusirnya. Wanita itu berkata mereka tidak perlu bertemu lagi. Tapi maaf saja, dugaan Charles benar bahwa Cornelia sengaja ingin menjauhkan diri darinya. Charles tidak menyesal menambah isi dalam kontrak itu.
Demi berjaga-jaga, ia menambahkan syarat soal 'keinginan lain' yang mungkin saja suatu saat nanti akan ia minta pada Cornelia.
Tidak ada yang tahu takdir di masa depan seperti apa dan ia tidak terlalu picik tentang masalah ini.
Setelah Charles keluar dari kamar Cornelia, barulah dia mendengar teriakan membahana dari dalam kamar tersebut.
"Hahahaha."
Entah kenapa, hari ini ia merasa senang bertemu dengan Cornelia untuk yang pertama kalinya.