Chereads / Azharu dan 4 Penjaga Suci / Chapter 26 - Menjagamu!

Chapter 26 - Menjagamu!

"Tuanku, hamba tidak peduli dengan Yhunmant dan tugas Anda serta kewajiban yang Tuanku emban.., akan tetapi Anda akan mati jika terus berada di tempat ini lebih lama lagi.., dengan segala hormatku Tuanku, Anda harus pulang sekarang!" tutur Monner.

"Untuk apa! aki hidup Monner di dunia palsu ini aku bahagia.." tepis Alexander lirih.

"Tuanku, saya tahu Anda lelah dan letih dengan semua latihan dan banyak kejadian yang telah, Tuanku alami. Namun, Tuanku juga harus memahami. Bahwa mereka melakukan itu karena mereka membuuhkan Tuanku, tanpa mengtahui sebuah kebenaran..." ungkap Monner.

"Kebenaran?"

"Ya Tuan, tentang kekuatan seorang Uthari!" tutur Monner.

....

Hagai dan Shallman saling berdebat tentang siapa yang benar dan salah tentang sudut pikiran Alexander.

Dan ternyata lewat semua kejadian dan kata-kata Alexander, Shallmanlah yang memenangkan debat ini. Hagai terdiam, terdiam dengan seribu bahasa dan penuh dengan rasa gundah.

Hatinya sangat Hancur karena harus menyaksikan sebuah kebenaran yang tak bisa dipikirkannya.

"Azharu yang kukenal sangat mencintai kekuatan, kemenangan dan ingin hidup untuk melindungi orang lain. Kini, aku seperti orang tolol yang tidak tahu apa-apa tentang Tuan dan Sahabatku..." lirih Hagai.

"Kau tidak pernah menemuinya sebagai manusia seutuhnya bukan, kau tahu. Alexander bekerja 20 jam tanpa istirahat. Dia tidak mengenal apa itu tidur dan bersenang-senang. Masa lalu yang dia alami, membentuknya menjadi seperti sekarang.." terang Shallman.

"Bisa ceritakan padaku, Shallman seperti apa masa lalu dari Aza.. bukan, ceritakan padaku. Masa lalu Alexander sedetail mungkin, aku ingin mengenal dia!" pinta Hagai putus asa.

"Baiklah, kehidupan terakhirnya sebagai manusia bernama Dante, seorang saudagar kaya yang baik hati dan penuh dengan tanggung jawab. jiwa Azharu, jiwa Tuan kita yang tolol itu memutuskan lahir sebagai anak dari seorang pengusaha pertenakan bernama Sam dan Casandra Triffor..."

"Setelah itu dia tumbuh, dengan didikan kearas dimana dia bangun jam 3 pagi memandikan sapi, kuda, anjing lalu mencukur bulu domba. Mencuci wolnya, memberi makan seluruh hewan ternak dan memanen hasil pertanian dan perkebunan mereka. Lalu istirahat sebentar untuk makan sekitar 5 menit dan kembali bekerja. Untuk menjual semua hasil dari ternaknya. Dari desa ke kota..."

"Hidupnya seberat itu!"

"Ya Hagai.., harapan dia hanya satu hidup di rumah serdehana. Dengan uang yang dikumpulkan selama bertahun-tahun. Dengan seorang istri dan 1 orang anak..."

"Lalu, mengapa dia tidak menikah usianya 35 tahun. Pekerjaan mapan, wajah tampan.. mengapa dia tidak menikah?" tanya Hagai.

"Hidup tak pernah sesuai harapan hagai. Pertenakan orang tuanya bangkrut, mereka kalah bersaing dengan pabrik penghasil susu dan tanaman. Dan itu sebabnya Xander bekerja seperti msein setiap saat hanya untuk mengembalikan kejayaan perternakan keluarganya lagi,"

"Bekerja sepanjang malam dan pagi, sambil mengenyam pendidikan dan itu tidak mudah. Dirinya sangat tidak terawat wajah penuh jerawat gemuk, dengan kacamata bulat yang besar membiat wajahnya nampak seperti seorang pedofil..."

"Pedofil, baik ini tidak masuk akal! Dia hidup susah, tapi badanya gemuk..." sela Hagai.

"Pria itu hanya makan kentang setiap hari, untuk bertahan hidup. Mustahil dia tidak gemuk! Itulah awalnya dia suka bertingkah seolah dia mesum. Padahal tidak, dnegan penampilan seperti itu dia terus dipanggil mesum oleh teman satu kampusnya, hingga tidak ada yang memanggil namanya lagi,"

"Setelah bekerja, dia tidak pernah istirahat ataupun makan. Makanya dia jadi sekurus itu, wujudnya tak begitu, saat aku temui dia pertama kali! Dan hal itu membuat Alexander menjadi seperti sekarang. Dia kelelahan, dia letih, dia sudah sangat kelelahan dan dia ingin istirahat. Azharu berbeda Hagai, dia bukan si gila tarung lagi. Dia hanya manusia dengan banyak yang butuh liburan..." ungkap Shallman.

"Jadi dia tidak ingin kembali ke sini?" tanya Hagai lirih.

"Tidak," jawab Shallman singkat.

Hagai merenung dengan wajah yang terlihat sangat frustasi. Shallman mencoba menghibur nya namun, pria itu menepisnya dan pergi meninggalkan perpustakaan.

Sedangkan Alexander di sisi lain, terkejut dengan kebenaran yang di dengarnya.

"Ulang lagi perkataanmu, Monner!" perintah Alexander.

"Tuanku, dapat memberikan kekuatan Tuanku pada Hamba. Dan Hamba dapat menggantikan Tuanku, untuk membunuh Yhunmant. Hamba telah merasakannya, Yhunmant akan bangkit! Dengan kekuatan yang sangat dasyat. Jika, Tuanku hanya ingin kebebasan makan Hamba akan membantu Tuanku. Dengan cara ini..." lontar wanita moelek itu.

"Bagaimana dengan 4 Penjaga Suci, Hagai, Shallman dan Aquasye. Mereka pasti akan menghakimiku. Di dunia itu semuanya mereka ingin aku hidup. Hanya untuk memperalatku saja!" tandas Alexander kesal.

"Bagaimana dengan perasaan Hamba Tuanku, Anda tidak pernah bertanya kepada Hampa. Apakah Hampa serupa dengan mereka!" tutur Monner.

"Kamu hanya mengatakan aku hebat, dan juga terlihat seperti mendukung mereka. Dan aku pikir, kau ingin aku hidup karena nyawamu begitu aku mati. Kau juga akan mati ngat! Aku tidak tahu apa yang kamu rasakan. Monner apa alasan kamu menginginkan aku hidup, selain nyawamu?" tanya Alexander.

"Kebahagiaan Anda Tuan, Hamba tidak pernah bepikir tentang nyawa Hamba. Karena Hampa tidak bernyawa dan..."

"Aku minta maaf bukan, bukan itu maksudku..." sela Alexander tak enak hati.

"Dan, hamba ada untuk membahagiakan Tuanku. Saat kemari hamba, dapat merasakan semua kesedihan Anda. Dan ketika hamba melihat Tuanku, tadi dari balik pohon kelapa itu. Saya melihat sebuah senyuman yang tak pernah terlihat selama 15000 tahun perjalanan kehidupan Anda, Tuanku..." ungkap Monner.

"Monner..."

"Anda sanga bahagia bersama dengan Tuan, Tuxedo serba hitam itu..."

"Ah... namanya Zura!" Alexander memperkenal kawan barunya itu.

"Ya, Anda terlihat bahagia bersama Tuan Zhura. Jadi, Tuanku jika kebahagiaan yang Anda inginkan. Maka saya, siap harus melindungi Tuanku dari segala penghamikan yang ada! Demi Anda..." seru Monner.

"Tidak Monner," sahut Alexander menghampri wanita cantik itu memeluknya dan menyatukan kening mereka.

"Aku bodoh, karena aku lupa. Aku punya seorang Uthari yang selalu, selalu dan selalu mencintai dan menjagaku!" tutur Alexander.

"Aku mencintaimu Monner, Aku ingin berada di dunia luar bersamamu!" ungkap Alexander dengan mata yang berkaca-kaca.

Seketika itu juga simbol bercahaya membentuk di bawah kaki mereka. Alexander, Monner dan Zura di hisap oleh cahaya aneh itu ke sebuah tempat yang tidak mereka ketahui.

Di sisi lain para petugas lab dan para tabib istana sedang mengawasi pergerakan tubuh dari Alexander.

Dan mereka terkejut melihat tubuh Alexander yang tiba-tiba terangkat dan bercahaya biru.

"Pengawal panggil dua orang itu mereka harus melihat ini!" perintah salah satu tabib Istana.

"Ya, Tuan!"

Pengawal itu bergegas mencari Hagai dan Shallman. Saat sampai di perpustakaan pengawal itu terkejut melihat Shallman sendirian tanpa Hagai.

Pengawal itu lalu memberitahu Shallman untik segera datang ke lab sedangkan Hagai yang berada di Aula istana. Melihat temannya dan seorang pengawal terlihat tergesa-gesa Hagai pun mengikuti mereka.

"Ada Apa? Sesuatu terhadi pada tubuh Alexander!" tanya Hagai panik.

"Ya, tubuh Tuan Azharu terangkat dan bercahaya!" jawab pengawal itu.

Mendengar jawaban pengawal itu Alexander mempercepat larinya dan menuju ke lab. Dan benar seperti yang dikatakan oleh pengawal itu.

Tubuh Alexander terangkat dan bercahaya biru namun, tiba-tiba cahaya itu terbagi tiga dan bersinar sangat terang hingga menyilau mata seluruh orang yang berada di ruangan itu.

Saat cahaya redup Hagai sangat terkejut sekaligus bahagia. Karena orang yang amat dirindukannya sudah berada di hadapannya yaitu Alexander.

"Azharu sudah kembali!" sapa Alexander pada semua orang di ruangan itu.