Chereads / Azharu dan 4 Penjaga Suci / Chapter 27 - Aku Azharu!

Chapter 27 - Aku Azharu!

Hagai melompat kegirangan pria hipster itu sangat-sangat bahagia. Dapat melihat temannya kembali dengan selamat. Setelah berhari-hari dia menunggunya.

"Alexander!!" Panggil pria hipster itu sambil berlari menuju Alexander dan memeluk pria itu erat-erat.

"Maafkan aku Hagai," ucap Alexander.

"Aku yang minta maaf, menipumu, memanfaatkanmu. Aku hanya putus asa, aku..."

"Aku akan mengembalikan putramu, sekian, setelah aku mengalahkan Yhunmant!" sela Alexander.

"Alexander jika...."

"Tuanku.. bukankah.. saya..."

"Tidak," sela Alexander.

"Aku Azharu, karena selalu melakukan hal yang sama sebanyak 20 kali aku mulai bosanan dan juga lelah. Apalagi bila di tambah dengan ya... tiga puluh lima ribu tahun yang panjang. Membuatku, lupa tentang satu hal!" ucap Alexander gembira.

"Apakah itu Tuanku?" tanya Monner.

"Cinta, aku punya cinta padamu Uthariku dan pada teman-temanku. Mereka yang membuatku ingin hidup untuk melindungi kau. Azthari. Senyum para penduduk, dan senyum kalian yang membuatku punya gairah untuk melakukan semua itu...." tutur Alexander tulus.

"Monner, maaf aku lupa! Jika aku memiliki cinta seindah dirimu," ungkap Alexander.

"Tuanku..."

Alexander mengangguk dan tersenyum, Wanita itu langsung melompat dan memeluk Alexander erat-erat. Seakan-akan dunia hanya milik mereka berdua. Dan hal itu membuat Alexander tersenyum tipis.

Untuk pertama kalinya dia sangat bahagia, karena apapun yang dilakukannya dia sudah memiliki satu orang yang sudah berada dipihaknya.

"Baiklah! Dimana Aquasye?" tanya Alexander melihat-lihat.

"Sedang bertempur dengan para penjaga di dimensi lain, sepertinya..." jawab Shallman.

"Apa!! " Alexander terkejut.

"Kau menghilang selama 7 hari, tubuh tergeletak seperti orang mati. Aku meminta Aquasye untuk mengalihkan perhatian orang gila itu. Sedangkan kami di sini berusaha membangunkanmu!" jawab Shallman.

"7 minggu, mustahil Aku hanya berada di sana selama 38 jam," tutur Alexander.

"Mungkin karena perbedaan waktu antara Onciantphile dan Azthariland!" sela Zura yang tiba-tiba menghampri mereka.

"Zura!" Alexander terkejut.

"Bagaimana bisa kau...."

"Aku terjebak selama 300 tahun dengan kegelisahan untuk menemukan Anda. Dan Anda terjebak disana karena kegelisahan untuk mencari kebebasan dan kebahagiaan saat kita menemukan apa yang kita cari... Voila! Kita semua keluar dari tempat itu," terang Zura menjelaskan.

Hagai melirikan matanya ke orang itu dan dirinya sangat terkejut dengan apa yang di lihatnya.

"Zhura!" panggil Hagai.

"Tuan Oliver! Anda terlihat sangat muda, sudah 300 tahun bukan sangat Aneh melihat Anda tanpa penutup mata itu..." sapa Zura.

"300 tahun apanya, aku melihatmu terakhir kali 500 tahun yang lalu..." jawab Hagai.

"Hm.. perbedaan waktu baik aku mengerti, tapi wow 500 tahun! Aku tidak menyangka.." ucap Jin itu.

"O.. hai Nyonya.. Liliput Shallman Aku, Zura Jin dari gurun pasir!" sapa jin polos itu.

"Namamu Liliput?" tanya Hagai.

"Diam atau ku cabik bibirmu!" sahur Shallman kesal.

"Kenapa, nama itu terdengar sangat bagus!" puji Hagai.

"Diam!" bentak Shallman.

Di sisi lain para penjaga suci mulai kelelahan melawan Aquasye. Dia sangat kuat dan sulit di kalahkan.

Sebagai Ratu Athurma wanita itu sangat kuat dan mengusai segala jenis sihir yang ada. Dan itu berhasil membuat para penjaga suci kelelahan..

"Melatih Azharu! Hahaha.. seharusnga kalian yang dilatih olehnya dasar para pemalsu kitab!" kekeh Aquasye puas.

Wanita itu memporak-porandakan para penjaga suci itu hingga mereka kehabisan tenaga. Tubuh mereka terluka parah, dan tidak mambu untuk membalas serangan Aquasye lagi.

Hanya Ruqztira, satu-satu nya yang asih dapat berdiri. Karena gaya bertarung yang tidak mengeluarkan banyak tenaga.

"Wah! wah.. wah.. kuat juga pertahananmu mantap pengkhinat!" ketus Aquasye berusaha melumpuhkan dinding penuh ramuan yang di buat oleh Ruqztira.

"Menyerah dan Matilah! Jika kalian mati kutukan akan berakhir. Yhunmant tidak akan menghancurkan pulau ini. Ya... mungkin kesimbangan pulai ini rusak. Tapi... setidaknya kita tidak harus memeras kekuatan Azharu terus menerus!" seru Aquasye.

"Apa maksudmu, mencoba menjebak kami!" tandas Ruqztira.

"Tidak, aku seorang Ratu. dan kata-kata yang keluar dari bibir cantik ini hanyalah ke-be-na-ran!" tegas Aquasye.

"Kebenaranmu adalah sampah Yhunmant itu di kutuk kerena keserakanhan Raja. Sampai kapan pun mereka akan selalu ada dan..."

"Kalian itu para penjaga suci, atau para penjaga tolol! Raja sialan itu menipu kalian dan kalian termakan oleh omongannya sungguh sangat naas.." Sela Aquasye.

"Jangan dengarkan dia Ruqztira! Wanita jalang itu ingin membuat kita semua berpikir seperti itu. Dia hanya ingin kristal dalam tubuh kita dan mengunakan untuk menghancurkan Azthariland!" tandas Elthalind dengan sisah tenaganya.

"Hahaha... biar ku belah tubuh kakakmu ini supaya kau saksikan sendiri, bahwa tidak ada kristal dalam tubuh kalian! Semuanya bersumber pada Azharu.." lontar Aquasye.

"Kau menyuruhnya untuk berlatih bersamamu, karena setiap manaa yang dia keluarkan akan menambah kekuatanmu dan adik-adikmu. Makanya kau tidak mau dia dilatih olehku!" tutur Aqusye.

"Bangsa Athurma justru akan terhisap kekuatan oleh Manaa seorang Azharu sehingga Azharu selalu mendapatkan kekuatan ekstra setelah melakukan sihirnya... " tambahnya.

"Mengakulah! Kau itu lebih licik dari sang Raja Azthari itu..." desak Aquasye.

"Tidak!!" Elthalind menyerang Aquasye.

Aqusye berusaha menghindar namun, kakinya telah ditahan oleh tanaman rambat yang di hasilkan oleh Ethalind.

"Banyak bekerja sedikit bicara, jalang!" tegur Elthalind.

Elthalind melemparka serangan terkuatnya pada Aquasye dan wanita malang itu tidak bisa menghindarinya.

Aquasye terus terkena serangan yang di lemparkan Elthalind. Dan Aquasye pun mulai kehabisan tenaga.

"Selamat tinggal! Wanita jalang,"

Ethalind melemparkan bola api terbesarnya tepat ke hadapan wanita itu dan saat serang itu hampir mengenaik Aquasye.

Sebuah cahaya kilat datang dan melenyapakan bola api itu dan mengubahnya menjadi hujan bunga.

"Apa ini! Siapa yang berani melakukannya!" pekik Elthalind.

Perempuan itu mencoba menyerang Aquasye sekali lagi dan hal yang sama pun terjadi. Ethalind terus menyerang lagi, dan lagi dari segala arah yang ada. Dan hal yang sama terus terjadi lagi, dan lagi.

Elthalind mulai kehabisan tenaga dan perempuan itu mulai menyerah. Dan berteriak-teriak karena dirinya terus-terusan gagal membunuh rival selama 500 tahunnya itu.

"Sulit ya... membunuhku!" cibir Aquasye.

"Diam kau jalang, aku akan membunuhmu, entah mantra gila apa yang menempel padamu, tapi aku akan tetap membunumu dasar jalang sialan!" geram Ethalind.

Ethaling mulai mengucapkan mantra gadis itu mebelah dirinya sesuai dengan jumlah element yang ada di bumi dan menyerang wanita yang ada di hadapannya itu.

"Petir!"

"Api!"

"Air!"

"Tanah!"

"Flora!"

"Angin!"

"Bersatu kami akan membunuhmu!!" teriak mereka bersamaan.

"Sedikit bicara banyak bekerja sayang!" tutur Aqusye mengedipakan matanya.

Sorot mata Aquasye yang angkuh semakin membuat Ethalind naik pitam. Para perempuan itu membentuk manna mereka lalu mengabungkannya.

"Erthranathus!!" ucap mereka bersamaan yang melempar serangan itu ke arah Aquasye.

Perempuan itu telah berusahar dengan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk membunuh wanita itu hingga dirinya sendiri kehabisan tenaga.

Namu, serangannya gagal lagi. perempuan itu mulai kesal dan menangis seperti orang gila dirinya berteriak-teriak dan mengucapakan kata-kata kasar.

"Bajingan sialan! Dasar kau jalang bajingan brengsek setan kau wanita lucknut!!!" pekik perempuan itu kesal.

Wanita Athurma itu terkekeh-kekeh melihat amarah perempuan itu. Dia melepaskan ikatan daunnya dan menghampiri perempuan itu.

"Sulit ya... membunuhku!" ejek wanita Athurma itu.

"Kau!" Elthalind mulai geram.

"Ya, bukan salahmu sih...." lontar Aquasye.

"Langsung intinya saja, jalang!" ketus Ethalind

"Itu karena.... e... karena.."

"Aku melindungnya!" celetuk seorang pria dengan jubah emas dan sebuah tonkat yang terbuat dari kristal dengan batu Azharu di tengahnya.

"Kau!" sahut Ethalind terkejut.