Chereads / Azharu dan 4 Penjaga Suci / Chapter 28 - Aku Azharu II!

Chapter 28 - Aku Azharu II!

"Aku melindungnya!" celetuk seorang pria dengan jubah emas dan sebuah tonkat yang terbuat dari kristal dengan batu Azharu di tengahnya.

"Kau!" sahut Ethalind terkejut.

"Benar Ethalind, aku sudah tahu segalanya! Kau menipuku. Dan aku tidak akan membiarkanmu melakukannya lagi!" serang Alexander.

"Hemeya, Futhari Azharu!" Alexander mengucapkan Mantra dan cahaya dari tubuh pria itu terbagi lima.

Dan yang mengejutkannya adalah 4 cahaya itu berubah menjadi 4 wujud.

"Aku Rixita, sang Molekul!" seru wujud pertama.

"Aku Antdresta, sang Alam!" seru wujud kedua.

"Aku! Moncthar sang Kekuatan!" seru wujud ketiga

"Aku Diante! sang tabib..." seru wujud keempat.

"Merekalah 4 Penjaga suci yang baru, yang aku hidupkan sendiri atas ijinku!" seru Alexander.

Mata Elthalind terpelongo dirinya tidak, menyangka jika Alexander sudah bergitu banyak menerima informasi.

"Apa yang terjadi Alexander, kau termakan tipuan mereka! Aku ini istrimu dan aku..."

"Tidak," sela Alexander.

"Istriku ya memang benar, tapi Ethalind! kau menipuku... kau merekayasa ingatanku dan sekarang semuanya telah terbongkar!" Murka Alexander.

"Apa maksudnya Alexander tipuan macam apa ini..." seru Ethalind.

"Ya! Terima kasih pada Zura yang telah membongkar semuanya..." tunjuk Alexander pada Zura.

"Hai wanita jahat!" sapa Zura menatap Ethalind.

"Kau bajingan laknat! Aku sudah membunuhmu 500 tahun yang lalu..." Elthalind yang tidaj sadar langsung menutup mulutnya.

Alexander tersenyum, dan menatap sinis Ethalind.

"Sebelum kau menyaksikanku membunuh istriku, Aku akan membunuh kalian berempat dengan tangan ini!" seru Alexander.

"Benarkah begitu!" sahut Willtyanu yang baru saja terbangun dari pingsannya.

"Ya, Willtyanu! Kau yang pertama," jawab Alexander.

"Hahaha... kau mengetahui semua kebenaran lalu, kau bisa apa setelah membunuh kami. Kau akan menodai sejarah. dan kau sendiri akan mati! Kau tahu membagi kekuatanmu sekarang kau telah menghidupi 8 wujud kekuatan... hanya itungan waktu dan kau akan mati!" serang Willtyanu.

"Aku azharu, semual hal yang ku lakukan selama ini telah salah dan kini akan ku perbaiki, meski aku harus mati!" tangkas Alexander.

Sorot mata Alexander menajam namun, di balik tatapan tajam itu tersimpan rasa kekecewaan yang besar. Sangat besar hingga bisa di rasakan oleh semua penjaga suci yang baru dibuatnya.

"Mereka mengecewakan Anda Yang Mulia, kami akan membereskannya.." Diante menenangkan Alexander.

"Terima kasih," ucap Alexander.

"Tiruan itu akan kalah olehku," celetuk Adirantu.

"Ya, mereka bahkan tidak punya pengalaman!" tambah Ruqztira.

"Jangan meremehkan ku senior, pengalamanku 30 ribu tahun diasah oleh yang mulia Azharu secara diam-diam!!" cela Moncthar.

"Aku akan membunuhmu!" seru Moncthar.

"Banyak cakap kau!!" pekik Elthalind menyerang Moncthar.

Dan serangan langsung di tangkis oleh Rixita.

"Moer pusse!" satu mantra dari Rixita berhasil berubah mantra Elthalind menjadi serpihan monekul.

"Sekarang sambutlah balasanku, Tiayurxe!" serang Rixita.

Dan serangan itu berhasil menyerang Elthalind.

"Kau yang diciptakan dangan cara yang tercela tak akan bisa mengalahkanku. Yang di ciptakan oleh izin Yang Mulia Azharu!" ejek Rixita menatap Elthalind sinis.

"Angkuh juga gayamu sialan!" kekeh Ruqztira.

"Si pengkhianat! Kau berhadapan denganku," ketus Diante.

"Wah! Ternyata nada bicaramu bisa tinggi juga ya," sahut Ruqztira.

"Hahaha... aku tersanjung, Roethra!" serang Diante dengan melempar ramuan pada dinding pelindung Ruqztira dan dinding itu hancur seketika.

"Maaf tapi, aku lebih suka bertindak daripada banyak cakap..." ucap Diante.

"Sial kau!" maki Ruqztira.

"Kamu marah, bagus..." sahut Diante mengedipkan matanya.

"Kau bajingan tengik!" pekik Adirantu.

"Serang aku, Adirantu. Kau itu sepayah apakah sampai tidak pernah mengerluarkan serangan!" pancing Moncthar.

"Seorang pria terbang yang membiarkan dua wanita melindunginya. mengatakan aku lemah, sungguh mengejutkan!" singgung Adirantu.

"Benarkah, kau harus menyerangku terlebih dahulu. Untuk melihat kekuatanku!" tantang Moncthar.

Emosi Adirantu terpancing, dia berubah menjadi badak dan menyerang Moncthar. Namun, langsung di tangkisnya dengan satu pukulan.

"Seperti yang dikatakan para Ahli, sang kekuatan! Sebenarnya aku pengendali gravitasi tapi.. lebih keren jika, dikatakan sang kekuatan!" papar Moncthar.

"Banyak ucap!" balas Adirantu menyerang balik namun, lagi-lagi di tepis oleh Moncthar.

"Hahaha... kan sudah ku bilang, keras kepala!" kekeh Moncthar tertawa.

"Fokus pada sebelah kananmu Moncthar! ada se..." tegur Alexander.

"Sudah!" sela Moncthar menangkis serangan Ruqztira.

"Tenang saja, Yang mulia instingku kuat pendengaranku sangat super sekali!" ujar Moncthar.

"Terserah!" balas Alexander.

"Aquasye, kamu istirahatlah! Aku akan menghadapi Ethalind," tutur Alexander menyembukan luka pada seluruh tubuh Ratu Athurma itu.

"Xander, Hati-hatilah," pinta Aquasye mengecup kening pria itu. Lalu, pergi meninggalkan tempat itu.

"Istriku, Elthalind! Kau adalah lawanku," se

"Baiklah, Hyat...!" Elthalind menyerang Alexander.

Serangan pertama Elthalind ditepis oleh Alexander.

"Akan ku balas, memoerku. Hm... Fcethara!" Alexander balas menyerang.

Dan Elthalind berhasil menghindari serangan itu.

"Tangkas, juga gayamu!" ujar Alexander.

"Makanya kau menikahiku!" ucap Elthalind Angkuh.

"Ya, sekarang kita bercerai! Kau tidak terlihat cantik lagi, dan kau menipuku!" sahut Alexander.

"Brengsek kau!" serang Ethalind.

"Eits, gak kena!" tangkis Alexander.

"Hahaha... terlalu lama, Kau sudah hidup terlalu lama!" kekeh Alexander.

Alexander melihat Ethalind dan para penjaga suci lainya yang mulai kelelahan. Hatinya mulai tidak tega, dia ingin menghentikan ini. Namun, setelah Zura mengembalikan semua ingatannya. Dia tahu jika mereka telah menipu dan ada harga yang harus dibayar untuk itu.

"Ethalind!!" panggil Alexander.

"Apa!!" sahut Elthalind.

"Jangan mempersulit, ikhlaskanlah kau mati di sini!" tutur Alexander.

"Kau pikir dengan tubuh bercahaya itu kau bisa membunuh kami! Kau tidak tahu bagaimana cara Raja menciptakan kami!" tantang Ethalind.

"Aku tahu," jawab Alexander datar.

Flash back.

"Diam kalian berdua dan berhenti bertengkar Nyonya Liliput!" rerai Alexander.

"Kenapa kau juga...."

"Jadi Zura kamu ini Jin dari gurun pasir bukan?" tanya Alexander memastikan.

"Ya," jawab jin itu singkat.

"Jadi kekuatanmu itu di luar Azharu dan kekuatanku tidak memiliki pengaruh padamu, benar!?" tanya Alexander memastikan lagi.

"Ya," jawab Zura.

"Jadi...."

"Oh sial! Langsung saja pada intinya brengsek!" sela Shallman mulai kesal.

"Aku hanya ingin tahu saja," tutur Alexander.

"Zura bisakah kamu mengembalikan ingatanku, yang sebenarnya. Ingatanku selama lima puluh ribu tahun?" tanya Alexander.

"Keingunan Tuanku, adalah perintah bagiku!" sahut Zura gembira dan bertranformasi pada wujud Jinnya.

Asap mengebul di seluruh ruangan, dan seluruh benda bergetaran. Kekuatan Zura begitu besar hingga membuat satu Istana Athurma terguncang.

Dan transformasi pun selesai Zura berubah wujud menjadi Jin. Sebenarnya wujudnya sama saja namun, tanpa kaki dan gaya pakaian yang seperti orang timur tengah.

"Hah! Kemana kakimu?" Alexander terkejut.

"Saya Jin Tuanku, kami tidak memiliki kaki..." jawab Zura lembut.

"Mengapa kamu memanggil Tuanku Alexander dengan sebutan Tuanku?" tanya Monner menatap sinis Zura.

"Karena memang Azharu adalah Tuanku," jawab Zura polos.

Alexander dan Hagai kembali mengingat kata-kata mereka saat di gua mistis malam itu. Kemudian Hagai memanggil Monner dan memberitahu gadis itu bahwa Zura dan Mereka berasal dari tempat yang berbeda.

"Apakah hubungannya?" tanya Monner.

"Monner di timur tengah, Tuanku artinya seperti Boss dan Tuan..Raja dan semacam itu," terang Alexander.

"Ah... begitu," sahut Monner.

"Kenapa apa artinya Tuanku disini?" tanya Zura.

"Suamiku," jawab Hagai.

"Okkay, baiklah Tuan Alexander jadi Anda masih menginginkan ingatan itu?" tanya Zura.

"Ya, aku menginginkannya!" jawab Alexander.

"Baiklah ingin dengan merasakan fisik atau hanya ini perasaan saja atau tanpa dua-duanya?" tanya Zura.

"Apa maksudnya, kenapa pertanyaannya banyak sekali?" tanya Alexander lagi.

"Aku seorang jin, aku mengabulkan perkataan bukan pikiran. Anda harus meminta semuanya dengab khusus dan spesifik," terang Zura.

"Hm.. begitu ya,"

"Anda sering melakukan kesalahan saat pertama kali Anda membuat permintaan," terang Zura.

"Ya..." Alexander menarik nafasnya dan benar benar memikirkan apa yang dia inginkan.

Pria itu menghembuskan nafasnya lembut dan memandangi Zura dengan yakin.

"Zura, aku ingin melihat semua ingatanku dan bisa merasakan semua perasaan itu kembali fisik dan hati, itu keinginanku!"

"Sesuai keinginanmu Tuanku, semuanya terkabulkan!!" Zura melempar asap kecil dari jarinya ke arah Alexander.

asap kecil itu kemudia membesar dan menutupi seluruh tubuh pria itu. Alexander tidak bisa melihat teman-temannya lagi asap itu sangat tebal hingga menghalangi pandangannya.

Asap itu beberapa kemudian menipis dan memudar sedikit demi sedikit. Alexander mengunakan tangannya untuk menghapus asap itu dan dirinya tiba di tempat yang tak disangka-sangka.

"Wow Zura, dia hebat juga ya..." guman Alexander.

"Jadi ini aku.., hai Azharu!" Alexander menyapa dirinya sendiri.

"Hm... sepertinya aku tidak terlihat ya!" Alexander melirik dirinya ke arah air.