Chereads / Di Sampingmu Yang Paranoid / Chapter 31 - Merindukanmu

Chapter 31 - Merindukanmu

Qin Shu merasa gugup setelah mengirim pesan, karena Fu Tingyu selalu tidak mau mempercayainya, apapun yang dikatakannya. 

Fu Tingyu pasti juga tidak percaya meskipun sudah membaca pesan yang dikirimnya ini.

Bahkan pria itu benar-benar tidak percaya apapun yang dikatakan Qin Shu dari lubuk hatinya yang terdalam.

Qin Shu melihat waktu dan mendapati bahwa sekarang sudah dini hari. Fu Tingyu pasti sudah tidur jam segini

Seandainya dibaca pun, Fu Tingyu juga baru membaca pesannya besok pagi.

Qin Shu meletakkan ponselnya di atas meja kecil begitu memikirkan kemungkinan ini. Kemudian dia mematikan lampu dan berbaring untuk tidur.

Tengah malam ini diselimuti kesunyian.

Qin Shu berada di ambang mimpi dan tiba-tiba merasa ada seseorang yang menekan tubuhnya dan membuatnya sulit bernapas.

Hingga akhirnya Qin Shu segera membuka matanya.

Dia hanya dapat melihat sesosok orang yang dikelilingi kegelapan di depannya karena kamarnya yang gelap tanpa pencahayaan.

Napas seorang pria yang sangat khas masuk ke dalam indra penciuman Qin Shu. Penderitaan sangat dalam terasa begitu kental dan tidak asing lagi. Tidak salah lagi, orang di depannya ini adalah Fu Tingyu. 

Apakah Fu Tingyu benar-benar datang?

Qin Shu tidak tahu apa semua ini mimpi atau kenyataan. Dia terbangun dari mimpi dan menatap pria yang tiba-tiba muncul di depannya ini dengan tatapan tak percaya.

"Sekarang sudah larut malam. Kenapa kamu datang kemari?" Meskipun Qin Shu sangat menginginkan kehadiran Fu Tingyu, tapi setidaknya seharusnya pria itu datang di siang hari.

Suara Qin Shu sedikit serak karena baru saja bangun tidur.

Fu Tingyu mengangkat kepalanya. Mata gelapnya menyatu dengan kegelapan malam, sehingga tampak semakin dalam. 

"Merindukanmu."

Qin Shu tertegun selama beberapa detik. Hidungnya terasa masam.

Dia memeluk Fu Tingyu dengan erat untuk merasakan apakah orang di dalam pelukannya ini benar-benar nyata.

Qin Shu justru mendapati bahwa seluruh pakaian Fu Tingyu basah kuyup.

Dia pun langsung bertanya, "Kenapa bajumu basah?"

"Di luar hujan."

Fu Tingyu tertegun, dan dia baru menyadari pakaian yang dikenakannya juga basah, bahkan hingga ke pakaian dalamnya. Dia segera bangkit dan mengulurkan tangan untuk menyalakan lampu.

Ruangan yang semula gelap gulita pun seketika menjadi terang.

"Aku mandi dulu."

Fu Tingyu berbicara sambil berbalik badan dan masuk ke kamar mandi. Dia menjilati bibirnya sendiri sedikit, tidak puas karena belum mengekspresikan diri sepenuhnya.

Qin Shu menatap punggung tegap Fu Tingyu. Matanya terasa begitu perih. Kenapa pria itu sangat bodoh, bergegas datang kemari di tengah malam dalam keadaan hujan deras begini?

Dia menurunkan pandangannya dan melihat tempat tidur yang sudah tergenang air.

Qin Shu segera berdiri dan melipat kasur lantai itu, lalu mengeluarkan yang baru dari lemari.

Tidak lama kemudian, Fu Tingyu sudah selesai mandi dan berjalan keluar dari kamar mandi. Dia hanya mengenakan handuk mandi putih sebatas pinggangnya. Fu Tingyu memiliki garis otot kuat dan lentur yang timbul tak terbatas di setiap bagian tubuhnya. Dia adalah tipe orang yang tubuhnya terlihat kurus saat berpakaian dan tampak berisi saat tidak berpakaian.

Qin Shu melangkahkan kakinya menghampiri Fu Tingyu, lalu dia menarik tangan pria itu. "Ayo tidur, sekarang sudah larut malam."

Fu Tingyu menurunkan pandangannya dan melihat tangannya yang digenggam oleh Qin Shu. Tangan Qin Shu sangat putih dan lembut. Fu Tingyu sangat suka suhu telapak tangan Qin Shu saat ini

"Aku akan tidur di kamar sebelah."

"Mengapa tidur di sebelah. Apa kamu tidak bisa tidur nyenyak kalau di sini?"

Terlihat kepedihan di mata Qin Shu. Melihat Fu Tingyu rela bergegas datang kemari di larut malam begini, Qin Shu mengira bahwa Fu Tingyu tidak akan tidur di tempat tidur yang terpisah dengannya. Tapi ternyata Fu Tingyu masih ingin tidur di tempat tidur yang terpisah.

Fu Tingyu tiba-tiba menunduk dan menempelkan bibirnya ke telinga Qin Shu. Dia berbisik pelan, "Sayang, apa kamu sudah lupa apa yang pernah aku katakan?"

Suara Fu Tingyu terdengar begitu rendah dan seperti makhluk yang haus darah, namun kelembutannya membuat Qin Shu tertegun.

Sorot mata Fu Tingyu begitu gelap. Dia berbalik pergi tanpa memberi Qin Shu kesempatan untuk berbicara.

Qin Shu baru tersadar kembali saat pintu sudah tertutup. Pandangannya tertuju ke arah pintu yang tertutup itu untuk waktu yang lama.

Perasaan yang tulus benar-benar tidak ada hubungannya dengan ranjang.

Tetapi? tidur di tempat tidur terpisah setiap juga akan mempengaruhi perasaan mereka.

Keesokan harinya.

Qin Shu terbangun sendiri dan perlahan membuka matanya. Namun, yang pertama kali dilihatnya bukanlah atap-atap langit kamarnya di pulau pribadi seperti biasanya, melainkan...