Chereads / Di Sampingmu Yang Paranoid / Chapter 36 - Sayang, Aku Sangat Ingin Mengintimidasimu

Chapter 36 - Sayang, Aku Sangat Ingin Mengintimidasimu

"Nyonya muda, kita sudah sampai di sekolah."

Terdengar suara pak sopir yang sedingin malam. Qin Shu membuka matanya yang masih setengah mengantuk dan melihat ke luar jendela. Itu adalah pemandangan gerbang sekolah SMA Linxi.

Qin Shu mengusap matanya agar tersadar sepenuhnya dari rasa kantuk. Dia teringat suara rendah Fu Tingyu semalam yang terus terngiang-ngiang di telinganya.

"Sayang, sikapmu saat ini membuatku sangat ingin mengintimidasimu."

Andai Qin Shu tahu dari awal, dia tidak akan mencari mati. Dia tak akan menurut saja dan menutup matanya.

Siapa bilang tuan muda besar di Kota Jiangcheng itu dapat mengendalikan diri untuk tidak tergoda akan pesona seorang wanita? Sialnya, semua itu hanya omong kosong!

Qin Shu mengambil tas sekolahnya, membuka pintu dan turun dari mobil. Dia melihat ke arah beberapa huruf besar berwarna emas di atas gerbang sekolah yang berbunyi 'SMA LINXI'.

SMA Linxi adalah sekolah tingkat SMA nomor satu se-Jiangcheng dan juga masuk ke dalam urutan tiga sekolah terbaik di Cina.

Tentu saja, banyak anak muda yang ingin masuk ke sekolah ini.

Qin Shu mengangkat alisnya, lalu melangkahkan kakinya memasuki sekolah. Dia berjalan dengan diiringi angin yang berhembus tenang.

Di belakang Qin Shu, sebuah mobil Lamborghini SC19 Alston edisi terbatas di dunia berhenti di depan gerbang sekolah.

Pemilik mobil tersebut adalah Fu Tingyan, tuan muda dari Keluarga Fu. Dia adalah anak ketujuh dan juga dikenal sebagai anak bungsu di keluarganya.

Mobil sport Lamborghini ini dibuat khusus untuk Fu Tingyan sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke 17 dari Fu Tingyu. Mobil ini adalah satu-satunya di dunia, dengan bentuk yang keren serta ada tiga kata 'Fu Ting Yan' yang terukir di atasnya.

Begitu turun dari mobilnya, Fu Tingyan melihat seorang wanita yang berjalan masuk dari gerbang sekolah. Punggung siswi itu begitu mirip dengan perawakan Qin Shu. Dia benar-benar tak percaya dengan apa yang dilihatnya ini.

Pasti hari ini Fu Tingyan terlalu senang mengendarai mobil hadiah pemberian kakaknya, sampai-sampai ada yang tak beres dengan penglihatannya. Mana mungkin kakaknya memperbolehkan Qin Shu pergi ke sekolah?

Akhirnya Fu Tingyan menarik kesimpulan ini dan kembali tenang.

Qin Shu berjalan menuju kelasnya sambil membawa tas di punggungnya.

Hari ini dia berpenampilan seperti biasanya, dengan poni yang menutupi dahinya, rambut panjang yang tergerai di belakang punggungnya, serta wajah yang dipoles riasan tipis yang membuatnya terlihat lebih seperti siswa pada umumnya.

Setelah Qin Shu masuk ke kelas, matanya menyapu sekeliling kelas, hingga akhirnya pandangannya tertuju pada kursi di baris terakhir. Kemudian dia kembali melangkahkan kaki menuju kursinya.

Semua siswa menatap Qin Shu dengan mata terbelalak, yang berjalan di kelas dengan acuh tak acuh dan percaya diri. Untuk sesaat, mereka tidak bereaksi apa-apa atas yang terjadi. 

Wali Kelas juga melihat Qin Shu berjalan memasuki kelas. Dia mengikuti muridnya itu berjalan masuk ke kelas dengan ragu-ragu dan memanggil Qin Shu.

"Qin Shu, mengapa kamu datang ke sekolah?"

Qin Shu menghentikan langkahnya saat mendengar suara Wali Kelas. Dia menoleh dan menatap Wali Kelas, namun dia mencibir dalam hati, "Bukankah Anda tahu betul apa alasannya? Tentu saja saya datang ke sekolah untuk mengikuti kelas."

"Apa kamu tidak tahu bahwa pada semester lalu pihak sekolah sudah memberi surat pemberitahuan bahwa mereka telah mengeluarkanmu?" Wali Kelas jelas berpura-pura memperingatkan Qin Shu dengan baik-baik.

Qin Shu menatap Wali Kelas dengan raut muka datar. "Saya tidak menerima surat pemberitahuan yang menyatakan bahwa saya telah dikeluarkan. Saya hanya menerima pemberitahuan dari Kepala Sekolah untuk datang ke sekolah."

"Bagaimana mungkin? Aku jelas mendengar pemberitahuan dari Kepala Sekolah bahwa kamu telah dikeluarkan. Bagaimana bisa Beliau malah menyuruhmu datang ke sekolah?" Wali Kelas sungguh tidak mempercayai ucapan Qin Shu.

"Wali Kelas bisa bertanya langsung ke Kepala Sekolah jika tidak percaya."

Qin Shu mengangkat bahunya dengan acuh dan melanjutkan langkahnya menuju kursinya.

Wali Kelas melihat Qin Shu bicara dengan sangat meyakinkan. Setelah berpikir sebentar, akhirnya dia memutuskan pergi menemui Kepala Sekolah dan menanyakan hal ini.

Para siswa juga sedang menunggu Wali Kelas kembali ke kelas mereka dan mengkonfirmasi kebenaran berita bahwa Qin Shu telah dikeluarkan dari SMA Linxi.

Kantor Kepala Sekolah.

"Kepala Sekolah, bukankah Anda telah mengeluarkan Qin Shu? Mengapa dia datang ke kelas lagi?"

Wali Kelas berujar dengan nada bicara mengintrogasi karena cemas.

Ekspresi Kepala Sekolah seketika berubah dalam. "Apa kamu merasa keberatan dengan keputusanku?"

"Saya bukannya tidak setuju. Qin Shu sudah mengulang dua tahun ajaran, namun nilainya masih sangat buruk, dan itu jelas akan mempengaruhi tingkat pendaftaran siswa baru."

Menyadari kalau nada bicaranya barusan tidak sopan, Wali Kelas pun segera menurunkan nada bicaranya.

"Aku sudah memutuskan. Lolos atau tidaknya Qin Su pada ujian perguruan tinggi, itu adalah urusannya sendiri. Kalau tidak ada urusan lain, keluarlah dari sini." Kepala Sekolah mengibaskan tangan dengan tidak sabar.

Tidak peduli seberapa marahnya Wali Kelas, dia tidak bisa melawan kepala sekolah. Dia hanya bisa berbalik pergi dengan marah.

Sosok ramping Fu Tingyan berjalan masuk ke kelas dan merasakan bahwa ada yang tidak beres dengan suasana di dalam kelas saat ini.

Dia mengikuti tatapan para siswa, yang hampir semuanya tertuju ke bangku baris terakhir. Dia melihat Qin Shu duduk di depan meja itu. Seketika, Fu Tingyan pun langsung tertegun.