Saat Fu Tingyan bersiap tidur sebentar, dia melihat Jiang Yu melemparkan kembali kertas lipatan itu ke mejanya. Dia pun melirik Jiang Yu.
Jiang Yu berkata dengan bahasa bibir, "Xiao Qi, dia menanyakan kakakmu."
"Kakakku?"
Jiang Yu mengangguk.
Fu Tingyan membuka catatan itu dengan ragu dan membaca kalimat yang tertulis di atasnya, kemudian dia menoleh ke arah Qin Shu di sampingnya.
Qin Shu menatapnya dengan pandangan penuh harapan, menunggu jawaban Fu Tingyan.
Fu Tingyan langsung meremas kertas tersebut menjadi bola kertas dan melemparkannya ke tong sampah di belakangnya. Dia membaringkan kepalanya ke atas meja untuk tidur.
"..."
Apa maksud sikapnya ini?
Fu Tingyan tidak tahu atau tidak mau memberitahunya?
-
-
Jam makan siang di kantin.
Qin Shu membawa piring makan siangnya sambil menyapu pandangan ke seluruh meja di kantin dan akhirnya tertuju di dekat sudut kantin. Tempat itu sudah menjadi tempat duduk eksklusif Fu Tingyan dan Jiang Yu setiap makan di kantin.
Dia segera berjalan menuju ke meja makan Fu Tingyan, lalu meletakkan piring di tanganya ke atas meja dan duduk.
Sebenarnya Qin Shu ingin bersikap seperti dulu, seolah tidak mengenal Fu Tingyan.
Tapi, dia ingin tahu bagaimana Fu Tingyu bisa terluka seperti itu dan juga siapa yang melukainya.
Fu Tingyan melihat Qin Shu duduk di seberangnya. Tatapannya berubah suram saat mengingat bahwa kakaknya terluka karena Qin Shu.
Jiang Yu menatap Qin Shu dengan tatapan sangat jijik. Dia menggunakan sumpitnya untuk mengetuk meja di hadapan Qin Shu. "Jangan duduk di sini. Kamu mempengaruhi nafsu makanku dan Xiao Qi."
Qin Shu melirik Jiang Yu dan mengingatkan dengan niat baik. "Jika kamu memiliki nafsu makan yang buruk, aku sarankan kamu pergi ke apotek untuk membeli obat pelancar pencernaan. Di sana ada segala obat pencernaan, baik untuk orang tua maupun anak muda."
".... Kau." Jiang Yu tidak dapat berkata apa-apa saat mendengar reaksi Qin Shu.
Fu Tingyan mendongak menatap Jiang Yu dan hanya berujar singkat, "Makan saja."
Jiang Yu menatap Fu Tingyan dengan tatapan tak percaya. "Apa kamu masih punya selera makan di hadapannya?"
"Aku sudah selesai makan."
Fu Tingyan meletakkan sumpit dan pergi begitu saja.
Jiang Yu melihat ke piring makan Fu Tingyan. Makanan di piring itu hanya berkurang beberapa suap saja. Jiang Yu tahu kalau Xiao Qi tidak berselera makan lagi karena ada Qin Shu.
Jiang Yu juga meletakkan sumpitnya dan berjalan keluar dari kantin.
Melihat makanan di atas piring kedua orang itu yang hanya berkurang sedikit, Qin Shu berkata, "Buang-buang makanan saja."
-
-
Ketika di dalam kelas,
Qin Shu kembali menuliskan pertanyaan yang sama di selembar kertas lain, hanya saja di bagian bawahnya ia tambahkan satu kalimat lain lagi.
Kemudian dia melemparkan catatan itu ke Fu Tingyan.
Fu Tingyan melihat sebuah lipatan kertas yang dilempar ke atas mejanya dari arah samping. Tanpa perlu melihatnya pun dia sudah tahu kalau Qin Shu yang melemparkannya.
Dia mengambil kertas tersebut dan menggenggamnya dengan telapak tangannya hingga menjadi bola kertas. Dia menoleh ke arah Qin Shu dan berencana membuangnya di tempat sampah di belakang Qin Shu.
Namun, dia malah melihat Qin Shu berbicara menggunakan gerakan bibir, "Kamu akan menyesal nanti kalau tidak membacanya!"
Senyuman di sudut mulut Qin Shu terlihat penuh dengan ancaman.
Tangan Fu Tingyan yang hendak melempar kertas tersebut seketika berhenti bergerak. Setelah berpikir sesaat, dia merentangkan telapak tangannya dan membuka kertas di dalam genggamannya yang sudah terlipat-lipat sampai kusut.
Setelah membukanya, dia membaca kalimat yang bertuliskan:
'Jika kamu tidak memberitahuku, aku akan menyebarkan ke forum sekolah bahwa aku adalah kakak iparmu.'
Setiap kata dalam kalimat tersebut adalah sebuah ancaman.
Fu Tingyan sangat marah. Dia merobek kertas kusut di tangannya menjadi beberapa bagian dan membuangnya ke tempat sampah.
Seorang Fu Tingyan tidak akan takut pada apapun di sekolah, termasuk pada para penindas di SMA Linxi. Dia hanya takut pada satu hal, yaitu jika para teman-temannya tahu fakta bahwa Qin Shu adalah kakak iparnya.
Selanjutnya, Qin Shu mulai fokus mempelajari materi yang dijelaskan guru. Sekarang, dia hanya perlu menunggu waktu pulang sekolah, dan Fu Tingyan akan memberitahunya.
-
-
Akhirnya jam pulang sekolah pun tiba.
Setelah menunggu semua siswa pergi...
Fu Tingyan mengambil tasnya dan menggantungkannya di pundak. Dia menatap Qin Shu dengan sorot mata dingin dan berkata, "Kamu hanya ingin tahu bagaimana kakakku terluka, kan? Aku akan memberitahumu. Kakak terluka karena dia menyelamatkanmu. Luka itu memanjang lurus dari tulang belikat di bahu sampai ke tulang belakang di punggungnya. Bahkan hampir membuat Kakak kehilangan lengannya."
Qin Shu tertegun. Jadi, Fu Tingyu terluka karena dirinya.
Bagaimana bisa Qin Shu tidak mengingat kejadian itu sama sekali?
"Kamu waktu itu tidak sadarkan diri sepanjang hari. Ketika kamu sudah sadar, kamu mulai mogok makan untuk memaksa Kakak melepaskanmu, sdangkan kakakku yang bodoh itu masih terbaring di rumah besar Keluarga Fu untuk memulihkan luka-lukanya."
Suara Fu Tingyan terasa dingin, dan matanya memerah karena menahan amarah.
---
Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.
Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.
Terimakasih atas pengertian Anda.