Chereads / Di Sampingmu Yang Paranoid / Chapter 29 - Kamu Adalah Masa Depan yang Kuharapkan

Chapter 29 - Kamu Adalah Masa Depan yang Kuharapkan

Qin Shu termenung di atas tatami untuk waktu yang lama, kemudian dia bangkit untuk mandi.

Dari awal, Fu Tingyu sudah mempersiapkan stok pakaian untuk Qin Shu dengan sangat baik. Di sebelah kamar, ada sebuah ruangan yang dipenuhi berbagai pakaian bermerek terkenal.

Tersedia banyak pakaian dengan segala jenis gaya.

Bahkan ada baju renang juga!

Meskipun Fu Tingyu telah pergi, namun Qin Shu tetap harus berdandan dan membuat dirinya terlihat cukup baik supaya kecantikannya tidak berkurang sedikit pun.

Qin Shu harus menjadi lebih kuat sebelum dia bisa berdiri berdampingan dengan Fu Tingyu.

Qin Shu selesai berganti pakaian, lalu ia berjalan keluar.

Dia sudah cukup terbiasa dengan semua yang ada di pulau ini karena sudah pernah tinggal di sini di kehidupan sebelumnya. Jadi, ia tidak perlu didampingi orang lain untuk pergi ke mana-mana.

Selain makan dan berjalan-jalan, Qin Shu juga membaca buku dan memanfaatkan waktunya di pulau ini untuk mengulas kembali semua mata pelajaran yang tertinggal.

Qin Shu berdiri di depan cermin rias dan melihat penampilan dirinya di cermin. Bekas luka di pipi kanannya menjadi lebih terang, dan tiga bekas goresan akibat cakaran kucing itu juga telah menghilang.

Tidak lama lagi, bekas luka ini akan menghilang sepenuhnya.

Dia sungguh tidak menyangka bahwa cakaran Bazong justru menjadi berkah yang tersembunyi untuk lukanya. Berkat cakaran Bazong di dekat area matanya, bekas luka yang selama ini mengganggu penampilannya itu dapat menghilang dengan berjalannya waktu.

Qin Shu sedang dalam suasana hati yang baik setelah mendapati bekas lukanya yang hampir hilang. Dia memakai baju renang dan pergi bermain air.

Dia berjalan di pantai tanpa alas kaki, dan ombak demi ombak menyapu pergelangan kakinya. Perasaan seperti itu sungguh luar biasa.

Qin Shu duduk seorang diri di pantai, lalu dia mengangkat ponselnya dan membuat postur yang cukup menggoda. Wajah cantiknya mendongak menghadap ke arah kamera dan 'cekrek'.

Setelah melihat hasil jepretan foto dirinya sendiri, dia mengirim foto tersebut ke Fu Tingyu dengan sangat puas.

Kemudian Qin Shu lanjut bermain di pantai.

Pada saat yang sama di ruang rapat Perusahaan Grup Fu.

Departemen keuangan melaporkan jumlah uang masuk dan keluar setiap tiga bulan kepada Direktur Utama, Fu Tingyu.

Fu Tingyu mendengarkan dengan seksama, dan dari waktu ke waktu, muncul keraguan di dalam hatinya.

Hingga tiba-tiba ponsel di sebelah tangan kanannya bergetar dua kali.

Fu Tingyu memiliki satu kebiasaan. Saat Qin Shu tidak berada di dekatnya, dia akan langsung membuka ponselnya setiap ada pesan masuk kalau saja ada informasi bahwa wanita itu berusaha melarikan diri. 

Ini juga pertama kalinya Fu Tingyu meninggalkan Qin Shu sendirian di tempat asing. Tak bisa dipungkiri bahwa hatinya merasa khawatir.

Mata gelapnya melupakan layar ponselnya yang bersinar terang. Dia mendapati Qin Shu lah yang mengirimkan pesan. Jari rampingnya membuka layar ponsel, dan kotak obrolan langsung muncul.

Dia melihat foto selfie Qin Shu yang sedang duduk di pantai dengan mengenakan pakaian renang. Sorot matanya seketika menjadi gelap.

Dia teringat kalau Shi Yan berdiri tepat di belakangnya. Dia segera memundurkan tubuhnya menutupi layar ponselnya.

Aku tidak melihat apapun, batin Shi Yan.

Hari kedua.

Fu Tingyu menerima pesan dari Qin Shu lagi. Wanita itu mengirimkan sebuah foto yang diambil di laut.

Qin Shu bermain bola dengan kepalanya. Rambut di dahinya basah kuyup dan menempel di pipi putihnya.

Air laut berada tepat di posisi tulang selangka Qin Shu. Bekas ciuman di atasnya setengah kelihatan dan warnanya sangat gelap.

Mata Fu Tingyu kembali menggelap. Dia menjilat bibirnya sendiri.

Shi Yan baru saja masuk dan melihat pemandangan ini. Dia menebak-nebak, apakah atasannya ini sedang kelaparan?

Hari ketiga.

Qin Shu mengirimkan pada Fu Tingyu foto dirinya saat sedang makan sarapan. Ia mengenakan pakaian rumah yang kasual.

Rambut panjangnya yang seperti rumput laut dibiarkan tergerai bebas. Rambut hitamnya itu tampak berkilau karena Qin Shu berpose dengan kepala miring. Ditambah ia mengenakan penutup kepala, wajah Qin Shu sama sekali tidak terlihat.

Ketika tidak melihat foto yang diinginkannya, Fu Tingyu merasa ada sesuatu yang hilang di hatinya.

Hari keempat.

Tiba waktunya 

Qin Shu mengirimkan foto pada Fu Tingyu.

Fu Tingyu sedang duduk di kantor dengan menyilangkan kaki sambil memegang ponsel di tangannya. Dia menunggu kiriman foto lagi dari Qin Shu. Dia sangat menantikan foto seperti apa yang akan Qin Shu kirim padanya.

Akhirnya tiba waktunya Qin Shu mengirimkan foto pada Fu Tingyu. 

Fu Tingyu segera membuka foto tersebut dengan penuh harap, namun kemudian raut muka seketika menjadi suram.

Foto tersebut memperlihatkan bagian belakang seorang pelayan yang sedang mengepel lantai.

Ada juga sepasang sandal katun berwarna pink di sebelahnya. Hanya melihatnya sekilas saja, Fu Tingyu sudah tahu kalau sandal itu adalah milik wanita kesayangannya, Qin Shu.

Satu-satunya hal yang bisa Fu Tingyu lihat adalah kaki Qin Shu yang terekspos mengenakan sandal katun itu.

Hari kelima.

Fu Tingyu terus mengecek ponselnya dari pagi sampai pulang kerja. Dia takut terlambat melihat pesan baru yang dikirim wanita itu.

Namun, setelah menunggu sepanjang hari, Fu Tingyu tidak kunjung menerima kiriman foto dari Qin Shu.