Chereads / Di Sampingmu Yang Paranoid / Chapter 25 - Cinta Tuan Muda yang Mendalam

Chapter 25 - Cinta Tuan Muda yang Mendalam

Tapi, Qin Shu harus menunda dulu urusannya di sekolah.

Kini mereka telah tiba di pulau itu. Qin Shu mengikuti Fu Tingyu turun dari kapal pesiar.

Qin Shu berada di pulau itu untuk kedua kalinya dalam kehidupan yang berbeda. Dia memandangi rumah kayu serta pepohonan hijau yang sudah tidak asing lagi untuknya. 

Di kehidupan sebelumnya, ketika melihat pulau yang dikelilingi air laut, di dalam hatinya tidak ada hal lain selain perasaan takut.

Suasana hatinya sekarang berbeda. Dia baru menyadari bahwa pulau itu sebenarnya terlihat sangat indah.

Pantas saja Fu Tingyu membelinya dengan harga mahal, dan bahkan setelahnya dia masih mengeluarkan banyak uang untuk menatanya kembali.

Qin Shu mengikuti Fu Tingyu sampai ke rumah kayu.

Kayu yang dipilih untuk bahan rumah ini juga merupakan kayu olahan yang sangat kuat dan tidak mudah lapuk.

Struktur rumah kayu itu sederhana, namun tetap sangat bagus. 

Berbagai bunga dan tanaman hias yang ditanam di sekeliling rumah itu juga memanjakan mata setiap orang yang melihatnya. 

"Pemandangan di sini sangat indah dan cocok untuk dibuat liburan." Qin Shu menoleh menatap Fu Tingyu dengan raut muka ceria. "Nanti, kalau ada waktu luang, maukah kamu datang ke sini lagi bersamaku?"

Mata Fu Tingyu tampak begitu gelap dan dalam. Dia berujar dengan suara rendah yang menunjukkan keinginan kuat untuk memiliki. "Kalau begitu, aku akan membuatmu tinggal di sini sepanjang waktu, bagaimana?"

Qin Shu meletakkan tangannya di lengan Fu Tingyu dengan senyuman yang tetap tidak berubah. "Kamu juga akan tinggal di sini? Betapa membosankannya jika aku tinggal di sini sendirian tanpamu? Kamu selalu sibuk dengan urusan bisnis perusahaan setiap harinya. Tapi kamu tidak akan bisa mengurus dua hal setiap harinya, kan? Itu pasti terlalu melelahkan."

Fu Tingyu terkejut dengan ucapan Qin Shu. Di matanya yang gelap dan dalam, terlintas rasa tidak percaya. Keraguan mulai memenuhi benaknya.

Yang terlihat paling jelas adalah tatapan menyelidik.

"Sayang, apa kamu benar-benar ingin tinggal di sini bersamaku? Bahkan untuk seumur hidupmu? Apa kamu bersedia?"

Qin Shu mengangguk dengan sangat yakin. "Ya, aku bersedia. Bagiku, rumah adalah tempat di mana pun kamu berada."

Fu Tingyu menatap Qin Shu dalam-dalam, seolah ingin menemukan jawaban melalui penampilan wanita itu. Tetapi setelah sekian lama, dia masih belum bisa mengerti kenapa Qin Shu bisa mengatakan kata-kata seperti itu. Seberapa jujurkah Qin Shu saat mengatakan ini?

Setelah diselimuti oleh keheningan selama beberapa detik... 

Fu Tingyu dan Qin Shu sudah berjalan sampai di depan rumah kayu.

Ada beberapa pelayan yang khusus bertanggung jawab untuk bersih-bersih di sini. Mereka telah merawat semuanya dengan sangat baik selama beberapa hari terakhir.

Jadi, lantai kayu di dalam rumah ini sangat bersih.

Fu Tingyu dan Qin Shu melepas sepatu mereka, lalu membuka pintu geser dan berjalan masuk.

Ruang di dalam rumah kayu ini sangat luas, dan bahkan lebih mirip seperti halaman. Ada jembatan batu dan taman buatan di tengah ruang terbuka. Meskipun bunga dan tanamannya palsu, tapi terlihat sangat mirip dengan aslinya.

Apalagi pohon persik di tengah jembatan batu. Dari kejauhan benar-benar terlihat seperti nyata.

Lingkungannya tenang dan nyaman, jauh dari hiruk pikuk dunia luar. 

Dilihat dari dalam, luar, serta setiap detail rumah itu, semua orang dapat mendeskripsikan bagaimana pola pikir seorang Fu Tingyu.

Qin Shu mendongak dan menatap Fu Tingyu. Kedua matanya penuh kegembiraan. "Ini adalah hadiah yang kamu berikan padaku, kan? Aku sangat menyukainya."

Fu Tingyu menurunkan pandangan dan melihat senyum cantik di wajah Qin Shu, seperti bunga yang sedang mekar. Dia benar-benar tidak tahu apakah senyuman Qin Shu itu palsu atau tidak. Namun, yang pasti, Qin Shu sedang tersenyum padanya.

"Ya."

Kemudian, Fu Tingyu meraih tangan Qin Shu lagi dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.

Qin Shu mengikuti langkah Fu Tingyu dengan patuh.

Fu Tingyu terus mengajaknya berjalan sampai akhirnya berhenti di sebuah pintu geser. Dia mengulurkan tangannya yang panjang, dan tangan besarnya menggenggam gagang pintu geser itu, kemudian terdengar suara pintu dibuka.

Fu Tingyu memimpin langkah di depan Qin Shu.

Begitu memasuki ruangan, Qin Shu juga melihat perabotan dan sebuah ukiran kayu besar di dalamnya.

Kayu besar itu diukir sesuai dengan penampilan Qin Shu. Bahkan dari segi ekspresi serta senyumannya pun juga sama persis dengan Qin Shu, sampai terlihat seperti hidup. Kemiripannya bisa mencapai 95%.

Bahkan rambut dan sulaman pada pakaiannya diukir dengan sangat teliti.

Saat Fu Tingyu mengukir patung kayu ini, dia mencurahkan seluruh cintanya ke dalam ukiran tersebut, sehingga dia bisa mengukir patung kayu dengan tingkat kemiripan yang begitu tinggi.

Bahkan seorang seniman sekalipun mungkin tidak dapat mengukir ukiran kayu yang sesempurna hasil karyanya ini.

Qin Shu berjalan ke pahatan kayu tersebut dan mendapati bahwa tinggi pahatan kayu itu sama dengan tinggi badannya.