Chereads / Di Sampingmu Yang Paranoid / Chapter 14 - Makanan Tambahan

Chapter 14 - Makanan Tambahan

Dari sorot matanya, tampak bahwa Qin Shu tidak terima disalahkan. "Dik, bagaimana bisa kamu bicara begitu padaku? Kamu itu adalah adikku, mana mungkin aku tega menyuruh Bazong mencakarmu? Lagi pula, tadi kamu sendiri kan yang mau menggendong Bazong?"

Qin Shu memandang kolam teratai di belakang Qin Ya dan tiba-tiba menemukan alasan yang masuk akal. "Semua kucing takut pada air. Mungkin kamu membawanya terlalu dekat dengan kolam teratai. Oleh karena itu, Bazong ketakutan dan… dan… amarahnya yang tak terkendali membuatnya mencakarmu. Bazong biasanya selalu jinak kok."

Dia mencibir dalam hatinya. Aset utama yang paling dipedulikan Qin Ya adalah wajahnya.

Karena Qin Ya harus mengandalkan wajahnya untuk menarik para pria yang mengejar-ngejarnya. Dia menikmati sensasi dikejar-kejar oleh anak-anak dari keluarga kaya yang tergila-gila padanya.

Tapi, kini wajahnya telah terkena tiga cakaran Bazong. Jelas, luka itu tidak akan sembuh dalam waktu singkat.

Qin Shu tentu tidak akan memberi hukuman pada Bazong.

Jika bukan karena tindakan Bazong tadi, bagaimana Qin Shu harus membalas dendam pada Qin Ya atas perbuatannya dulu? Gadis licik itu juga hampir menghancurkan wajah Qin Shu!

Jika dulu Qin Shu dulu tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dengan krim wajahnya saat dirinya baru mengoleskan sedikit, maka bisa jadi bekas lukanya tidak hanya sebatas bagian tepi mata kanannya saja, bahkan mungkin seluruh wajahnya juga akan hancur akibat ulah Qin Ya.

Qin Ya tidak dapat mengatakan apa-apa untuk sementara waktu, tetapi dia memaki-maki Qin Shu di dalam hatinya. Mengapa Qin Shu harus memelihara kucing jahat itu?

Qin Ya akan menangkap kucing itu dan membalaskan rasa sakit yang diderita wajahnya seratus kali lipat.

"Dik, kamu harus segera pergi ke rumah sakit dulu. Kalau sampai meninggalkan bekas luka, efeknya pasti akan buruk untukmu." Qin Shu mengingatkan dengan penuh perhatian, selayaknya seorang kakak yang mengkhawatirkan adiknya.

Qin Ya juga berpikir bahwa yang terpenting sekarang adalah pergi ke rumah sakit. Tidak ada yang lebih penting daripada wajahnya.

Meskipun masih ada kemarahan di dalam hatinya, dia tidak akan bertindak gegabah dan meluapkannya sekarang. Dia akan membuat Qin Shu juga merasakan apa yang telah diderita di wajahnya.

Qin Ya pun cepat-cepat pergi dari sana dalam keadaan marah.

Di dalam hatinya, sebenarnya Qin Shu tahu betul semua yang ada di dalam benak Qin Ya. Bazong telah mencakar wajahnya. Gadis itu pasti akan membalas dendam. Tidak hanya pada Bazong, tetapi juga pada dirinya.

Pada waktu makan malam, Qin Shu secara khusus meminta Ning Meng menyiapkan ikan yang lezat untuk menambahkan jatah makanan Bazong sebagai imbalan atas perbuatannya. Kucing hitam itu memberi Qin Ya pelajaran.

Sebenarnya Ning Meng sangat menyukai kucing, namun dia tidak berani menyentuh Bazong, karena ekspresi Bazong tampak tidak bersahabat, tidak seperti kucing peliharaan pada umumnya. Ning Meng tidak berani memprovokasinya.

Setelah meletakkan piring makanan yang dibawanya ke hadapan Bazong, Ning Meng langsung berbalik pergi.

Mata hijau tua Bazong berbinar-binar saat mencium bau amis ikan. Kemudian dia berdiri dari dalam kandangnya dan melangkah dengan anggun untuk menghampiri piring makanannya sambil mengeong-ngeong, seolah mengatakan bahwa aromanya benar-benar enak!

Di tengah malam.

Qin Shu berbaring di tempat tidur, namun ia tidak bisa tidur. Hatinya terasa sangat sakit setiap mengingat kembali tatapan Fu Tingyu tadi sore. Pria itu terlihat keras kepala dan menyimpan rasa sakit.

Setelah berpikir sejenak, akhirnya dia memutuskan untuk melihat keadaan Fu Tingyu.

Qin Shu membuka selimut yang menutupi tubuhnya dan memakai sandal rumah, kemudian berjalan keluar kamar.

Kebetulan ruang kerja Fu Tingyu tidak jauh dari kamar tidur utama, jadi Qin Shu hanya perlu berjalan ke depan lalu berbelok, lalu sampailah dia ke ruang kerja Fu Tingyu.

Kini, dia sudah tiba di depan pintu ruang kerja Fu Tingyu. Qin Shu mengangkat tangannya dan mengetuk pintu dua kali. Setelahnya, dia baru berani membuka pintu. Qin Shu mendapati bahwa lampu di dalam ruangan itu sudah dimatikan.

Qin Shu menggunakan cahaya senter ponselnya untuk meraba-raba ruang istirahat, yang berada di sebelah ruang kerja Fu Tingyan.

Bahkan, pria ini tetap tidur di sini. Padahal dia memiliki waktu untuk pulang ke rumah besar setelah mengantar Nenek.

Ruang istirahat ini sangat gelap.

Qin Shu berjalan ke samping tempat tidur dengan diselimuti cahaya redup dari ponselnya. Dia memperhatikan sosok ramping yang sedang tidur dengan posisi posisi tubuh yang miring dan membelakanginya.

Qin Shu meletakkan ponselnya di meja samping tempat tidur, kemudian dia naik ke atas tempat tidur dengan sangat pelan. Akhirnya dia berbaring di samping Fu Tingyu.

Namun, sebenarnya Fu Tingyu sudah terbangun saat mendengar pintu ruang kerjanya dibuka. Dia seketika membuka matanya saat merasa bahwa ada seseorang yang berbaring di sebelahnya.