Chereads / Di Sampingmu Yang Paranoid / Chapter 11 - Kamu Hanya Bisa Menjadi Istri Fu Tingyu Seorang

Chapter 11 - Kamu Hanya Bisa Menjadi Istri Fu Tingyu Seorang

Qin Shu dapat merasakan panas dari telapak tangan Fu Tingyu. Kekuatan genggaman tangan Fu Tingyu jelas menunjukkan keinginannya yang kuat untuk memiliki Qin Shu.

Qin Shu teringat kembali akan kata-kata yang diucapkan Fu Tingyu sebelum meninggal di kehidupan sebelumnya.

"Sayang, menikah denganmu adalah hal terindah dalam hidupku..."

"Siapa yang akan melindungimu saat kamu ditindas?"

Hati Qin Shu terasa seperti dicengkeram kuat-kuat, hingga membuatnya kesakitan dan sulit bernapas.

Qin Shu berusaha keras untuk menahan air matanya agar tidak jatuh. Dia menatap Nenek dan berujar dengan nada memohon, "Nenek, pernikahan bukanlah lelucon dan juga permainan yang bisa disudahi dengan seenaknya. Aku tidak ingin hubunganku bersama Yu…"

Fu Tingyu tiba-tiba menarik kuat Qin Shu ke dalam pelukannya untuk memotong kata-kata yang akan dilontarkan Qin Shu selanjutnya.

"Pernikahan adalah urusan serius, bukan main-main. Terlebih lagi, pernikahan kami sudah terdaftar dalam hukum. Laki-laki dari Keluarga Fu tidak akan menelantarkan istrinya."

Kata-kata Fu Tingyu menyadarkan semua orang yang ada di sana.

Fu Tingyan juga tertegun. Ucapan kakaknya memang benar. Seluruh pria di Keluarga Fu tidak akan melakukan tindakan pengecut, seperti menelantarkan istri dan anaknya.

Namun, Qin Shu benar-benar tidak pantas untuk kakaknya.

Di sisi lain, Nenek menjadi pusing karena mendengar kalimat cucunya ini.

Jika Qin Shu benar-benar tulus menginginkan pernikahan ini, dia pasti sudah menghargai status pernikahannya dengan Fu Tingyu sejak awal.

Tapi, hati maupun perasaan Qin Shu tidak menginginkannya. 

Nenek merenung sejenak, lalu kembali berkata. "Memang benar Keluarga Fu tidak akan meninggalkan istri dan anak-anaknya, tapi hal itu berlaku jika Qin Shu bersedia tinggal di sisimu dengan setulus hati dan atas keinginannya sendiri. Selain itu, dia juga tidak boleh membuat orang lain mengatakan bahwa Keluarga Fu telah melakukan penindasan terhadap seorang wanita."

Qin Shu buru-buru menyanggah, "Nenek, saya tidak pernah berpikir begitu ... "

"Nenek, aku dapat membuatnya tetap bertahan di sisiku tanpa ada masalah. Nenek hanya perlu menunggu waktu untuk menggendong cicit dari kami nanti."

Fu Tingyu langsung tahu apa yang ingin Qin Shu katakan begitu wanita itu baru berbicara.

Qin Shu selalu menantikan kesempatan untuk dapat bercerai dengan dirinya.

Terlebih lagi, sekarang mereka ada di hadapan Nenek. Qin Shu pasti akan memanfaatkan kesempatan langka ini.

Fu Tingyan sungguh tidak ingin mendengar kata perceraian keluar dari mulut Qin Shu.

Rasanya seperti ada yang menusuk hatinya dengan membabi buta.

Qin Shu menjadi semakin gelisah karena penjelasannya kembali dipotong untuk kedua kalinya. Kenapa Fu Tingyu tidak mau membiarkan dirinya menyelesaikan ucapannya dulu?

Nanun, wajah Qin Shu seketika memerah ketika mendengar Fu Tingyan mengatakan 'menggendong cicit dari kami'.

Qin Shu dan Fu Tingyan memang menyandang status suami istri, tapi kehidupan mereka sangat berbeda dari hubungan suami istri pada umumnya. 

Sorot mata Nenek awalnya tampak berbinar begitu mendengar ucapan Fu Tingyan, namun kemudian menjadi suram.

Nenek merasa bahwa menggendong cicit dalam situasi seperti ini akan sulit terwujud. 

Pada akhirnya, Fu Tingyu mengantar Nenek pulang.

Saat ini, di kamar tidur.

Fu Tingyu duduk di sofa yang berada di ujung tempat tidur. Matanya yang dalam menatap orang di depannya itu lekat-lekat. Dia melepaskan dasi di lehernya dengan kesal. 

Fu Tingyu tidak melihat bekas cakaran di wajah Qin Shu, karena Qin Shu menggunakan rambut hitamnya untuk menutupi sebagian wajahnya.

Jari-jari ramping Fu Tingyu merogoh sakunya dan mengeluarkan sekotak rokok. Dia menyelipkan sebatang rokok itu ke dalam mulutnya.

Dia teringat kalau wanita yang dicintainya ini tidak suka dengan bau asap rokok. Dia mengeluarkan kembali rokok yang ada di mulutnya dan melemparkannya ke atas meja di samping. Dia memutuskan untuk tidak jadi merokok. 

"Yu, kenapa kamu tadi tidak membiarkanku menyelesaikan ucapanku? Kamu terus saja menyela setiap aku berbicara."

Qin Shu duduk di sebelah Fu Tingyu. Padahal Qin Shu hanya ingin mengatakan bahwa dirinya tidak ingin bercerai dan tidak akan menceraikan Fu Tingyu, tapi, kenapa begitu sulit?

Fu Tingyu menoleh dan menatap Qin Shu, yang saat ini terlihat cemas dan sang menyesal. Qin Shu tampak seperti ini karena telah kehilangan kesempatan emas untuk mengadu pada Nenek atas keinginan dapat bercerai dengan dirinya, kan?

"Sayang, jangan sampai aku mendengar kata perceraian keluar dari mulutmu."

"Apa menurutmu kamu bisa menceraikanku dan kemudian bisa tinggal bersama Shen Yaohui?"

Jari-jari ramping Fu Tingyu mencengkeram rahang Qin Shu. Napas khas Fu Tingyu seketika menyapu wajah Qin Shu. Satu per satu kalimat dengan nada posesif yang kuat masuk ke telinga Qin Shu. "Kalau begitu, aku bisa memberimu jawaban yang tegas. Dalam hidupmu, kamu selamanya hanya bisa menjadi istri seorang Fu Tingyu seorang."