Fu Tingyu dan Qin Shu seketika membeku dan melihat ke arah pintu pada saat yang bersamaan.
Pemuda yang berdiri di ambang pintu itu bertubuh ramping, berusia 17 tahun, memiliki kulit putih cerah dan wajah tampan yang tampak masih kekanak-kanakan.
Saat ini, dia sedang menatap sepasang pria dan wanita di kamar tidur dengan mata terbelalak.
Yang pertama bereaksi adalah Fu Tingyu.
Fu Tingyu berdiri dan mengambil jasnya, lalu ia berjalan menuju pintu kamar. Fu Tingyu memiliki tinggi badan kira-kira setengah kepala lebih tinggi dari Fu Tingyan, sehingga ia bisa menggunakan satu tangannya saja untuk menarik bagian belakang kerah Fu Tingyan berjalan keluar bersamanya dengan sangat mudah.
Kemudian, pintu kamar kembali tertutup
"Kak, kenapa kamu masih tidak berganti wanita? Memangnya apa yang istimewa dari wanita itu?" Fu Tingyan tidak menyukai Qin Shu. Kakaknya benar-benar telah dibutakan oleh Qin Shu. Sejak dulu, kakaknya itu tidak pernah menyukai wanita manapun. Namun, sekalinya jatuh cinta, yang disukainya malah wanita sampah yang bernama Qin Shu itu!
Baru saja Fu Tingyang selesai bicara, dia langsung menerima tatapan dingin Fu Tingyu. "Dia adalah istriku dan juga kakak iparmu. Jika aku sampai mendengarmu memintaku untuk berganti wanita lagi, aku akan melemparmu ke luar negeri."
Fu Tingyan menciutkan lehernya. "Aku ini adalah adikmu, tapi kamu begitu kejam padaku hanya demi melindungi wanita itu."
Fu Tingyu membenahi kancing bajunya dengan jari-jari rampingnya. Dia memberikan jawaban yang tentu saja sudah dapat ditebak. "Dia adalah istriku, tentu saja aku harus melindunginya."
…
…
Rumah Keluarga Gu.
"Bukankah aku sudah memperingatkanmu untuk tidak melakukan olahraga berat. Apa kamu mau tubuhmu ini jadi cacat?"
Dari tulang belikat sampai tulang belakangnya, terdapat luka sepanjang 15 cm, bahkan sampai tulangnya di dalam luka tersebut dapat terlihat jelas. Daging dan darah yang bercampur mencuat keluar. Darah terus mengalir karena luka yang masih dalam tahap penyembuhan itu pecah.
Gu Yan merasa sakit kepala melihat luka yang terbelah dan tampak mengerikan itu.
Fu Tingyu tidak mengeluarkan suara sama sekali, seolah tubuhnya tidak menderita luka itu.
Gu Yan menatap Fu Tingyu ngeri . "Wah, lihat wajahmu ini. Semuanya telah menjadi seperti ini. Apa kamu masih belum puas juga?"
Aku tidak melakukan apapun. Batin Fu Tingyu.
Fu Tingyan melihat luka itu dan mulai merasa kasihan pada kakaknya. Yang melukai kakaknya sampai seperti ini adalah wanita jahat bernama Qin Shu.
Jika bukan karena wanita itu, mana mungkin kakaknya rela mempertaruhkan nyawanya untuk menghalau sebuah pisau dengan tangan kosong sampai nyaris membuatnya hampir mati?
Dan yang paling parah adalah... wanita jahat itu tidak mengetahui fakta ini sama sekali.
Kakak hanya akan mendengarkan ucapan Nenek. Jika Nenek menyuruhnya untuk bercerai dengan wanita itu, Kakak pasti akan menurutinya. Guman Fu Tingyan dalam hatinya.
Beberapa saat kemudian Fu Tingyan pergi.
Kali ini, Gu Yan berujar dengan nada khawatir. "Aku sudah membicarakan mengenai racun yang ada dalam tubuhmu dengan Dokter Spesialis Yang. Aku akan terus meneliti lebih dalam lagi, karena sejauh ini belum ada kasus seperti ini."
Jari-jari ramping Fu Tingyu mengaitkan kancing kemejanya, dan dia berujar dengan raut muka dingin. "Ya."
Gu Yan menatap sahabat karibnya dari kecil itu. Dia tidak bisa menahan diri untuk melontarkan pertanyaan yang ada di benaknya. "Apakah semua pengorbananmu ini untuk wanita itu pantas?"
Sudut mulut Fu Tingyu terangkat menunjukkan senyuman. "Tentu saja."
Fu Tingyu meninggalkan rumah Keluarga Gu dan pergi ke perusahaan.
…
…
Setelah Fu Tingyu keluar...
Qin Shu masih linglung untuk sementara waktu. Beberapa saat kemudian, dia baru kembali ke akal sehatnya dan teringat akan kucing yang baru saja dibelinya.
Dia menyiapkan kotak pasir untuk tempat kotoran kucing dan menghabiskan waktu cukup lama hanya untuk memandangi kucing hitam di dalam kandang.
Setelah dibeli dan dibawa pulang oleh Qin Shu, kucing hitam itu menyembunyikan ekornya dan menutup mata untuk tidur. Kucing yang terlihat sangat jinak kalau begini.
Qin Shu berpikir sejenak, lalu dia membuka kandang dan memperhatikan reaksi kucing hitam itu. Ternyata kucing itu hanya membuka matanya sebentar dan kembali menutup matanya untuk melanjutkan tidur.
Apa gunanya Qin Shu membeli kucing yang hanya tidur saja begini?
Tanpa pikir panjang, Qin Shu mencoba mengeluarkannya dari kandang. Seketika, kucing itu membuka matanya dan mengarahkan cakarnya ke wajah Qin Shu.
Qin Shu tidak sempat menghindar karena gerakan kucing itu terlalu tiba-tiba. Akhirnya dia tercakar oleh kucing itu dan meninggalkan tiga goresan di pipinya.
"Akh!!"
Qin Shu menggunakan tangannya untuk menutupi wajahnya. Telapak tangannya basah terkena darah yang keluar dari luka cakaran tersebut.
Qin Shu merasa bahwa cakar kucing itu kebetulan juga menggores bekas luka di pipinya. Rasanya sangat panas dan perih.
Dia memandang kucing hitam di dalam kandang. Dia melihat kucing itu menutup mata dan melanjutkan tidurnya, seolah-olah insiden pencakaran barusan tidak pernah terjadi.
"Bahkan, kamu berani mencakar pemilikmu sendiri. Sebenarnya apa yang pernah kamu alami hingga menjadi kucing galak seperti ini? Seminggu..."
"Seminggu terlalu sebentar. Aku tidak akan membiarkanmu mencium bau ikan selama satu bulan."
Qin Shu mengabaikan kucing hitam itu dan berbalik untuk mengobati bekas cakaran di pipinya.
Kucing hitam akhirnya bereaksi. Dia membuka kelopak matanya,dan mata hijau tuanya menatap Qin Shu. Dia mengeong-ngeong seolah memprotes Qin Shu.
"Sekarang kamu sudah tahu kalau apa yang kamu lakukan itu salah, kan Semuanya sudah terlambat."
Qin Shu mengeluarkan kotak obat dari lemari dan membukanya.
Tok… tok… tok...
Terdengar suara ketukan pintu.
Kemudian Ning Meng membuka pintu dan mengangguk pada Qin Shen. "Nyonya muda, Nyonya Besar berada di sini dan memerintahkan Anda untuk menemui Beliau."