Sifat posesif amat jelas terlihat di sorot mata Fu Tingyu. Ia mengepalkan tangannya dengan begitu kuat, hingga membuat buku-buku jarinya yang ramping menjadi berwarna putih pucat.
Tanpa bersuara, Qin Shu hanya termenung menatap wajah tampan pria di depannya itu untuk waktu yang lama, wajah yang sudah sangat familiar baginya. Dia takut jika pria ini akan menghilang begitu saja jika dirinya mengedipkan mata. Dia takut kalau semuanya ini ternyata hanyalah mimpi semata.
Qin Shu berpikir sejenak, kemudian dia mengulurkan kepalanya dan mencium Fu Tingyu.
Semua terasa benar-benar nyata.
Masih belum yakin, beberapa saat kemudian, dia menggigit lidahnya sendiri untuk membuktikan kalau dirinya tidak sedang berhalusinasi. Dia dapat merasakan sakitnya, jadi ini bukan mimpi. Benar-benar bukan mimpi.
Tubuh Fu Tingyu seketika membeku. Sulit rasanya untuk percaya bahwa gadis ini benar-benar berinisiatif mencium dirinya lebih dulu!
Setelah tertegun untuk waktu yang lama, tiba-tiba Fu Tingyu berdiri dan meninggalkan Qin Shu.
Pintu kamar Qin Shu kembali tertutup.
Qin Shu melihat tanggal dan waktu di ponselnya. Akhirnya dia mengerti bahwa kini dirinya telah terlahir kembali ke waktu tiga tahun yang lalu.
Fu Tingyu tidak mati. Pria itu tidak mati. Kenyataan ini sungguh melegakan bagi Qin Shu...
Qin Shu tersenyum bahagia, namun air mata tidak bisa berhenti mengalir membasahi pipinya. Entah kenapa, hatinya terasa sangat sakit.
Setelah sekian lama, Qin Shu akhirnya dapat kembali tenang dari tangisan kegembiraan.
Dia bangkit dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi.
Qin Shu menatap pantulan dirinya di cermin.
Hmmm... Gumamnya di dalam hati.
Di cermin, terlihat wajah Qin Shu yang tidak terawat, kantung matanya yang cekung, dan sklera (bagian berwarna putih dan keras pada bola mata) yang memerah seluruhnya.
Ini semua karena depresi yang dialaminya akibat mogok makan.
Ada bekas luka yang berwarna sangat gelap dekat di mata kanannya, yang membuat wajahnya semakin tampak buruk.
Hal ini disebabkan oleh penyalahgunaan krim wajah milik Qin Ya saat dia baru masuk SMA.
Dulu Qin Shu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Tapi sekarang dia tahu bahwa itu terjadi karena Qin Ya sengaja meletakkan krim berbahaya di meja riasnya. Tujuan Qin Ya sangat jelas, yaitu untuk merusak wajah Qin Shu.
Qin Shu sering melakukan mogok makan. Oleh karena itu, dia tidak bisa memenuhi kebutuhan nutrisi untuk tubuhnya. Dia sekarang begitu kurus dan tidak sehat.
Jika bukan karena Fu Tingyu, yang selalu memaksa Qin Shu meminum larutan nutrisi, sekarang Qin Shu mungkin sudah sekarat.
Qin Shu cepat-cepat menyikat gigi dan mencuci wajahnya, lalu dia mengoleskan banyak produk perawatan kulit ke seluruh wajahnya.
Ketika melihat pantulan wajahnya di cermin, dia dapat melihat setiap fitur di wajahnya yang berbentuk oval seukuran telapak tangan orang dewasa. Kini dia tampak sangat cantik. Terlebih alisnya yang datar dan tipis membuatnya semakin terlihat imut.
Hidung yang mancung sempurna.
Sudut bibir yang sedikit naik dan berbentuk tiga dimensi.
Bentuk bibirnya sangat indah. Keindahan yang sangat alami, tanpa sentuhan jarum operasi.
Satu hal yang mengurangi nilai kecantikan wajahnya adalah bekas luka di tepi matanya.
Sepertinya Qin Shu harus mencari cara untuk menghilangkan bekas lukanya itu.
…
…
"Nyonya muda, waktunya makan."
Ning Meng sedang menata piring dan sumpit di meja makan. Ketika dia berbalik untuk melihat siapa yang berjalan keluar dari kamar, seketika dia tertegun.
Nyonya Muda mulai membersihkan dirinya sendiri?
Qin Shu sudah sangat kelaparan karena mogok makan setelah sekian lama. Dia melihat berbagai macam makanan di atas meja. Tanpa membuang waktu lagi, dia segera duduk, lalu mengambil sumpit dan mulai makan sarapan sendiri.
Ning Meng kembali tersadar dari keterkejutannya beberapa saat kemudian. Nyonya muda sudah tidak mogok makan lagi?
Qin Shu telah menyelesaikan makannya. Ning Meng segera membersihkan piring kotor Qin Shu. Sebelum pergi ke dapur, dia menoleh kembali melihat Qin Shu. Ia sulit percaya perubahan sikap nyonya mudanya ini.
Mungkinkah Nyonya Muda sedang melakukan tipu muslihat?
…
…
Qin Shu menghabiskan beberapa saat untuk menata ingatan tentang kehidupannya di masa lalu, yang dapat dibilang sangat bodoh.
Sejak Qin Ya dan ibunya, Mu Lan, memasuki Keluarga Qin, mereka merencanakan langkah demi langkah untuk membunuh Qin Shu.
Qin Ya sangat iri pada Qin Shu. Dia iri dengan penampilan Qin Shu, yang lebih baik darinya, baik dari segi penampilan maupun nilai akademis.
Itulah sebabnya dia melakukan berbagai upaya untuk membuat paras Qin Shu menjadi jelek dan nilainya anjlok.
Ayah Qin Shu meninggal mendadak. Qin Ya memberitahu Qin Shu kalau ayahnya meninggal karena serangan jantung, dan hal itu disebabkan oleh Fu Tingyu.
Perkataan Qin Ya tidak hanya membuat kebencian Qin Shu terhadap Fu Tingyu semakin dalam, namun juga membuat Qin Shu semakin takut pada Fu Tingyu dan selalu ingin melarikan diri dari pria itu.
Faktanya, yang membuat ayah Qin Shu mengidap penyakit jantung dan meninggal secara mendadak adalah Qin Ya sendiri.
Kemudian Qin Shu juga menemukan fakta bahwa 35% dari ekuitas (besaran hak dari pemilik perusahaan pada harta perusahaan) perusahaan atas nama dirinya. Jadi, Qin Ya mulai merancang 'bunuh diri' palsu untuk Qin Shu.
Pertama, Qin Shu ditipu dengan diberi makanan yang sudah diberi serbuk racun, yang membuat seluruh tulangnya gagal berfungsi dan tidak bisa mengendalikan tubuhnya sendiri. Dia dipaksa menandatangani transfer ekuitas. Kemudian, Qin Ya memotong urat nadi di pergelangan tangan Qin Shu dan memasukkan tubuhnya ke dalam bak mandi yang berisi air. Qin Ya membuat semuanya terlihat seolah Qin Shu bunuh diri.
Kebencian di hati Qin Shu sudah menumpuk. Dia akan membalas dendam hingga seratus kali lipat atas apa yang dilakukan Qin Ya padanya.
Qin Shu dan Fu Tingyu sudah tercatat menikah secara hukum. Sebenarnya ayah Qin Shu sendiri yang membantunya mendapatkan buku nikah itu. Alasannya tak lain adalah karena saham yang dimiliki Qin Shu.
Fu Tingyu terpaksa menjebak Qin Shu untuk selalu di sisinya karena ia ingin melindungi gadis itu.
Vila itu tiba-tiba terbakar hingga Fu Tingyu terkena jatuhan lampu gantung saat menyelamatkan Qin Shu hingga akhirnya pria itu mati.
Begitu memikirkan hal ini, Qin Shu merasa hatinya seperti tercabik-cabik oleh pisau yang tajam. Rasa sakit yang teramat dalam membuatnya kesulitan bernapas.
Yang membuat Qin Shu bingung adalah, bagaimana bisa vila itu tiba-tiba terbakar?
Selain itu, peristiwa tersebut terjadi setelah Fu Tingyu masuk ke dalam villa. Bagaimana bisa? Mungkinkah itu hanya kebetulan?
Atau mungkinkah ada yang sengaja melakukannya karena menginginkan nyawa Fu Tingyu?
Qin Shu harus menemukan pelaku sebenarnya.
…
…
Tentang penampilan pemeran utama wanita.
Bagaimana bisa wajah jelek dapat terlihat cantik hanya dengan mencuci wajah saja?
Pemeran utama wanita tidak melukai bagian wajahnya, apalagi menghancurkan wajahnya. Hanya ada sedikit bagian di wajahnya yang rusak akibat ulah Qin Ya. Namun bagian-bagian lainnya baik-baik saja. Pemeran utama wanita memang terlahir memiliki paras yang sangat cantik.
Dia hanya mogok makan, insomnia, depresi dan tidak membersihkan wajahnya. Wajahnya tampak kuyu karena semua itu.
Jadi setelah mencuci muka, melakukan perawatan kulit, dan menyisir rambut, seluruh tubuhnya tampak bersih dan segar.
…
…