'Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darimu.'
***
Begitu banyak bintang bertabur di angkasa, juga gumpalan-gumpalan kapas di sana tetapi itu semua tidak cukup untuk mengalihkan Sain dari memandang keindahan makhluk yang berbaring miring di hadapannya.
Awan.
Nama yang selalu mampu membuat dada Sain bergemuruh dan dengan rasa menggelitik setiap dia mendengarnya. Seseorang yang ingin Sain letakkan semesta di genggamannya dan membungkus semua kebahagian di dunia untuknya. Mungkin Sain berlebihan, tetapi kapan dia pernah peduli. Jika dia mampu Sain akan melakukannya saat ini juga.
Tangan Awan menekan dada Sain, tidak benar-benar kuat untuk mendorongnya menjauh. Sain memperhatikan bagaimana rona kemerahan itu mulai menyebar di pipi dan lehernya. Hal itu membuat dadanya berdebar menyenangkan, dengan masalah lain yang timbul bahwa Sain ingin menenggelamkan wajahnya di lekuk leher bagai seorang vampir yang haus darah.