Set pemotretan.
Ceklek! Ceklek!
Shutter dan flash kamera berpendar di set untuk pemotretan siang itu. Verss berdiri di tengah set sementara beberapa photographer handal mengambil gambarnya, tak butuh banyak pengarahan, Verss yang memang sepertinya terlahir untuk menjadi model selalu terlihat sangat sempurna di setiap photo yang diambil, tidak akan ada yang mengeluh, ia berdiri, duduk, rebah di atas sofa, duduk seakan minum kopi di cafe, atau menata bunga di pot, semua scenenya sangat menarik.
Tak lama sesi pertama selesai, setelah ini akan ada sesi photo selanjutnya untuk majalah pria, pakaiannya sudah diganti dan penata rias siap mentouch up kembali wajah Verss, tapi, pandangan mata tajam Gale yang berdiri di belakang Verss menakutkan semua orang yang hendak datang menyentuh idola itu.
"Emm" pria berpakaian wanita yang tengah memegang kuas untuk perona pipi menghentikan gerakan tangannya, seakan ada asap hitam di sekeliling Verss, tepat di belakang Verss. Ia menurunkan kepalanya berbisik pada Verss.
"Emm honey, itu, penjagamu kelihatannya mau menggigit orang" bisiknya, Verss hanya duduk santai menyilangkan kakinya, ia sudah biasa dan tidak ingin memikirkan orang itu lagi, kalau bisa ia mengacuhkannya, orang yang sangat menyebalkan, pikirnya, ia masih marah karena Gale tidak mau mengatakan siapa yang sudah menyewanya untuk melindungi dirinya, walau sebenarnya Verss sudah bisa menebaknya, pasti orang itu, orang yang dulu menelantarkannya dan lebih percaya pada orang lain dan sekarang memohon padanya untuk menerimanya kembali, Verss pada dasarnya bukan pendendam, ia bahkan sudah hampir melupakan semuanya, tapi kenapa orang itu harus muncul lagi.
Penata rias itu menyibak rambut depan Verss, tapi suara Gale langsung menghentikan gerakannya.
"Jangan terlalu dekat, harap mundur sedikit"
Penata pria rias yang sangat menyukai berdandan sebagai wanita itu yang dipanggil Bimbim melengking.
"Bagaimana bisa meriasnya kalau tidak dekat-dekat, anda ini aneh sekali"
Tapi tangan Gale menahan pria itu untuk lebih dekat, ia tidak suka tangan pria itu menyentuh wajah Verss, tadi pagi ia kelolosan, keenakan sekali dia pegang-pegang terus.
"Mundur"
Hingga terjadi keributan.
Bimbim keras kepala, ia tidak mungkin kalah dari pria sok cool itu, pikirnya kesal.
"Ini bagaimana meriasnya kalau dari jauh, mau kamu yang rias? Enak saja, emang yang boleh pegang-pegang Versa cuma kamu saja, sana minggir sedikit"
Gale tidak bergeming dari tempatnya, dan perseteruan tidak berhenti hingga menjelang pemotretan selanjutnya dan Verss harus diphoto tanpa perbaikan makeup, walau ia tidak terlalu membutuhkannya, wajahnya tetap cemerlang dan bercahaya.
Malam tiba.
Kendaraan yang dibawa Din berjalan mulus memasuki tol dan meluncur dengan kecepatan sedang hingga tinggi.
Sudah lewat tengah malam, seharian Verss melakukan sesi photo, wawancara hingga iklan singkat, hari yang sangat padat.
Mimin duduk di jok depan di samping Din yang membawa mobil, gadis muda bertubuh mungil berkacamata tebal itu sendiri sudah sangat kelelahan dan harus tidur menyandar pada bantal leher berkepala sapi miliknya, ia hampir mengorok karena lelahnya.
Sementara Verss duduk di jok tengah bersama Gale di sampingnya, ia juga terlihat kelelahan, menopang kepala dengan tangannya dan tertidur dengan anggun.
Gale menggeser duduknya, memberikan bantal di samping kepala Verss agar ia tidak pegal saat bangun, tapi, pemuda itu malah menurunkan tangannya dan menyandarkan kepalanya ke pundak Gale.
"Eh" Gale gagap, Verss mungkin sangat lelah hingga walau ia masih marah dan tidak bicara dengannya sedikitpun seharian ia meletakkan kepalanya yang lelah di pundaknya, Gale mengatur posisi duduknya, perjalanan menuju apartemen masih cukup jauh, Verss mungkin akan tidur sampai mereka tiba, kasihan pikirnya, menjadi model dan artis besar bukan suatu kemewahan, ia harus bekerja hampir dua puluh jam sehari dan hanya bisa tidur beberapa jam saja setiap harinya, tubuhnya lelah, makan terburu-buru, beberapa kali harus berdiet untuk pemotretan, setelah ini Verss akan libur selama dua hari, ia sangat membutuhkannya, dan Gale tidak keberatan sama sekali pemuda itu menaruh kepala di pundaknya, ia bisa mencium bau tubuh bercampur parfum dan keringat Verss yang harum dengan jarak sangat dekat, ia sangat menyukainya, perlahan, diangkat tangannya merapihkan rambut depan Verss yang jatuh menutupi matanya, Din melirik dari balik kaca spionnya, ia cepat-cepat mengembalikan pandangannya ke depan saat Gale sepertinya menyadari ia melihat diam-diam, pria itu seram sekali.
Gale hanya menatap Din tajam, ia tidak peduli, ia masih mengangkat tangan kirinya memegang pundak Verss membiarkan pemuda itu tidur lebih nyaman di pundaknya.
Verss menggerakkan kepalanya, sepertinya ia sudah cukup nyaman hingga tidur begitu lelap.
###########