Gale yang menahan dada Verss dengan tangan besarnya seolah ia anak kecil melirik pria itu tajam, bisa-bisanya ia memegang Verss begitu, tadi ia juga hampir mencium rambutnya.
Ia ingat memegang pinggang Verss yang ramping dan hawa hangat tubuhnya, wajahnya yang menggoda, rambut yang wangi hingga hampir bisa mencium bibir Verss.
"Oh Ar" bisikan Verss di telinganya saat ia menggelinding jatuh hingga terguling-guling di lantai.
Yah itu dalam khayalannya saja kalau saja tadi ia menarik Verss dan jatuh dengan dramatis di atas lantai mungkin akan seperti itu.
Gale memeriksa sekujur tubuh Verss.
Edwin menghentikan pembawa barang tadi dan menceramahinya.
"Harusnya lihat donk ada orang tidak kalau mau lewat, kamu orang baru yah? Mana supervisormu? Ini bahaya sekali" suara Edwin menggelegar sepanjang lorong, pemuda yang mendorong kereta barang yang sangat tinggi itu menurunkan kepalanya dalam.
"Maaf pak"
Gale menurunkan tubuhnya melihat kaki Verss yang agak pincang.
"Kakimu sakit tuan muda?"
Verss memegang pahanya, tadi sepertinya ia agak terlilit saat Arland menariknya dan memeluknya.
Arland mendekat, ia menurunkan tubuhnya melihat kaki Verss,
"Aduh maaf Levi tadi aku terlalu tergesa-gesa, ini sakit yah?" Arland memanggil Verss dengan panggilan Levi, Gale membuka matanya lebar, ia baru akan menarik Verss tapi ia terlambat, pria itu dengan tanpa aba-aba meraih tangan Verss dan mengangkat tubuhnya.
"Akh"
Bahkan Verss tidak menduganya.
Arland mengendong Verss seolah ia tuan putri.
"Kak Ar turunkan"
Arland tidak peduli, ia mengangkat Versa menuju ke ruangan lain di depan ruang meeting.
"Elsa tolong bawakan p3k yah"
Gale terlambat mencegahnya, sial ia kecolongan.
"Turunkan tuan muda, hei apa yang kau lakukan turunkan dia!" Seru Gale.
Verss berusaha meronta tapi tubuh dan tangan besar Arland memegangnya dengan mantap, ia tidak bisa melepaskan diri.
"Sudah diam dulu Verss kau cedera karena aku"
"Kak Arland!"
Semua mata staff melihat bagaimana Arland membawa Verss ke ruangan dan Gale mengikutinya dengan wajah marah.
"Hei turunkan tuan muda!" Seru Gale bahkan sampai masuk ruangan.
..............
Arland tersenyum-senyum sendiri sambil mengoleskan cream ke mata kaki Verss yang agak merah, sebenarnya bukan masalah besar, Verss hanya tak sengaja menekuk kakinya berlebihan hingga agak sakit sedikit tapi pria muda di depannya menganggap Verss seolah ia sangat perlu perawatan.
Edwin yang berdiri di depan pintu melirik Gale,
"Kau antar Versa pulang dulu, nanti biar saya kabarkan perkembangannya"
Gale mengangguk, ia sudah gatal sejak tadi ingin mendekati Verss tapi pria itu sepertinya tidak memberi ia kesempatan sedikitpun.
Arland tersenyum, lama melihat wajah Verss yang duduk di sofa panjang di depannya, matanya yang bulat besar menatap Arland lama, ia hendak berdiri tapi tangan Arland menahannya, ia menutup jalan Verss dengan menurunkan seluruh tubuhnya di atas Verss yang kini menyatu dengan sofa, mengangkat tangannya, membelai rambut depan Verss yang jatuh gak beraturan.
"Levi yang imut, bagaimana kabarmu? Kau tahu hampir setiap hari selama dua tahun aku selalu melihat wajahmu di mana-mana, coba, aku tes, apakah ini mimpi atau nyata?" Arland mendekatkan wajahnya mengendus wajah Verss sangat dekat, sangat dekat bahkan hampir menciumnya.
"Kak Ar tolong jaga jarak"
Tapi Arland tidak peduli, ia terus maju hingga mencium kening Verss lembut,
"Oh ini nyata, ini benar Levi-ku sayang"
Verss berusaha menghindar tapi tubuh Arland yang besar menutup jalan keluarnya, ia benar terbenam seluruhnya dalam tubuh besar Arland, ia menutup matanya saat wajah pria muda sangat tampan luar biasa itu kembali mendekat dan hendak mencium bibirnya.
"Kak jangan"
"Auch" suara rintihan Arland, seseorang menahan tangannya erat, Gale yang melihat dengan mata melotot besar.
"Tolong jaga sikap anda, atau aku patahkan tanganmu"
Arland bangun sambil merintih tangannya hampir dipelintir pria bertubuh besar itu.
"Aww anda kasar sekali"
Mata Gale melotot besar seolah ingin menelan pria muda itu bulat-bulat, Verss pikir kali ini Gale bisa saja mematahkan tangan Arland kalau ia tidak segera mencegahnya.
"Gale lepaskan tanganmu!"
Ia baru hendak bangun dan menarik Gale tapi, seringai di wajah Arland menatap balik Gale juga cukup garang.
"He" Arland membalikkan keadaan, ia meremas balik tangan Gale kuat.
"He Kau pikir kau siapa? Ini urusanku dengan Levi orang luar tidak boleh ikut campur"
Gale mencengkram lebih kuat, wajahnya merah menahan geram.
"Orang tidak tahu diri seperti anda, datang dan mengambil kesempatan dalam kesempitan, kau pikir siapa boleh menyentuh tubuh tuan Verss seenak jidatmu"
Arland menyeringai.
"He tanyakan sendiri pada Levi siapa aku baginya"
Verss berusaha bangun dan melerai tapi kakinya sakit bukan main.
"Kalian sudah hentikan ackh"
Dua pria muda itu saling menatap tajam dan siap untuk saling menghantam kalau bukan Mimin yang masuk cepat mencegah keduanya.
"Eits eits apa yang kalian lakukan? Gale lepaskan tanganmu ayo!"
Mimin menyilangkan tangannya di depan dada menunggu dua pria muda di depannya menyerah satu sama lain.
"Ayo lepaskan, kalian, aku hitung sampai tiga kalau tidak lepaskan akan ku panggil semua wartawan kemari dan mungkin nama baik Verss akan menjadi jelek karena kalian dan.."
Mimin belum selesai bicara tapi Gale dan Arland sudah menoleh padanya bersamaan, lalu saling menurunkan tangan mereka.
Arland memperbaiki pakaiannya, ia hendak kembali ke arah sofa mendekati Verss tapi pria bertubuh besar sangat tadi mendahuluinya.
"Minggir!" Disenggol pundak Arland hampir membuatnya jatuh dan langsung menuju ke arah sofa, dengan sangat ringan Gale mengendong Verss bangun.
"Gale aku bisa jalan sendiri tolong turunkan aku"
Gale melihat wajah Verss lama, lalu tanpa mendengarkan ucapan Verss ia menggendong Verss begitu saja menuju ke arah pintu.
"Gale lepaskan aku!" Seru Verss.
Mimin mengambil bawaan Verss dan menyusul,
"Eh guys tunggu!" Ia sempat tersenyum sebentar melihat Arland yang masih berdiri dengan wajah kesal di tempatnya tadi.
"Eh he bye" lalu melesat cepat ke arah pintu.
"Guys!"
"Gale!" Suara Verss.
+-+-+-+-