Chapter 17 - Air Keras

Hari-hari berikutnya sebagai artis besar Verssa Yanng.

Beberapa pertemuan offline dan variety show harus didatangi Verss, seperti biasa kemanapun Verss pergi fans seperti tidak lelah mengikutinya.

"Verssa!!!"

Verss masuk kembali ke mobilnya, disusul Gale di belakangnya.

Kendaraan yang dibawa Din kemudian meluncur kembali ke lokasi selanjutnya.

Mimin menoleh dari depan memberikan kertas untuk Gale.

"Ini lokasi selanjutnya wawancara radio nasional untuk aktor muda masa kini Verss, ini denah menuju lokasi masuk dan keluar, ada beberapa pintu masuk, tapi panitia menyarankan untuk masuk melalui pintu samping, ini pintu yang jarang dilalui orang dan hampir tidak diketahui fans karena ini jalan untuk petugas maintenance gedung, lalu..."

Verss menyandarkan kepalanya pada jok, ia lelah, sejak pagi sudah tiba di lokasi syuting iklan, lalu variety show, dan acara selanjutnya wawancara radio, sangat padat, kerja lagi, pikirnya, walau melelahkan tapi ia cukup menikmatinya, ia jadi tidak memiliki kesempatan untuk mengasihani diri sendiri, sejak jadi model dan artis ia hampir tidak pernah mengasihani dirinya sendiri lagi, ini sangat bagus. Verss coba memejamkan matanya, ia akan tidur sebentar.

Acara berlangsung lancar, tak terasa dua jam Verss ada di dalam studio radio dan menyelesaikan sesi siaran langsung dengan mulus.

Gale memimpin jalan keluar gedung, ini salah satu saat mendebarkan lainnya karena fans yang berkumpul, bisa jadi menyusup orang tak berniat baik pada Verss.

Gale menggandeng tangan Verss erat saat menuju keluar gedung radio, pengamanan gedung ikut membentuk baris untuk dilewati Verss.

"Verssa!! Lihat sini!" Suara teriakan fans, beberapa sangat antusias ingin maju mendekat tapi petugas keamanan mencegah dengan tubuh mereka.

Gale menarik Verss dan pindah ke sisi lain saat merasa fans di sisi Verss semakin agresif, beberapa hendak menarik pakaian dan tangan Verss, bahkan ada yang berusaha meraba pipinya.

"Verss"

Mata Gale menatap tajam, awas saja kalau ada yang menariknya lagi, ia bisa habis kesabarannya.

Tiba di depan pintu, kendaraan hitam yang dikendarai Din sudah menunggu di depan lobby, sebentar lagi akan tiba, tapi, tiba-tiba dari arah dalam fans tiba-tiba mendesak maju.

"Verss!"

Banyak yang mendorong tubuh Gale yang menutupi Verss hingga tak lama berkerumun semakin dekat.

"Minggir! Tolong beri jalan!" Seru keamanan gedung, tapi fans sepertinya tidak bisa menghentikan diri untuk tidak mendorong, terus saja mendesak maju tanpa bisa dikendalikan, orang sebanyak itu.

"Akh" Gale berusaha memberi ruang agar Verss tidak terjepit, matanya tetap awas melihat sekitarnya, ia menaikkan tangannya memberi aba-aba pada Din yang duduk di belakang stir agar membantu.

"Din!" Serunya,

Verss berkeringat dingin, suara keras di sekitarnya membuat ia gemetar, Gale tahu itu, Gale tahu suara keras dan kegaduhan membuat Verss gelisah, ia berusaha mendorong balik orang-orang yang mendorongnya keras, tapi ada seseorang yang mendorong punggungnya dengan dua telapak tangannya hingga ia terdorong dan jatuh ke lantai bersama Verss, ini sudah keterlaluan.

"Minggir kalian!" Serunya keras, saat Gale menolehkan kepalanya ke arah fans tiba-tiba ia melihat seseorang yang seakan menyiram sesuatu ke arah mereka, sebotol cairan tepat ke arah Verss.

"Tidak Verss!!"

Gale menarik jasnya dan mendekap Verss sebelum cairan itu mengenainya.

Terdengar suara rintihan keras di sekitarnya.

"Akhhh!!"

Tidak satu, tapi beberapa teriakan, hanya beberapa detik, seorang sepertinya menyiram air keras ke arah Verss dan mengenai fans lainnya yang ada di dekatnya.

Situasi semakin panas, fans lain yang tidak terkena siraman menyingkir cepat, bubar dengan cepat.

Teriakan terdengar di mana-mana, banyak yang terkena siraman seperti air keras di bagian kaki dan tangan berlari panik.

Gale yang mendekap Verss erat terhindar dari siraman yang hanya mengenai jas mahalnya, ia memeriksa Verss yang sudah tak bergerak di tangannya.

"Tuan muda, tuan muda Verss!!" Seru Gale menguncang tubuh Verss, ia memeriksa tubuhnya, bagian depannya aman, tidak terlihat ada luka atau apapun, hingga melihat ke pengelangan kakinya, tepat di atas kaos kakinya, air itu mengenai celana panjang hingga tembus ke kulitnya.

"Din!" Seru Gale.

Din yang sempat terhalang fans yang menggila tadi akhirnya mendekat, ia cemas melihat Verss terkulai tak sadarkan diri di tangan Gale.

"Buka mobil kita harus segera ke rumah sakit!" Seru Gale mengangkat tubuh Verss bangun dan bergegas ke arah mobil, Din mengangguk dan bergegas cepat.

"I iyah"

........

Lorong rumah sakit.

"Apa saja kerja kalian! Tidak bisa diandalkan ini hanya acara wawancara radio yang tidak beresiko sama sekali pada awalnya tapi kenapa bisa terjadi hal sebesar ini?" Suara Edwin keras memarahi Mimin dan Din yang menundukkan kepala di depannya.

Siaran televisi di ruang tunggu samar, rumah sakit terlihat agak ramai dengan beberapa pasien yang datang dengan keluhan sama tersiram air keras seperti Verss, beberapa wartawan media cetak, televisi hingga online sudah sibuk menunggu dengan siaga di ruang tunggu.

Mimin memberanikan diri mengangkat wajahnya saat suara Edwin berhenti berteriak, ia menghidupkan ponselnya.

"Eh pak Edwin telepon siapa?" Tanyanya sambil membenarkan kacamatanya.

Wajah Edwin menoleh dengan mata besar ke arah Mimin.

"Siapa lagi? Manager gedung yang katanya akan menjamin keselamatan Verss, benar-benar tidak becus bagaimana bisa mempercayai orang seperti itu lagi lain kali, kemana ia saat Verss celaka, Mimin cepat telpon lagi polisi yang tadi tanyakan perkembangan penyelidikan mereka"

"Eh tapi barusan diselidiki bos, mungkin agak lama"

Edwin menoleh lagi dengan mata semakin besar.

"Telpon lagi! Masalah sebesar ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, akan ku tuntut sampai habis pelaku penyiraman ini, kurang ajar sekali" tak lama teleponnya diangkat.

"Yah pak Jay, kenapa anda lama sekali mengangkat teleponku? Aku meminta pertanggungjawaban anda soal insiden di gedung, Verss cedera dan sekarang apa yang akan anda lakukan?" Edwin menjauh ke arah jendela agar ia bisa berteriak lebih leluasa.

Mimin dan Din saling bertatapan, keduanya menarik napas panjang atas apa yang terjadi hari ini, hari yang liar.

Di dalam kamar.

Pergelangan kaki kiri Verss di balut perban hingga atas mata kakinya, ia masih tak sadarkan diri di atas ranjang, sepertinya cederanya cukup mengkhawatirkan.

Gale duduk di samping ranjang tidak bergerak sejak tadi, ingat apa penjelasan dokter setelah melakukan pertolongan pertama pada Verss.

"Beruntung air keras sempat mengenai celananya hingga hanya sedikit yang mengenai kulit jadi kulitnya tidak akan masalah, diobati dan akan kembali mulus seperti semula, tapi, benturan di belakang kepalanya cukup keras, untuk sementara ini ia butuh banyak istirahat"

Gale melihat telapak tangannya, ia ingat ia dan Verss jatuh saat ada yang mendorongnya dengan keras dari belakang, sesaat sebelum penyiraman air keras.

Ini sangat intense, upaya penculikan Verss, hingga mencelakainya dengan segala cara, apa orang-orang itu benar-benar gila? Verss tidak tahu apapun hingga menjadi target mereka, dan seharusnya hubungan itu sudah putus, kenapa harus terus menganggunya?

Gale bangun dari duduknya, meraih jasnya yang ada di atas sofa, tapi ia lupa, jas tebal dengan bahan pelapis berkualitas tinggi itu rusak setelah tersiram air keras, beruntung bisa menghalau air itu atau kalau tidak Verss bisa celaka lebih parah lagi, Gale tidak mengenakannya, hanya membawanya dan keluar kamar, tepat saat Derek muncul.

"Eh Gale? Mau kemana?" Tanya Derek.

Gale melihat Derek dari bawah kaki hingga atas kepala, setidaknya ia cukup bisa mempercayai pemuda itu.

"Tolong bantu jaga Verss sebentar, aku ada urusan, tak lama akan kembali"

Beberapa patah kata itu saja, dan Gale bergegas menuju ke arah lorong cepat, bahkan sebelum Derek menjawab Iyah atau tidak.

"Eh itu.."

Gale melewati Mimin yang mendekat dari arah resepsionis.

############