Chereads / Mr. Bodyguard Don't Love Me (Bhs Indonesia) / Chapter 15 - Untung Ada Gale

Chapter 15 - Untung Ada Gale

Verss pasrah saat dua orang yang menahan tangannya mendorongnya ke arah mobil tapi saat kakinya baru akan dinaikkan tiba-tiba orang yang mendorong pundaknya ditarik ke belakang dengan kuat.

"Akh!!"

Gale sudah datang, ia menarik tangan Verss dan berdiri di depannya menghalau beberapa orang yang kini mengerumuninya.

Ada kurang lebih tujuh orang, dua orang yang menahan Mimin dan Derek ikut bergabung berkumpul di depan Gale yang entah dari mana sudah ada di sana, pandangan mata tajam, tubuh dengan otot yang menegang siap menyerang, kepalan tangan yang kuat mengeluarkan suara urat yang mengencang, ia siap memukul siapa saja yang akan maju membawa Verss saat ini.

"Tuan muda pegang tanganku kuat-kuat" bisik Gale mengulurkan tangannya ke belakang, Verss tak ingin mengakui kalau saat itu ia memang sangat membutuhkan Gale, tapi jumlah mereka terlalu banyak.

Tak lama kemudian.

Buk buk buk buk!

Di sepanjang jalan perumahan yang sepi,

"Kejar mereka!" Seru salah seorang pria berpakaian hitam yang mengejar Gale dan Verss yang terakhir terlihat melewati gang perumahan.

Gale menggandeng tangan Verss erat dan terus berlari tanpa henti, memasuki gang sempit, becek karena sisa air hujan dan remang dari cahaya lampu jalan saja.

Tadinya Gale pikir hanya tujuh orang adalah hal yang sangat mudah ditangani olehnya, tapi siapa yang menyangka kalau orang-orang itu memanggil bantuan, datang lagi satu mobil besar berisi delapan orang yang membawa senjata, orang-orang ini sangat serius hanyà demi membawa Verss pergi bagaimanapun caranya.

Buk buk buk buk!

Orang-orang itu menyebar di area perumahan yang sudah tak tampak satupun orang di jalan, udara dingin, malam yang gelap, dan ada penjahat, siapa yang berani keluar.

Gale mendekap Verss di dadanya erat di balik gang sempit halaman warga, menundukkan kepala sebisa mungkin agar tidak ketahuan, ia bisa saja melawan orang-orang itu dan berani mati demi untuk itu, tapi ia tidak bisa mempertaruhkan keselamatan Verss.

Detak jantung Verss sangat cepat, ia menelan ludahnya bulat berusaha diam tanpa suara, ia juga keras kepala dan tidak mau menyerah, tapi, melihat darah yang muncrat keluar dari tangan Gale saat menahan pisau dari penyerang itu membuat ia tak bisa berbuat banyak selain lari bersamanya.

"Akh kurang ajar!!" Gale menahan pisau salah seorang penyerang yang maju ke depannya dengan tujuan melumpuhkan bahkan membunuh, tidak segan-segan lagi, tapi tangan Gale lainnya terus menggandeng Verss erat hingga ia hanya bisa melawan dengan tangan kanannya.

Dunia bagai berada dalam kebisuan, Verss membelalakkan matanya melihat Gale yang melawan orang-orang itu dengan segala cara, bahkan menyodorkan tubuhnya tidak membiarkan satupun dari orang itu menyentuh dirinya.

"Gale"

Dada Verss masih naik turun dengan sangat cepat, darah dari telapak tangan Gale yang memeluknya juga sudah membasahi lengan bajunya, ia bisa mendengar jelas suara detak jantung Gale yang walau cepat tapi masih cukup tenang dibanding dirinya, Verss menoleh dan menemukan senyum Gale, ia tersenyum, Gale hampir tidak pernah tersenyum padanya tapi saat itu ia tersenyum dengan sorot mata yang mengatakan kalau semua akan baik-baik saja.

"Gale"

Angin malam berhembus pergi.

Pagipun datang.

Udara dingin masih terasa bahkan terlihat jelas di dalam kabut yang hampir menutupi jarak pandang jalan.

Beberapa suara ribut, suara anak kecil yang tertawa, bahkan suara gelak tawa ibu-ibu yang sudah berkumpul di depan Gale yang tertidur sambil memelik Verss erat.

"Hehehehe"

Verss membuka matanya cepat, ia sudah ketiduran, tapi bagaimana bisa? Ia dan Gale tanpa sadar telah ketiduran sambil berpelukan di sudut lorong dekat pintu rumah warga, beberapa mata sudah melihat mereka dengan wajah tersenyum-senyum, bagaimana tidak, ada dua orang pria dengan wajah rupawan tertidur sambil berpelukan di daerah yang sebelumnya memang tidak pernah sedikitpun terjadi hal aneh di luar kebiasaan, tentunya ini menarik perhatian orang.

Gale berusaha membantu Verss bangun, tubuhnya pegal bukan main karena posisinya tidak baik semalaman, ia menggandeng tangan Verss bangun.

Dua kaki Verss seperti mati rasa, ia kesemutan hingga hampir jatuh kalau bukan karena Gale yang memegang tangannya.

"Duh kesemutan, biarkan aku berdiri sebentar"

Tangan Verss menghindar cepat saat menyentuh luka di telapak tangan Gale yang dililit oleh dasinya semalam,

Semalam tadi.

Gale tak berhenti melihat wajah Verss yang menunduk melilit lukanya dengan dasinya, setidaknya cukup membantu agar darahnya berhenti keluar.

Semalaman ia menahannya, tapi bukannya melepaskan pegangannya Gale justru menurunkan tubuhnya dan mengangkat Verss.

"Gale!" Verss terkejut, walau di depan para warga yang masih tersenyum melihat keduanya Gale tanpa ragu menggendongnya.

Pria itu tidak peduli dengan pandangan ibu-ibu dan anak-anak yang mencuri tawa, ia dengan wajahnya yang tetap berusaha keren membawa Verss keluar dari kerumunan.

"Gale turunkan aku" Verss berusaha turun tapi seakan ia tidak ada apa-apanya di balik tubuh dan tangan Gale yang besar, walau seorang model dengan tubuh tinggi proposional tapi ia bagai anak kecil di mata Gale.

"Gale!" Seru Verss kesal.

Tak butuh lama Mimin dan Din sudah menemukan Verss dan Gale di luar perumahan, walau dengan wajah agak lebam karena dipukul sampai pingsan semalam tapi Din itu berbadan besar, ia mampu menahannya,

"Versa!!" Seru Mimin histeris mendekati Verss yang sudah diturunkan Gale.

"Verss sayang! Aduh kami mencemaskanmu, kau baik-baik saja khan?" Seru Derek.

Derek keluar cepat dari mobil dan hampir memeluk Verss seandainya Gale tidak menahan kerahnya.

"Hehe aku baik-baik saja, kalian tidak apa-apa?" Tanya Verss.

Mimin menghapus air matanya, ia histeris dan ketakutan karena tak bisa menemukan Verss semalaman, ia bisa meledak karena stress.

"Hiks hu Verss sayang, maaf yah Mimin tidak mencari Vers secepatnya"

Verss tersenyum, berusaha membuat Mimin yang ternyata cengeng, padahal katanya cewe preman.

"Shut sudah aku tidak apa-apa kok"

Di rumah sakit pusat.

Edwin mampir setelah selesai dari kantor polisi, sementara perawat baru selesai membalut luka di telapak tangan Gale yang cukup dalam, ia bahkan harus mendapatkan beberapa jahitan tapi wajah Gale yang tenang seakan menganggap luka itu tidak ada apa-apanya.

"Ini sudah keterlaluan, siapa yang begitu nekat ingin menculik Verss dengan begitu banyak orang, tapi tenang saja Verss polisi sudah menyelidiki siapapun orang itu tidak akan ku melepaskan begitu saja, enak sekali berbuat brutal seperti itu" Edwin terus mengoceh sejak tadi, ia mendekati Verss yang duduk di atas sofa bersama Mimin dan Derek. Memeriksa tubuh dan wajah Verss.

"Kau yakin tidak ada yang terluka Verss? Coba lihat tubuhmu? Bagaimana dengan tanganmu? Kakimu tidak apa-apa khan? Aduh mukamu pucat begini, Mimin cepat beli makanan yang paling enak, dan jangan lupa vitamin yang kemarin itu.."

"Kak Edwin aku tidak apa-apa, kakak jangan berlebihan" Verss memotong Edwin yang sejak tadi ngoceh tanpa henti.

Tak lama Gale mendekat, berdiri tepat di depan Verss.

Verss melirik tangan kanan Gale yang sudah dibalut perban rapih.

"Bagaimana? Masih sakit?" Tanyanya.

Gale menggeleng.

"Tidak, ayo kita pulang"

Tidak banyak bicara, Gale mengulurkan tangannya ke depan Verss yang melihatnya dengan alis tajam.

"Apa kata dokter?" Versa berdiri bersama Gale menuju ke pintu keluar.

"Tidak masalah, asal jangan kena air"

Verss agak cemas, beberapa kali tubuh besar Gale dihantam dengan sangat keras oleh tongkat bisbol dan besi panjang, ia melindungi Verss hingga sedikitpun Verss tidak tersentuh, ia benar-benar bodyguard yang menyerahkan seluruh tubuh untuknya.

Gale kini berjalan di depannya, saat ia tiba-tiba berhenti dan Verss dan lainnya juga harus mengerem tiba-tiba, Gale melihat wajah Verss sejenak, alisnya yang tajam bagai jendral perang kerap bersiaga tanpa menurunkan tingkat kewaspadaannya, ia mendekati Verss lagi dan menggandeng tangannya.

"Ayo tuan muda, kita harus cepat pulang"

"Pelan-pelan Gale kakiku masih pegal"

"Tuan muda mau saya gendong saja?"

Verss memukul pundak Gale keras.

"Jangan macam-macam!"

Mimin yang berjalan di belakang Verss membelalakkan matanya lebar, ia memukul-mukul pundak Din karena gemas.

"Ichh manisnya"

######################