Tak lama kemudian di dalam sebuah restoran kecil tak jauh dari lokasi pemakaman.
Gale menarik tangan Verss yang ditaruh di atas meja.
"Sinikan tanganmu"
Gale mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya, sepasang sarung tangan berbulu tebal berwarna merah, Verss melihatnya saat pria itu mengenakan sarung tangan itu padanya.
"Kita lupa membawa sarung tangan tadi, lihat tangan tuan muda sampai putih pucat dan dingin begini"
Verss ingat tadi di jalan Gale menarik tangannya ikut masuk ke sebuah minimarket, tidak tahu apa yang dibelinya, ternyata sarung tangan itu, ia juga membeli earpuff dengan kepala boneka kucing yang lucu, Verss membiarkan pria itu mengenakan ke telinganya.
"Ini lebih hangat khan" ujar Gale lalu membenarkan topi yang dikenakan Verss juga, bagi aktor besar seperti Verss keluar ke tempat umum seperti ini sangat sulit, ia harus menutupi wajahnya dengan masker dan topi kalau tidak ingin ada fans yang mengikutinya.
"Terima kasih Gale"
Verss melihat sarung tangan berwarna merah hati yang membungkus tangannya, memang jadi lebih hangat di banding tadi, tapi kenapa warna merah, Verss mengangkat kepalanya melihat Gale.
"Emm hanya ada warna merah, pink, biru muda, aku pikir, merah lebih cocok untukmu"
Verss tersenyum, sikap kikuk Gale membuat ia terlihat lucu.
Mata Gale terpana, ia jarang melihat Verss tersenyum untuknya, senyumnya walau hanya sedikit tapi indah sekali.
"he" Gale menggaruk kepala belakangnya.
Tak lama makanan datang, Gale memeriksa makanan sebelum Verss menyentuhnya.
"Ini tidak ada kacangnya khan?" Tanya Gale, pelayan yang mengantar makanan mengangguk.
Setelah ia pergi Verss dan Gale menikmati makan menjelang malam mereka, diam, tidak ada suara obrolan dari keduanya, situasi yang cukup canggung sebenarnya walau itu sudah biasa bagi Verss, ia terbiasa sendiri, sejak usia dua belas tahun, ia sudah sendirian, benar-benar sendiri walau ada orang di sekelilingnya.
Langit malam, udara semakin dingin, tapi Verss masih enggan beranjak dari kota itu, kota di mana ia meninggalkan semua masa lalunya yang menyakitkan.
Keduanya berjalan pelan di jalan setapak taman pinggir jalan, beberapa orang juga terlihat melintas menikmati waktu santai mereka walau udara sebenarnya cukup dingin, musim dingin tiba lebih cepat tahun ini, angin menderu bendera kecil di ujung tiang yang tinggi hingga menimbulkan suara gemuruh.
Verss duduk di kursi taman di depan danau buatan, beberapa bebek masih sempat terlihat berenang kecil berbaris rapih, Gale ikut duduk di sampingnya.
"Ia, adalah pengasuhku"
Gale mengangkat kepalanya, suara datar Verss, ia menyimak apa yang akan dibicarakan Verss, sejak tadi mungkin ingin mengatakannya karena sepertinya ia mengerti Gale juga cukup ingin tahu, dalam pikiran Verss.
"Usiaku, sembilan tahun saat Ella membawaku keluar dari rumah itu, dan kami, melarikan diri, he yah ceritanya melarikan diri, tapi orang-orang itu selalu bisa menemukan kami, ia meninggal karena sakit, dihari pertama aku masuk sekolah menengah, he, selama ini, aku bahkan tidak tahu ia menderita sakit parah, Ella, tidak pernah mengatakannya padaku"
"Ia tidak ingin tuan muda cemas"
Verss menundukkan kepalanya, menghapus setitik air yang jatuh di ujung matanya, ia tersenyum.
"He yah, ia tidak ingin aku cemas, Ella, pasti sangat mengasihaniku, hingga ia melakukan apapun untukku, sejak kecil, ia selalu ada untukku, di manapun, kapanpun, ia selalu ada, hingga, tiba-tiba ia tidak ada lagi"
Verss menegakkan duduknya.
"Aku, tidak mengenal ibuku, tapi, menurut Ella, ia sangat menyayangiku melebihi apapun di dunia ini, saat semua orang di dunia menyuruhnya untuk menggugurkanku, ia, tidak melakukannya, menurut Ella, ia menentang banyak pihak hanya karena melahirkan ku ke dunia ini, he, apa, salahnya melahirkan seorang anak di dunia? Kenapa semua orang meributkannya? Dan kini, mereka, juga ingin menghabisi ku bukan?" Verss menoleh pada Gale.
"Tuan muda, itu"
Verss tersenyum.
"He kalau kau bisa mengatakan pada mereka Gale, tolong katakan pada mereka kalau mereka bisa tenang, aku tidak menyukai kehidupan mereka, aku bisa menjadi Verssa Yanng sang artis dan tidak akan menyinggung hidup mereka sedikitpun, seharusnya mereka tidak usah repot mengangguku lagi bukan"
Gale ingin bicara, tapi Verss keburu berdiri dari duduknya.
"Tuan.."
Verss merenggakan pinggangnya.
"Haah, sudah seharian kita jalan, ayo Gale kita pulang"
Verss tidak menunggu Gale dan berjalan kembali ke arah jalan setapak, Gale mengikutinya segera.
"Tuan muda tunggu"
Sesuatu bergerak di balik semak, seseorang dalam gelap yang sejak tadi mengamati Verss dan Gale di sana diam-diam.
+-+-+-+-+-+