+-+-+-+-+-+
Di kantor Starshot ruang istirahat menjelang sore.
Verss duduk di atas sofa melepas lelah setelah seharian berada di luar untuk temu fans, panas luar biasa hingga ia sempat dehidrasi tadi. Verss mengalihkan pikirannya dengan bermain game tak mau mengingat kejadian memalukan tadi di tengah mall.
Tapi, kenapa ia tidak bisa mengalihkan pikirannya, kesal, dihempas tangannya ke atas sofa, melirik tajam Gale yang duduk santai tak jauh darinya menikmati acara televisi di depannya, walau selucu apapun acara televisi Gale tidak menunjukkan akan tertawa sedikitpun, wajahnya benar-benar datar, Verss tidak mengerti kenapa ia masih melihat acara televisi seperti itu, harusnya ia menonton acara dokumentari saja.
Verss ingin sekali menjatuhkan pria bertubuh besar yang duduk dengan kokoh di sofanya, memukulnya atau mencubitnya untuk melampiaskan kekesalannya tapi ia pasti akan kalah jauh, lihat dari ototnya, lalu otot Verss, hmmh, bedanya seperti langit dan bumi.
Dari arah pintu Derek masuk dengan heboh, seperti biasanya.
"Verss baby! Ini ada berita yang sedang viral di BangBang! Apa sudah baca? Waah wajahmu manis dan menggemaskan sekali di sini Verss"
**BangBang! Media sosial sejenis Weibo.
Verss tidak ingin melihat saat Derek menunjukkan handphonenya padanya.
"Ini hebat! Banyak yang mendukung, banyak juga yang tidak mendukung, ini banyak fans mu yang patah hati Verss, aku juga"
Derek mendekati Gale yang duduk dengan santai di depan tivi, tapi ia mana berani melabrak pria bertubuh besar bagai gorila itu, mau cari mati?
Derek mendekati Verss kembali.
"Lalu kenapa kau diam saja? Pukul dia" bisik Verss.
Derek menelan ludahnya bulat.
"Gleuk"
Verss menyilangkan tangannya di depan dada, ia kesal, ingat betul apa yang terjadi di acara temu fans tadi.
"Akkkhh Verssa!" Suara teriakan fans.
Acara temu fans yang disponsori salah satu merk pakaian terkenal di mall kelas atas itu berakhir, petugas keamanan segera menertibkan fans yang semakin banyak entah dari mana.
Verss yang hendak kembali ke ruang ganti terjepit di antara banyaknya fans, ia lelah, sakit kepala, kepanasan karena ia duduk di bagian area terbuka mall di mana udara siang itu lebih panas dari yang diperkirakan, rasanya ingin pingsan.
Benar saja, tubuh Verss agak ongleng hingga hampir jatuh jika tidak ditahan Gale di belakangnya.
"Ekh Gale"
Gale melihat mata Verss sejenak, hingga tanpa peringatan ia mengangkat dua kaki Verss dan menggendongnya.
"Ah Gale" tepat di tengah kerumunan orang banyak, Gale melotot pada setiap orang yang menghalangi jalannya, petugas keamanan membantunya membuka jalan.
Teriakan fans makin jadi, bahkan lampu flash kamera tidak berhenti berpendar, Gale mengangkat tubuh Verss menggendongnya layaknya ia tuan putri.
"Gale turunin donk" bisik Verss, ia seorang pria dewasa, bukan anak kecil yang bisa digendong seenak hati Gale, tapi Gale tidak bergeming, ia berjalan lurus menuju ke ruang ganti yang posisinya tak jauh dari acara temu fans di tengah mall.
"Tuan muda terlihat pucat, hampir pingsan"
Mimin yang melihat gagap, tidak bisa berkata apa-apa selain mengikuti Gale.
"Em itu"
Verss berusaha meronta turun.
"Gale turunkan aku!"
Dan Gale masih dengan muka non ekspresif-nya tidak menghiraukan Verss, walau Verss terlihat sangat kesal.
"Gale!"
Di ruang istirahat kembali.
Verss menepuk jidatnya, pria itu memang sudah keenakan menjadi pengawalnya, malah terkesan ia kurang ajar lama-lama.
"Achhh Gale!!" Teriak Verss kesal.
+-+-+-+-+-
Mimin mendekati Verss yang duduk di apartemennya sore itu, selesai acara seharian penuh, Mimin tinggal di lantai bawah apartemen studio yang disewa Agency untuknya sebagai asisten pribadi Verss yang super sibuk hingga ia tidak perlu memakan waktu lama di jalan seperti dulu.
"Ini" Mimin menaruh amplop putih di atas meja di depan Verss yang duduk menikmati salad buah segar sambil menikmati acara televisi.
Verss melirik amplop itu mengerutkan dahinya.
"Ini apa kak?" Tanyanya.
Tak lama Gale yang sudah selesai mandi masih dengan rambut basah mendekat, ia mengambil amplop itu sebelum tangan Verss meraihnya.
"Lain kali berikan dulu padaku untuk alasan keamanan" suara berat dan datar Gale.
Mimin yang memasukkan buah ceri ke dalam mulutnya hampir tersedak, Gale, pria itu keluar dengan mengenakan celana boxer dan belum mengenakan atasan, handuk lebar menutupi pundaknya, tapi tidak dadanya, perutnya yang sixpack, dan duduk tepat di depannya, Mimin hampir tak bisa mengendalikan dirinya.
"Eulk Uhuk uhuk"
Gale mengerutkan dahinya melihat tingkah aneh Mimin, bukan hal aneh gadis kutubuku itu memang sudah seperti itu dari sananya, pikir Gale sambil membuka amplop putih yang diberikan Mimin tadi.
Ia mengeluarkan selembar kertas menyerupai check.
"Ini, berapa? Dua ribu dollar?" Tanya Gale menyerahkan cheque itu ke tangan Mimin, Mimin mengangguk.
"Iyah, dua ribu dollar, itu harga minimal Verss sekali pentas di Milan, hanya sekali yah untuk waktu satu setengah jam, itupun tidak full"
Verss melirik Mimin bingung.
"Ini buat apa kak? Ada kerjaan model pakaian lagi? Kata kak Edwin sudah tidak akan terima dulu untuk sementara waktu" Verss membalik-balik kertas cheque kecil itu, tidak ada nama pemberinya.
"Ini dari siapa kak?"
"Itu, ingat fanboy yang berteriak menyukaimu itu? Yang memberikan amplop ini untuk hadiah ulang tahunmu?"
Verss mengangguk.
"Iyah, ingat, ini, dari dia?"
Mimin mengangguk.
"Yah, ada suratnya, coba kau baca isinya apa" Verss hendak meraih lembar surat kecil terlipat di dalam amplop tapi lagi-lagi Gale mendahuluinya.
"Ih Gale ini"
Gale membaca surat itu, wajahnya pertama biasa saja tapi makin lama membaca ekspresinya berubah.
"Orang gila, dua ribu dollar ingin mengajak tuan muda makan, dipikir dia itu siapa?"
Verss hendak mengambil surat itu tapi Gale tidak memberikan padanya, ia menatap Gale lama, masih mengulurkan tangannya.
"Gale"
Gale akhirnya memberikan surat itu ke tangan Verss.
Tak lama setelah membaca isinya.
"Hanya makan malam biasa, kurasa tidak merepotkan, tapi, uang ini, cukup banyak kak Min, lebih baik dikembalikan saja pada orangnya, ia pasti membutuhkannya khan"
Mimin mengangguk.
"Itulah, aku juga bilang begitu pada pak Edwin makanya agak lama memberikan amplop ini padamu, tapi orang itu tidak memberikan nomor telpon atau apapun, hanya memberikan jadwal makan malam yang sudah direservasi olehnya untuk Sabtu ini"
Gale menyilangkan tangannya depan dada dengan wajah datar.
"Terlalu memaksa"
"Yah kembalikan saja nanti padanya, makan malam sebentar tidak apa khan, Gale?" Verss menoleh pada Gale.
Gale menggelengkan kepalanya.
"Tidak boleh tuan muda ini terlalu berbahaya"
"Apa yang bisa terjadi di tempat umum begitu Gale, lagipula ia cuma fanboy biasa, iya khan kak Min"
Gale menoleh melihat wajah ceria Verss, sebenarnya pemuda di depannya itu tidak begitu menyukai keramaian, ataupun hingar bingar kehidupan ssperti artis, ia berapa kali melihat Verss duduk di pojok ruangan berusaha mengumpulkan energinya sebelum menghadiri setiap acara yang dibuat untuknya, temu fans atau tanda tangan, atau menjadi model, ia berusaha keras merubah dirinya, bahkan kini, makan malam dengan orang asing, sebenarnya ia tidak perlu melakukan semua itu, hanya untuk bertahan hidup ia berusaha menjadi orang lain, tertawa, saat hatinya tidak ingin tertawa, menyapa saat bibirnya masih kelu tak tahu harus bicara apa, memberikan wajah ceria saat ia bahkan tidak merasakan apapun yang menarik di matanya, ia berusaha menekan semua itu demi menjadi seorang Verssa Yanng.
Gale mendekat, mengangkat tangannya membersihkan sisa mayo di tepi bibir Verss.
Mimin yang baru mengangkat tusukan buahnya terdiam, buah chery yang ditusuknya terjatuh kembali ke dalam mangkoknya.
"Tuan muda makan yang benar, ini agak berantakan"
Dan Verss sepertinya tidak keberatan atau marah karena Gale menyentuhnya di sana sini.
"Nanti juga berantakan lagi" ujar Verss meneruskan makannya.
Gale mengambil tissu tak jauh di meja kecil di samping sofa.
"Ini kena rambutmu juga"
Entah kenapa Mimin merasa ia orang ke tiga melihat dua orang kekasih yang saling memadu kasih, Mimin meletakkan dua tangan di bawah dagunya, membayangkan hal sangat indah terjadi di depannya.
##Dalam khayalan Mimin.
Gale menusuk satu cheri dan memasukkan ke mulut Verss dengan senyum lebar menghiasi wajahnya, Verss tersenyum sambil mengunyah buah ceri itu melihat Gale dengan tatapan manja, Gale merapihkan rambut depan Verss dan mengecup keningnya lembut.
"Kau suka?" Suara Gale lembut.
Verss mengangguk pelan,
"Iyah, enak sekali"
Tapi...
Tepukan Verss menyadarkan Mimin dari mimpinya.
"Akh" hampir jatuh, Mimin baru menyadari ia bermimpi, Verss dan Gale menatapnya aneh.
"He ini, enak" ujar Mimin mengangkat buah ceri yang ditusuknya tadi.
"Hehehe"
Hanya mimpi! Mimin melengking dalam hati, padahal ia membayangkan segala yang terindah.
Mimin memukul jidatnya pelan.
+-+-+-+-