Setelah mereka tiba di ruangan CEO, Jack meminta Karina duduk saja di ruangannya sementara ia dan Han pergi ke ruangan lain untuk meeting.
Berada di sebuah ruangan sendirian membuat Karina sangat bosan. Pakaiannya yang terasa sangat pendek baginya, membuat ia terus menarik baju itu.
Han masih merasa ngilu di kakinya.
Seorang asisten datang ke ruangan Jack. "Selamat siang Nona, mau minum apa?" tanya perempuan dengan tubuh tinggi semampai itu.
"Aku mau air putih saja!" jawab Karina.
"Baik akan saya ambilkan,"
"Minta dua boleh?"
"Tentu saja."
Tidak lama pegawai itu kembali membawa dua botol air mineral kemasan kecil, dan menaruhnya di meja depan Karina duduk. "Terimakasih Nona!" ucap Karina.
"Sama-sama Nona," balasnya.
Satu jam berlalu. Jack dan Han kembali setelah melakukan meeting nya.
David menghampiri Karina, namun gadis itu malah berjalan melewati Jack dan menyapa Han. "Tuan Han, ini untukmu!" Karina memberikan satu botol minum pada Han.
Pria itu tampak kaget. "Anda pasti haus kan Tuan?"
Han hanya membalas dengan senyuman, namun kini senyum itu lebih lama terpampang di wajahnya.
Jack tiba-tiba merasa sedikit kesal. "Karina, aku haus!" ucapnya sembari duduk di sofa, dan membuka jas nya kemudian membanting nya ke atas kursi sehingga ia hanya mengenakan kemeja putih.
"Baik Tuan, akan aku ambilkan!"
Karina mengambilkan segelas air putih, ada satu kulkas yang bertuliskan husus CEO. Karina mengambil air putih itu dari kulkas sehingga sangat dingin. "Karina, aku mau botol kemasan, yang lebih besar daripada itu!" Jack menunjuk botol minum bekas Karina di atas meja.
"Baik Tuan!" jawab Karina, kemudian keluar meminta air mineral dengan kemasan lebih besar dan kembali memberikan nya pada Jack.
Jack kemudian membuka botol itu, sembari menatap Han dengan pandangan yang membuat tanda tanya.
"Ah, nikmat sekali dan lebih besar!" Jack sengaja meninggikan suaranya, membuat Karina dan Han bengong.
"Aku pergi keluar dulu, Karina kamu makan?" tanya Han.
Belum sempat Karina menjawab, Jack menyela. "Karina temani makan!" ucap Jack.
Karina meremas tangannya, kesal karena Jack memperlakukannya seperti itu.
"Yasudah, kalau begitu aku pergi duluan ya!" Han pergi dari hadapan Karina.
Gadis itu terpaksa mengangguk an kepalanya, padahal ia ingin sekali makan bersama Han.
"Mau makan apa?" tanya Jack.
"Apa saja."
"Kenapa wajahmu seperti itu, apa kau sangat ingin makan dengan Han?"
"Bukankah sesama pegawai tidak masalah makan bersama, justru makan bersama mu membuat aku gugup saat membuka mulut!"
Karina mengedarkan pandangannya ke sembarang arah. "Hei, ayo ikut aku."
Jack tanpa aba-aba memegangi tangan gadis itu, turun dengan lift dan keluar di lantai lain. Tatapan semua orang langsung kaget melihat CEO itu keluar dari lift dan melenggang ke kantin kantor.
"Itu benar-benar Tuan Jack?" semua orang hampir saling berbisik.
"Astaga mimpi apa dia masuk ke kantin."
Jack langsung berjalan dan mengambil nampan untuk mengambil makanan nya. Karina melihat barisan karyawan yang mengantri untuk makan. "Tuan, bukankah seharusnya anda mengantri!" Karina menyenggol tangan Jack.
Melihat para karyawan nya menatap membuat Jack serba salah, padahal mereka tidak masalah jika bos nya lebih dulu mengambil makanan.
Jack dengan polosnya menuruti ucapan Karina. "Aku akan mengantri!" ucap Jack, ia menaruh kembali nampan dan berjalan ke antrian.
Para karyawan nya tampak serba salah melihat sikap Jack yang menurut begitu saja pada Karina.
Giliran Jack dan Karina mengambil makan, mereka kemudian berjalan menatap semua meja yang kini dipenuhi para staf nya.
Karina tersenyum ke arah Han yang melambai-lambai kan tangannya.
Dia duduk di depan Han, Jack dengan tatapan kesal terpaksa mengikuti Karina dan duduk bergabung di meja Han.
Para karyawan lain memang sedikit canggung, sehingga selalu membiarkan Han makan sendirian.
"Kenapa makan sendiri Tuan Han?" tanya Karina.
"Aku sebenarnya ingin makan bersama mereka, tapi setiap aku mengajak mereka selalu mengatakan sudah punya tempat."
"Mungkin para gadis itu sangat ingin sekali makan bersama mu!" Karina mengatakan itu sembari melirik para gadis yang menatap ke arahnya.
"Mungkin jika aku makan bersama mereka, aku akan mengajaknya berkencan," Han tertawa dengan ucapannya sendiri.
Jack meremas sendok yang di pegang nya. "Ah, makanan ini cukup enak juga," Jack memasukan satu sendok makanan lagi dan lagi ke mulutnya."
"Apakah setiap hari Tuan Han makan disini?" Karina tidak mempedulikan ucapan Jack sama sekali dan kembali bertanya pada Han.
"Yups, makanan disini enak dan sehat karena ahli gizi terbaik bekerja disini."
Jack kesal secara tiba-tiba, "cepat makan makanan mu, aku memiliki banyak pekerjaan sekarang!" ucap Jack.
Karina melirik ke arahnya kemudian menatap Jack dengan tatapan menerkam.
Setelah selesai makan mereka bertiga masuk ke lift bersamaan, Karina berjalan di tengah mereka.
Karina senang sekali melontarkan pertanyaan pada Han, Jack semakin panas saja melihat kelakuan dua manusia di depannya.
Jam sudah menunjukan waktunya pulang, Karina juga sudah seperti kehilangan minat karena bosan sekali.
Han mengendarai mobil dan Karina diminta duduk di samping Jack, di jok belakang. "Apa kamu bosan?" tanya Jack.
"Sangat, bagaimana bisa para karyawan kantor itu menghabiskan waktunya di kantor seharian, dan hanya memiliki sedikit waktu istirahat bersama keluarganya."
"Mereka harus melakukan itu agar keluarganya bisa makan, jika tidak! Akan timbul banyak masalah diluar keuangan."
Karina menerima jawaban Jack begitu saja, tampaknya ia juga sadar akan itu dan ucapan Jack ada benarnya.
Mereka tiba di rumah, Jack tampak kesulitan begitu ingin melangkahkan kakinya menaiki tangga. Karina langsung menghampirinya. "Aku bantu!" ucapnya, ia segera meletakan tangan di pinggang Jack, dan dengan perlahan mereka naik ke atas.
Jack terlalu banyak berjalan hari ini sehingga membuat kakinya sedikit sakit lagi. Di dalam kamar Karina membantu Jack membuka jas yang dikenakannya.
Namun karena sedikit kesulitan membuat Karina menarik terlalu kencang dan hampir membuat nya terjatuh, Jack segera menarik tangan Karina dan membuatnya menimpa tubuh Jack.
Mereka jatuh terjungkal di atas ranjang, membuat Karina sadar dan serba salah. Mata mereka bertemu, namun Karina merasakan pegangan Jack begitu erat di lengannya.
"Maaf Tuan!"
"Hati-hati kamu bisa terluka!"
Karina mengangguk dan segera bangkit dari ranjang itu.
"Kalau begitu Tuan istirahat, saya izin membersihkan diri dulu!" Karina pamit keluar dari kamar Jack.
İa bernafas dengan lega begitu pintu kamar Jack tertutup dan ia keluar dari sana. "Astaga kenapa bisa jatuh di sana, memalukan sekali!" rutuk Karina pada dirinya sendiri.
"Karina?" panggil Han yang langsung di sadari olehnya.
"Tuan Han, ada apa?" Karina menghampiri pemuda itu.
"Mau jalan-jalan di luar rumah?" tanya Han.
Karina tanpa embel-embel langsung mengangguk begitu saja.