Satu bulan berlalu! Kini Jack sudah bisa berjalan dengan baik tanpa bantuan sama sekali. Karina yang memang memiliki pekerjaan khusus melayani Jack kini sudah terbiasa dan melayani dengan sempurna, Jack bahkan tidak pernah mengeluh sekalipun.
Pagi yang sejuk membuat Jack sangat bersemangat memulai hari. Dia sudah siap dengan stelan jas yang membentuk tubuhnya. Menapaki anak tangga di ikuti Karina di belakangnya.
Kedua insan itu sih seperti keluarga, beberapa kali mereka bercanda di tangga sebelum akhirnya tiba di lantai satu.
"Tuan, ada tamu di ruang tamu!'' ucap Nyonya Emily.
"Siapa?" Jack melihat jam di pergelangan tangannya, menyadari ini masih sangat lagi untuk seseorang bertamu.
Dia berjalan ke ruang tamu, sedangkan Karina ke meja makan untuk menata makanan Jack.
Gestur tubuh Jack yang mendukung begitu enak di pandang walau dari jarak jauh, tatapannya fokus pada tamu yang di maksud Nyonya Emily.
Seorang perempuan dengan rambut yang sedikit ikal dan panjang, membelakangi Jack. Langkahnya semakin dekat.
Mendengar suara mendekat, perempuan itu bangun dari duduknya dan berduri kemudian berbalik.
Jack langsung menghentikan langkahnya begitu ia melihat siapa perempuan itu.
"Jack?" ucapnya.
Jack mematung, tatapannya berkaca-kaca namun menyiratkan kekecewaan yang mendalam.
"Bagaimana kabarmu?" perempuan dengan rambut pirang yang bergelombang langsung melontarkan pertanyaan.
"Kenapa kamu disini?" suara Jack benar-benar halus tidak seperti biasanya.
"Aku sudah memikirkan apa yang kamu ucapkan, sekarang aku mau kembali kesini!"
Jack membelalakkan matanya, perempuan yang ia tunggu sedari tiga tahun lalu kini datang di hadapannya.
"Tuan sarapannya sudah siap!" Karina datang dari belakang Jack untuk memberitahu bahwa makanan sudah siap.
Perempuan itu melihat pada Karina yang memanggil Jack dengan nada bicara ringan tidak seperti pelayan lain, Sarah tahu betul Jack selalu berprilaku seenaknya jika tidak da yang menghormatinya! Namun Karina di kecuali kan dari daptar itu.
"Aku akan makan sebentar lagi, aku ada tamu!" Jack menjawab tanpa melihat ke arah Karina, ia hanya mengangguk.
Karina pun mengerti dan sekilas matanya bertemu dengan Sarah.
"Mengapa kamu ingin kembali? apakah kamu berpikir sesuatu?" tanya Jack.
"Aku tidak tahu harus pergi kemana Jack, aku tahu aku sangat salah karena mengkhianati kamu dulu."
Mendengar ucapan Sarah, Jack berusaha menahan emosinya. Bayang-bayang nya kembali menyergap.
"Aku akan bekerja hari ini, jangan bicara apapun di rumah ini, jika kamu melakukannya aku akan mengusir mu dengan tidak hormat. Kamu lebih baik menjaga ucapan mu disini."
Jack berlalu meninggalkan Sarah. Perempuan itu memandang Jack dengan seksama, ia tidak percaya lelaki yang pernah menjadikannya ratu itu kini sudah berubah sangat banyak, bahkan gertakannya membuat ia berbicara lebih sadis lagi.
Menerima perlakuan seperti itu, Sarah menahan diri dan kembali duduk di ruang tamu. Karina dengan senang hati menjamu Jack makan, namun tidak seperti biasanya. Jack tidak tersenyum sedikitpun.
Lelaki itu hanya makan sedikit kemudian menghampiri Nyonya Emily, mereka berbicara jauh dari semua orang. "Nyonya, saya harap nyonya memperhatikan Sarah! Jangan sampai ia berbicara dengan Karina, nyonya tahu bukan apa alasannya?"
Nyonya Emily langsung paham apa yang di ucapkan Jack.
Jack pun pergi tanpa melihat ke arah Sarah maupun Karina yang kini berdiri menatap keberangkatannya.
Sarah benar-benar merasakannya, perubahan pada Jack.
"Hi, siapa namamu?" tanya Sarah.
"Karina Nona!" jawab Karina.
"Apakah Tuan Jack punya kekasih?"
Pertanyaan yang dilontarkan Sarah, cukup mengagetkan bagi Karina. Namun dengan pelan gadis itu menggelengkan kepalanya.
"Tapi aku merasa dia bukan Jack yang dulu," lirih Sarah di depan Karina, seketika gadis itu menoleh ia merasa Sarah sangat dekat dengan Jack karena itulah dia berbicara seperti itu.
Tiba-tiba nyonya Emily langsung menghampiri mereka. "Nona Sarah, jika kamu perlu sesuatu bisa berbicara dengan saya. Nona Karina hanya bekerja untuk Tuan Jack."
Sarah hampir kaget lagi, ia tahu betul Jack tidak suka urusan pribadinya di campuri orang lain, bahkan untuk keperluan nya saja ia harus di urus oleh Nyonya Emily. Tetapi mendengar Jack mempekerjakan seorang gadis untuk mengurus keperluannya membuat ia terperangah.
"Baiklah kalau begitu nyonya Emily, saya izin untuk membersihkan kamar Tuan Jack." ucap Karina.
Nyonya Emily pun mengangguk pelan, sembari menatap kepergian gadis itu menapaki anak tangga menuju kamar utama.
"Nyonya, apakah dia juga membereskan kamar utama?" tanya Sarah.
Nyonya Emily mengangguk. "Semua keperluan Tuan Jack dia yang urus, dari pagi sampai sore termasuk makanan."
"Jack sungguh berubah dari tiga tahun lalu, dia bahkan terdengar berbicara lebih halus kepada seluruh pegawai."
"Nona bisa menempati kamar lantai satu untuk tamu!" Nyonya Emily mengatakan titah dari Jack untuk menempatkan Sarah di lantai satu.
"Kenapa tidak di kamar biasa? tempat yang biasa aku gunakan?" jawab Sarah, begitu mendengar ucapan nyonya Emily tentang kamar yang akan di tempati nya.
"Maaf Nona, tapi kamar itu di pakai oleh nona Kirana agar dekat dengan tuan Jack ketika dia membutuhkan sesuatu!"
"Kamar atas dipakai oleh seorang pelayan?" Sarah semakin tidak mengerti apa yang terjadi.
"Begitulah tuan Jack memperintah kan nya Nona!"
Sarah tidak bisa berbuat banyak, walau ia berharap akan menempati kamar lantai atas.
Sarah masuk ke kamar lantai satu, dimana kamar itu juga sangat luas dan tertata rapih. Semua perlengkapan di sana mewah hampir sebanding dengan kamar yang di tempati Kirana. Namun mendengar seorang gadis berada di area kamar Jack membuat gemuruh kecil dihari Sarah.
Karena lelah nya perjalanan, membuat Sarah akhirnya tertidur di kamar yang dengan kesal ia masuki itu. Membawa semua gerutunya begitu saja.
Malam sudah tiba, Jack baru saja memasuki rumahnya. Sarah berdiri begitu melihat pintu utama terbuka. Ia memakai baju super seksi yang langsung membuat Jack memalingkan wajahnya begitu melihat perempuan itu.
"Jack apa kamu lelah?" tanya Sarah, ia berjalan dengan langkah bak super model dengan baju di atas lutut dengan belahan baju super seksi.
Karina turun dari lantai dua menggunakan piyama tidur model kimono. Rambut yang terurai legam itu mengembang begitu ia berjalan, "Tuan, mau manfi sekarang? saya sudah menyiapkan air panasnya."
Jack mengangguk dan segera naik ke lantai dua. Sementara Karina menyapa Han yang membawakan tas berkas milik Jack. "Tuan Jack, biar aku yang membawanya ke atas." pinta Karina, sembari mengambil tas yang di julurkan Han dari tangannya.
"Apakah kamu sudah makan?" tanya Han.
Sarah juga menatap pada Han, ia juga melihat perubahan dari lelaki yang ia kenal sangat dingin itu.
"Sudah, Tuan Han sudah makan?" tanya Karina balik.
"Aku akan makan sebentar lagi, Jack sangat sibuk hari ini jadi kami tidak sempat makan."
"Oh begitu, baiklah aku akan menyiapkan makan untuk Tuan Jack, saya permisi dulu Tuan Han, Nona Sarah." Karina segera berlari menyusul Jack ke atas.
Sarah menyilang kan kedua tangannya. "Han, kamu banyak berubah!" Sarah menjulurkan tangannya pada Han.
Han hanya melihatnya saja, ia diam dan enggan menerima. "Aku harap kamu tidak membuat keributan seperti sebelumnya." Han berbalik hendak melangkahkan kakinya.
"Apa maksudmu keributan?"
Pertanyaan Sarah membuat Han menghentikan langkahnya dan mengambil nafas panjang. "Benar, bukan keributan! tetapi bencana." lanjut Han, kemudian ia pergi keluar dari rumah.
Mendengar itu Sarah hampir berkaca-kaca dan mengepalkan kedua tangannya. Ia tahu betul Dave adalah teman baik Han dan mereka satu kampung, melihat Jack membunuhnya membuat Han bahkan membenci Sarah sampai sekarang. Menurut Han, Dave terlalu polos untuk dijadikan korban atas keegoisan Sarah.