Tidak lama Karina selesai mengganti pakaiannya. Dia pergi mengikuti Jack dan Sarah ke area pacuan kuda.
Karina benar-benar terlihat seperti ahli berkuda padahal ini pertama kalinya ia akan menunggangi hewan ahli berlari itu.
"Karina ayo naik!" Ajak Jack, lelaki yang sudah berada di atas kuda itu menjulurkan tangannya agar gadis itu bisa naik ke atas kuda.
Sarah tidak habis pikir, Jack benar-benar menyentuh gadis itu seperti ia menyentuh seorang wanita yang disayangi nya.
Karina mulai memegangi tali pacuan, Jack juga memegangi tangan Karina yang sedikit bergetar karena ia takut.
Jack juga tida segan melontarkan tawanya begitu melihat Karina ketakutan dan sesekali menjerit. Pemandangan itu membuat Sarah yang sedang menunggangi kuda sendirian sedikit geram.
Karina merasa Jack tertawa di atas penderitaan nya, karena itulah dia memilih diam dan turun dari atas kuda kemudian duduk di kursi di are luar.
Angin yang berhembus membuat Karina menelungkup kan wajahnya dan tertidur di meja. Sementara Jack fokus memacu kudanya tanpa memperhatikan Sarah.
Satu jam berlalu, Jack keluar Drai area pacuan dan membiarkan kudanya di masukan ke kandang oleh para pegawai. Matanya tertuju pada Karina yang tertidur.
Nyonya Emily ada di sana, "Tuan, Karina sepertinya terlelap dia belum istirahat dari semalaman! Dia keluar dari kamar Tuan jam 6 pagi kemudian langsung bekerja." ucap Nyonya Emily.
Perkataan itu membuat Jack membelalakkan matanya. Ia mengira Karina keluar dari kamarnya setelah ia tertidur.
Tanpa aba-aba Jack menggendong tubuh Karina dan membawanya ke dalam rumah. Pemandangan itu jelas membuat Sarah mengepalkan tangannya.
Jack bahkan langsung membawa Karina ke kamarnya, dan membuat tatapan semua orang membelalakkan mata.
Sarah bergegas masuk kedalam rumah namun begitu ia melangkahkan kakinya Han segera menarik tangan Sarah.
"Jangan pergi ke atas!" ucap Han.
"Kenapa?"
"Kamu tidak akan tahu semarah apa Jack jika terganggu,"
"Aku Sarah, bagaimana bisa dia marah padaku?"
"Dia bukan Jack yang dulu, dan kamu juga Sarah yang baru,"
Tatapan Sarah seakan ingin menampar Han, ia mengibaskan tangan Han dari tangannya.
Sarah langsung pergi ke lantai atas. Pintu kamar Karina yang terbuka benar-benar membuatnya penasaran, lalu sebuah pemandangan terhampar. Jack mengecup kening Karina dengan lembut. Sontak hal itu membuat Sarah berteriak sedikit.
Suara Sarah membuat Jack membalik tubuhnya, namun dengan replek Jack menutupi tubuh Karina dengan selimut. Kemudian menghampiri Sarah yang mematung di ujung pintu.
Dengan pelan menutup pintu kamar, Jack menarik tangan Sarah sampai ke ujung tangga! Pemandangan itu di saksikan langsung oleh Han yang masih berdiri di lantai bawah.
"Jangan berteriak, nanti Karina bangun. dia belum beristirahat!" Gerutu Jack dan melepaskan tangan Sarah.
"Apa kau tidak salah lihat? kamu mencium dia?"
"Mengapa? apa itu salah?"
"Apa dia menggoda mu Jack?"
"Tidak, aku yang tergoda olehnya. Dia bahkan tidak membuka hati untukku bahkan mungkin tidak akan."
"Aku juga mendengar kamu berganti-ganti perempuan, apakah dia salah satu pemuas nafsu mu?"
"Hentikan ucapan mu Sarah!" Suara Jack meninggi.
"Aku kaan memaafkan mu Jack, aku bisa menerima mu kembali."
Jack menyeringai."Aku yang seharusnya menerima permintaan maaf mu, bukan kamu! Gila." ucapan Jack di akhiri dengan umpatan kemudian ia memasuki kamarnya.
Sarah berdiri dengan tatapan kosong, tak menyangka Jack mengatakan itu padanya. Perempuan itu melangkahkan kakinya menapaki anak tangga.
Melewati Han begitu saja dengan tatapan kosong. Kemudian ia memasuki kamarnya. Sarah mulai menangis, padahal ia sudah tidak berhak menangisi Jack namun lelaki itu masih menyediakan tempat untuknya di rumah besar itu.
Hari menjelang malam, Karina baru saja terbangun terperanjat dari kasurnya. "Astaga ini jam berapa?" Gadis itu benar-benar kaget melihat jendela yang sudah gelap karena malam hari.
Dia berlari dan menuju kamar Jack, tanpa aba-aba Jack sedang mengenakan celana dalamnya dan Karina mematung sembari berteriak. "Astaga Tuan, maafkan aku!" ucapnya sembari membalikan tubuhnya dan langsung menutup pintu.
Jack langsung kelabakan menutup daerah sensitifnya.
Jack menggigit bibir bawahnya, ia seperti baru saja tersudut oleh sebuah masalah yang mengalahkan nya.
Selang sekitar 10 menit Jack selesai memakai baju, Karina kembali mengetuk pintu kamar Jack.
"Tuan, apakah boleh saya masuk?" ucap Karina dari balik pintu.
"Ya!" jawab Jack singkat.
Dengan mata tertunduk Karina mendekat ke arah tuannya itu. "Tuan, apakah anda memerlukan sesuatu?" tanya Karina.
Jack menggeleng. Tiba-tiba tangan Jack refleks menarik tangan gadis itu sehingga membuatnya duduk di ranjang tepat di hadapan Jack.
"Aku ingin menanyakan sesuatu!"
Karina menatap mata Jack dengan mengerjap kan matanya beberapa kali.
"Karina, aku tidak pernah ingin menanyakan hal ini kepada siapapun dan gadis manapun. Tapi, kamu berhasil membuatku ingin sekali bertanya sampai penasaran."
"Apa itu Tuan?" hati Karina hampir ketakutan, tetapi ia tidak memperlihatkan nya.
"Apakah kamu tidak pernah tertarik padaku?" tanya Jack, ia merasa sangat penasaran dengan jawaban Karina, Jack sangat menghargai dirinya sampai-sampai ia tidak sadar bahwa tidak semua manusia akan menyukainya, terutama wanita lugu seperti Karina.
"Apakah Tuan mengira saya menyukai anda karena kita pernah tidur bersama?"
Jawaban karina membuat Jack melepaskan pergelangan tangan gadis itu.
"Apakah kamu tidak merasakan apapun setelah kita menghabiskan waktu bersama?" tanya Jack lagi.
"Aku melakukan itu karena ingin tahu keberadaan kakak ku, jika saja aku tahu sampai sekarang tidak mendapatkan kejelasan dimana kakak Dave berada, mungkin aku tidak akan pernah melakukan hal itu bersamamu Tuan."
Karina merasa arah pembicaraan Jack keluar dari batas, ia bangkit dari duduk nya dan berjalan menuju keluar dari kamar itu.
"Apakah kamu menyesal bersamaku, DNA melakukan itu Karina?" ucapan Jack cukup lantang, membuat Karina menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah pria itu.
"Aku menyesal!" jawab Karina, kemudian ia langsung keluar.
Karina menapaki anak tangga turun ke lantai satu, pikirannya terus merujuk menyesali ucapannya pada Jack, bagaimana jika pria itu tidak mau lagi membantu nya mencari Dave.
Karina mengalami dilema, ia terus bolak-balik di ujung tangga.
Hari berganti, seluruh pegawai sudah bersiap di meja makan untuk menyiapkan sarapan tuan Jack. Tentu saja Karina yang bertanggungjawab. Gadis itu sudah menyiapkan baju untuk di pakai Jack, kemudian ia menyiapkan makanan.
Satu jam kemudian Jack turun dari lantai dua. Mata Karina terbelalak bingung. Jack turun menggunakan pakaian lain, bukan pakaian yang ia siapkan.
Pria itu juga bahkan tidak melirik ke arah meja makan, apalagi pada Karina. Dia langsung pergi keluar, dan mengajak Han segera berangkat ke kantor.
Semua pegawai langsung kebingungan. Sarah juga seperti itu, ia langsung berlari ke arah Jack sebelum ia memasuki mobil.
"Jack, bawa ini untuk sarapan di jalan!" Denan sigap Sarah memberikan sebuah kotak makan siang.
Jack melihat ke arah para pegawai yang melihat kepergian nya, terutama melihat ke arah Karina. Dengan sengaja ia mengambil ukuran makanan dari Sarah. "Terimakasih!" sebuah senyuman lebar ia lontarkan pada Sarah.
Karina merasa ada yang aneh, mengapa Jack kaku padanya bahkan tidak menegur nya sama sekali.