Karina tidak memikirkan hal itu lagi, dengan polosnya ia mengira Jack hanya sedang sibuk dan tidak sempat makan.
Setelah menyelesaikan pekerjaan nya membereskan kamar Jack, Karina melihat sebuah benda di sudut vas bunga besar dikamar Jack. Sebuah kalung yang ia kira mungkin hiasan. Namun begitu menyentuhnya mata Karina terbelalak, itu adalah kalung dengan sebuah huruf K, yaitu inisial namanya. Sama dengan kalung yang ia gunakan yaitu huruf D yaitu inisial Dave. Mereka mendapatkan itu dari ayahnya sebagai tanda keberuntungan.
Sepulangnya Jack dari kantor, Karina langsung mengikuti langkah pria itu menuju kamarnya. "Stop, jangan ikuti aku. Aku mau istirahat sekarang!" ucap Jack pada Karina.
"Tuan saya ingin menanyakan sesuatu,"
Ucapan Karina sontak membuat Jack penasaran. "Cepat katakan saya tidak punya waktu lama."
"Mengapa kalung Kakak saya ada di kamarmu, apakah dia pernah datang kemari?" tanya Karina.
Mendengar itu Jack mematung, ia menatap Karina dengan gugup. "Diii dia pernah kemari ketika ada urusan pekerjaan!" jawab Jack terbata-bata kemudian ia masuk dan menutup pintunya, lelaki itu tenggelam di balik pintu.
Jawaban dari Jack masih menggantung di kepala Karina, makanya hanya seorang buruh pabrik yang tidak terlalu memiliki jabatan, untuk apa dia datang kemari.
Satu jam berlalu semenjak Jack pulang ke rumah, tetapi ia belum memanggil Karina walaupun untuk sekedar meminta makan.
Ketika tengah malam tiba Karina masih belum bisa memejamkan matanya, ia mengira Jack sudah tidur dan berniat menyelinap keluar untuk mencari angin.
Karina keluar ke pekarangan rumah, duduk di sebuah kursi di taman, dingin nya rerumputan menyapa sedikit telapak kakinya.
Namun siapa sangka Jack tiba-tiba duduk disebelahnya.
"Tuan, aku kira anda sudah tidur, apakah Tuan memerlukan sesuatu?" tanya Karina.
"Tidak, aku sedang mencari angin."
Karina mengangguk paham, mereka duduk dengan memejamkan matanya dan juga menghirup udara segar.
Kemudian Jack kembali membuka matanya dan menatap gadis itu. "Karina, aku ingin mengatakan sesuatu padamu sekarang!"
Dengan kerjapan mata beberapa kali, Karina tersadar. "Kenapa? dan apa?" jawabnya.
"Aku ingin kamu menjadi kekasihku, aku mencintaimu! Setiap kali kamu menolak itu malah membuatku semakin terpacu memilikimu, dan membuat penasaran!"
"Tapi Tuan!"
"Ya atau tidak hanya itu jawabannya!" gertak Jack.
Karina menatap mata pria di depannya, ia tidak pernah menyadari Jack setampan ini sebelumnya. "Aku juga menyukaimu!" tiba-tiba mulut kecil itu mengeluarkan suaranya, seperti terhipnotis dengan ketampanan Jack.
"Ah, ah! Benarkah?" suara Jack sampai tersengal-sengal karena bahagia mendengar jawaban Karina.
"Aku akan menjagamu, aku akan melakukan itu Karina!" kini Jack menyentuh kedua tangan gadis itu.
"Tapi apakah kamu akan tetap membantu ku mencari kakak ku?"
Seketika ucapan Karina seperti bumerang yang membuat Jack mematung.
Tanpa aba-aba Jack mengangguk pelan dan bibirnya memagut bibir kecil Karina, mereka terbuai dengan sentuhan manis itu hingga lupa itu sudah tengah malam.
Karina kembali ke dalam rumah bersama Jack, dengan tangan saling bergandengan, tak sengaja Han juga sedang mengambil minum di dapur dan menyaksikan pemandangan itu.
"Apa yang akan kau lakukan pada gadis itu Jack, setelah kau membunuh Kakaknya!" ujar Han di dalam hati.
Kedua sejoli itu memasuki kamar Jack yang luas, untuk kesekian kalinya Karina masuk ke sana. Namun kali ini Karina diperlakukan sangat lembut, Jack hanya menyuruhnya tidur di lengannya, sembari memeluk nya dengan lembut.
Jack menyelipkan rambut Karina ke daun telinga nya. "Karina, tetaplah seperti ini! Gadisku." kecupan meluncur di dahi Karina, mereka pun terlelap bersama dengan saling mendekap.
Hari berlanjut, Karina kini dengan semangat menyiapkan baju Jack, dan pria itu juga dengan semangat memakainya.
Mereka turun bersama, kini Jack juga penuh gairah menyantap makanan yang di siapkan gadis itu. Sarah sudah menyiapkan sebuah bungkus makanan untuk dibawa Jack, ia menghiasnya dengan begitu indah.
"Jack, aku membawakan mu makan siang!" ucap Sarah.
"Maaf aku sudah sarapan! dan aku makan siang dengan karyawan ku di kantin hari ini!"
Jawaban Jack langsung menampar perasaan Sarah, ia benar-benar merasa Jack kembali menaruh rasa perhatian nya pada Karina.
Jack pergi berangkat kerja dan seperti biasa semua pegawai melihatnya pergi. Sedikit lirikan manis pada Karina membuatnya mengedipkan mata, untunglah semua pegawai menurunkan pandangan nya.
Karina tersenyum manis dan polos sekali.
Mobil mulai melaju, keluar dari pekarangan rumah mewah itu. "Tuan, semalam saya melihat anda dengan Karina!"
"Aaa apa? kamu melihat apa?" Jack terbata-bata karena takut malu jika Han memergokinya sedang mencium gadis itu.
"Aku melihat di ruang tamu saat sedang mengambil air minum!"
"Oh begitu!" jawab Jack tenang.
"Apakah anda tidak merasa bersalah pada gadis itu?"
"Tentu saja, aku sangat merasa bersalah! Tapi entah mengapa aku mencintainya, rasa yang berbeda jika aku bersama wanita yang lain!"
"Tetapi gadis itu saya harap tuan mengecualikan nya, saya tidak bisa menghadapi orangtuanya jika saja bertemu nanti!"
"Han, aku mencintainya! tidak kah kamu mengerti?"
"Tuan, saya memahami anda! Jika anda mencintai seseorang berarti akan ada yang harus direlakan orang itu, atau anda merebut kehidupannya!"
"Apa maksudmu?"
"Saat anda bersama Sarah, anda menjauhkan nya dari keluarga dia! Kemudian gadis itu berkhianat dan anda membunuh orang yang dicintainya!"
"Bukankah aku sudah baik hati dengan menerimanya kembali di rumah ku, bukankah dia menerima bayaran untuk hal itu!"
"Apakah Tuan benar-benar sudah melupakannya?"
"Stop, kamu tidak punya berhak untuk tahu perasaan ku dan apa yang akan aku lakukan!"
"Tetapi jika itu Karina aku tidak bisa lagi menahan nya!"
Jack terdiam dengan ucapan terakhir Han, ia tahu betul lelaki itulah temannya satu-satunya. Ia memilih mengalah daripada hrus bertengkar.
"Aku tidak akan bisa jujur padanya, aku hanya mempunyai dua kemungkinan jika berkata terus terang, kehilangan nya dan juga dia membenciku selamanya!"
Han hanya terdiam juga mendengar penuturan Jack yang berbicara pelan hampir tak terdengar itu.
Di Mansion besar itu. Sarah menghampiri Karina, dengan kasar ia menarik tangan gadis itu dan menyeretnya di ruang tamu. Pemandangan yang disaksikan semua pegawai termasuk nyonya Emily.
"Kenapa Nona?" tanya Karina sembari menyentuh pergelangan tangannya.
"Apakah kamu akan terus menjadi penggoda, apakah kamu sangat ingin menjadi nyonya di rumah ini! Bahkan asal kamu tahu Jack selalu menghabiskan waktu dengan banyak wanita, tetapi saat kamu datang ia hanya terus terfokus padamu."
"Lalu apa salahku?"
"Apa kamu menyukainya?"
Tatapan mata Sarah seakan-akan ingin menampar mata Karina. "Ya, aku menyukainya!" jawaban karina membuat Sarah membelalakkan matanya lebih besar.
Dan kini tangan nya menampar pipi Karina.
Plak suara pukulan itu terdengar oleh semua orang. "Nona! hentikan anda keterlaluan."
"Apakah sekarang nyonya Emily juga akan membelanya karena Tuan muda menyukainya? sehebat itu koneksi mu Karina!"
Dengan marah berapi-api Sarah terus membentak gadis itu.