Karina segera memasuki kamar Jack, dan melihat lelaki itu sedang berendam di jagucci yang sudah ia siapkan tadi.
Karina juga sudah menyiapkan baju tidur untuk Jack, yang hampir senada dengan yang ia gunakan.
Jack menyelesaikan mandinya dan segera merapihkan diri. Karina siap untuk membersihkan kamar Jack. Namun tiba-tiba pria itu segera memeluk Karina dan membawanya ke atas tempat tidur. "Tuan, aku harus membersihkan jagucci!" lirih Karina di sela-sela pelukan Jack.
"Besok saja, aku sangat lelah dan ingin tidur seperti ini."
"Aku akan memijat kakimu jika kamu lelah," Karina menawarkan diri.
Ia segera bangun dari pelukan Jack, kemudian memijat kaki Jack dengan pelan karena ia tahu itu bekas kecelakaan kuda.
"Apakah kamu berbicara dengan Sarah?" tanya Jack dengan mata terpejam.
"Dia hanya bertanya apakah kamu punya pacar!" jawab Karina, dengan tangan mulai memijat kaki Jack.
"Lalu apa jawaban mu?"
"Aku bilang kamu tidak memiliki pacar!"
"Sekarang belum mungkin besok," lirih Jack kemudian tidak terdengar suara apapun lagi dari mulutnya.
Karina berpikir keras namun tidak menemukan titik terang atas ucapan Jack. Itu hanya membuatnya menaikan satu alisnya.
Sarah mencari semua orang di lantai satu namun ia tidak menemukan siapapun, semua pegawai sedang istirahat dan berada di belakang.
Sarah menapaki anak tangga berniat mengunjungi kamar Jack, ia melihat pintu kamar itu sedikit terbuka. Sarah melihat dengan kedua matanya, Karina menyentuh kaki Jack. "Mengapa wanita itu sampai melakukan itu pada Jack, walaupun Jack banyak berubah tidak mungkin iya membebaskan siapapun menyentuh dirinya."
Rasa cemburu yang menyergap hati Sarah, membuatnya turun dari lantai dua dengan penuh emosi. Kemudian ia keluar rumah dengan wajah marah.
Ia melihat Han berdiri di depan kayu yang berdiri kokoh itu. "Han, apa yang kamu lakukan?"
"Mengapa kamu keluar?" tanya Han.
"Aku sedikit kesal melihat seorang pelayan menyentuh tubuh Jack begitu saja, di kamar utama!"
"Apakah kamu naik ke lantai dua?"
"Ya, dan secara tidak sengaja aku melihat pelayan bernama Karina memijat Jack!"
"Kaki Jack baru saja sembuh, wajar jika dia meminta memijatnya!"
"Apakah Jack sakit?" raut wajah Sarah tampak kaget.
"Ia jatuh dari pacuan kuda, dan hampir berbulan-bulan kakinya tidak bisa ia gerakan dengan bebas."
Mendengar itu Sarah sedikit lega, mungkin karena itulah Jack menempatkan seseorang di lantai dua agar mudah ia panggil.
"Apakah kamu ingat kayu itu?" tanya Han.
Pandangan Sarah langsung beralih ke depan. "Apa?" tanya Sarah.
"Apa kamu melupakannya?" tanya Han sekali lagi, penuh penekanan.
"Kayu itulah yang digunakan Jack tiga tahun lalu untuk menembak Dave, kamu bahkan melupakan itu?"
Sarah membelalakkan matanya, bayangan kembali pada tiga tahun lalu. Jack yang secara bengis mengikat Dave lelaki yang dicintainya di kayu itu, kemudian peluru menembus dadanya.
"Mengapa kayu itu masih di sana? bukankah saat itu Jack membuangnya?" tanya Sarah, kini air mata mengalir di pipinya.
"Dia menyuruh orang untuk memasang kembali kayu itu, dan mengingatkan pada semua pegawai disini, siapa yang berkhianat dia akan mati di kayu itu." jelas Han.
Sarah terdiam dengan menggigit bibir bawahnya, tak tahan menahan tangis yang menyergap hatinya.
Karina selesai memijat Jack, ia menyelimuti pria itu kemudian pergi keluar dari kamar Jack.
Tengah malam tepat sekitar jam 12 malam, Jack mengalami mimpi buruk suaea tembakan berkali-kali hampir terdengar seperti aslinya. Hal itu membuatnya berkeringat dingin.
Jack terbangun dan mengibaskan selimut yang menutupi tubuhnya. Ia berlari keluar dari kamarnya kemudian berteriak sembari memegangi kepalanya, hal itu membuat Karina yang paling dekat terbangun, ia segera berlari keluar dan mendapati Jack tersungkur, lututnya membentur lantai. Ia segera bergegas menghampiri.
"Tuan, kenapa ada apa?" Karina menyentuh tangan Jack yang digunakan untuk memegangi kepalanya.
Mata lelaki itu langsung menatap ke arah Karina. "Mimpi buruk itu datang, aku membencinya. Maafkan aku Karina," ucapan Jack di nilai melantur oleh Karina, ia segera membawa Jack ke pelukan nya sembari mengelus kepalanya.
Mereka berdua duduk, dan Jack menangis di pelukan Karina
Suara Jack membuat seantero rumah mendengar nya.
Begitupun Sarah, Han, nyonya Emily pun segera berlari ke lantai dua dengan asisten lainnya.
Mereka sangat shock begitu mendapati Jack yang menangis di pelukan Karina. Sarah sangat kaget melihat itu.
"Aku membenci mimpi itu, maafkan aku Karina!" ucap Jack.
Sarah mengernyitkan kedua matanya, ia bertanya mengapa Jack meminta maaf pada gadis itu. Pelukan Jack saja sudah membuat ia kebingungan, ia merasa Jack terlalu berlebihan pada Karina yang hanya sebatas pelayan nya.
Karina dengan sabar mengajak Jack bangun kemudian kembali ke kamarnya. Nyonya Emily menawarkan diri menjaga namun Karina bilang ia bisa sendiri dan tidak kan tidur, Karina ingin nyonya Emily juga beristirahat.
Semua orang kembali ke kamarnya masing-masing.
Karina memegangi tangan Jack yang mulai terlelap, pria itu menggenggam nya dengan erat.
Hal itu pun membuat Sarah terganggu.
Pagi hari sudah tiba, Karina tidak memejamkan matanya sampai pagi, ia langsung menyiapkan sarapan untuk Jack yang hari ini libur bekerja.
"Nona Karina, apakah semalam tidak tidur?" tanya Emily yang melihat mata gadis itu memerah menahan kantuk.
"Aku keluar tadi pagi dari ruangan Tuan Jack dan langsung mandi untuk bekerja."
"Jika mau, kamu bisa tidur sebentar, lagi pula ini jadwal berkuda Tuan Jack, saya akan menjaganya."
"Tidak perlu, terimakasih Nyonya." jawab Karina ramah.
Jack turun dari lantai dua menggunakan baju berkuda nya, ia melirik Karina karena malu akan apa yang terjadi semalam. Hal itu membuatnya tidak berkata-kata.
"Jack, ini jadwal berkuda mu. Aku juga ingin melakukannya, sudah lama aku tidak berkuda!" Sarah duduk di samping Jack, lelaki itu hanya menoleh sebentar.
Melihat Sarah juga berpakaian rapi dengan baju berkuda nya.
"Nyonya, tolong temani Sarah untuk keperluannya." ucap Jack.
"Tidak perlu, aku ingin berkuda denganmu. Bukankah ada Karina nanti?" tanya Sarah.
Jack berhenti mengunyah makanannya. "Jangan pernah suruh dia, dia milikku dan tidak boleh melakukan apapun selain yang aku perintahkan."
Karina menoleh pada Jack dan mengedipkan matanya berkali-kali.
"Tapi aku sudah lama tidak berkuda, bisakah kamu mengajariku lagi Jack?" tanya Sarah.
"Belajar hanya untuk dia yang belum bisa, bukan untuk dia yang lupa!"
"Kemudian apakah kamu akan mengajari seseorang jika dia belum bisa menunggangi kuda?"
Ucapan Sarah membuat Jack geram.
"Kamu bisa mengganti pakaianmu sekarang Karina, aku akan mengajarimu berkuda!" ucap Jack pada Karina.
Karina yang sedang menuang air untuk Jack, kaget bukan kepalang. Dia menatap semua orang memastikan Jack memang bicara padanya.