Chereads / Our Book: The Death Globe / Chapter 1 - BAB I : BUKU TUA

Our Book: The Death Globe

delsukadugong
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 16k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - BAB I : BUKU TUA

The Death Globe

Ada dunia yang di sebut sebagai The Death Globe karena terjadinya kematian pada setiap detiknya, dunia untuk para makhluk fantasy, disana dapat di temukan nya vampire, peri, warewolf, kurcaci, malaikat bahkan iblis.

Dunia yang tenang dengan berbagai pulau untuk masing-masing makhluk fantasy. Tak adanya perang antar pulau, hanya ada perang dalam pulau. Dan yang paling parah terjadi di demon isles, pulau para iblis.

Perang yang terjadi bukan karena pelanggaran wilayah ataupun bahkan mata-mata yang menyelundup masuk, namun yang terjadi adalah perebutan kekuasaan dan usaha untuk meruntuhkan kerajaan,tapi tak hanya sampai sanah. Salah satu raja iblis tak hanya ingin merebut kerajaan tapi dia juga ingin merebut setiap pulau di dunia The death Globe.

Satu raja yang mengerti akan konsekuensi yang akan di hadapi dunia jika itu tejadi melangkah maju untuk melawan nya. Mereka memperebutkan pohon yang hidup di tengah hutan, pohon harapan dan hanya orang suci yang bisa. Tapi seberapapun mereka mencoba itu tak akan berhasil, karena mereka lupa dengan perarturan nya.

"ha kosong? Gak ada lanjutannya? Pantesan di buang sama orang" aku meminum kopi ku, pagi ini aku harus bertemu lelaki pilihan ibu ku. Aku ingin menolak tapi aku takut. Aku menatap buku yang baru saja aku baca, aku menemukan buku itu di pinggir jalan saat menuju caffe ini "permisi nak, boleh saya ikut duduk sebentar saja?" aku menoleh menatap seorang nenek-nenek yang sedang tersenyum ramah "oh boleh nek silahkan" tanpa sadar aku menatap mata nenek itu, aku seperti terbawa oleh air laut saat menatapnya.

"ketemu" samar ku mendengar dia mengucapkan kalimat itu, aku disadarkan dengan kehadiran seorang pelayan yang mengantar bill, aku menatap sang pelayan dengan ramah "tapi saya belum beres" pelayan menatap ku bingung "lalu ada apa memanggil saya?" aku menatapnya bingung karena perasaan aku belum memanggil pelayan, dengan sedikit kebohongan aku berkata "saya pesan satu pancake" sang pelayan tersenyum "baik, ditunggu ya" aku mengangguk, dan saat aku menghadap depan kembali sang nenek telah menghilang, tak lama muncul lah lelaki pilihan ibu ku.

Jam menunjuk pukul 8 malam, aku yang di balut baju pajamas segera menyelesaikan makan ku setelah ibu ku menyuruh ku untuk datang ke kencan buta lagi. Aku menaiki tangga dan menuju kamar ku, pintu kayu putih menghiasi kamar ku yang ber cat hijau toska, meja kayu yang terletak dekat jendela memudahkan ku untuk melihat keluar.

Aku menghampiri meja ku dan tak sengaja melihat nenek yang tadi berada di caffe, berdiri di halaman rumah ku. Aku terkejut dan bingung, aku memegang meja ku namun aku tersadar bahwa aku juga memegang buku yang aku temukan di pinggir jalan. Buku yang sudah usang dengan ukiran yang membentuk sayap pada bagian atas buku yang membuat kesan yang antik, di tambah kertas yang sudah berubah warna menjadi kecoklatan.

Aku menatap kembali ke halaman rumah namun nenek itu kembali menghilang, aku membawa buku itu ke atas kasur. Aku membuka halaman yang kosong dan ada tulisan 'harapan terbesar adalah dapat merasakan suasana yang dirindukan, harapan untuk putih, putih untuk air mata, jangan lupakan perarturan, buat hari akhir sesuai keinginan hati mu'

"perasaan gak ada lanjutan cerita, ko tiba-tiba ini ada? Gue yang pikun atau ini buku ajaib?" aku membolak balikan buku itu melihat apakah ada yang lebih aneh. Aku sadar ada ukiran nama pada bagian belakang 'DRM BOOK' itu nama salah satu toko buku di kota ini. Aku menyimpan buku itu di meja nakas dan bergegas untuk tidur.

Sinar mentari menyinari wajah ku, hembusan angin menerpa diri ku, lembutnya rumput yang menyentuh kulit ku "tunggu, rumput?" aku membuka mata dan langsung duduk. Aku melihat ke sekililing ku, aku berada di padang rumput hijau, dengan di kelilingi oleh pepohonan, dan juga langit biru laut dengan di hiasi awan berwarna pink.

"gue dimana?" dan tiba-tiba muncul pasukan berkuda dari antara pepohonan yang berada di samping kiri ku. Mereka mengelilingi ku dan salah satu dari mereka dengan menggunakan kuda berwarna hitam dengan mata merah mendekati ku, aku dapat melihat pupil mata merah nya yang tajam menatap ku dan aku mendengar dengan sangat jelas bahwa dia berkata "yang terakhir" dia turun dan mengangkat ku tiba-tiba "ha?apa?ada apa ini?"

Aku di angkut menggunakan kuda hitam tadi " permisi, bisakah ini menjadi lebih manusawi?" karena aku benar- benar di angkut dengan posisi telungkup. Dan hanya hembusan angin yang menjawab pertanyaan ku, tak lama kami mulai memasuki gerbang yang sepertinya terbuat dari akar pohon yang dimana atas nya berbentuk sayap.

Tak jauh dari gerbang, terlihat bangunan rumah dan toko yang dimana bentuk nya tak jauh berbeda dengan rumah dan toko pada umumnya hanya saja tidak ada bangunan rumah yang mewah, hanya bangunan rumah sederhana meskipun rumah itu bertingkat. Dan semua desain bangunan rumah nya pun sama semua yaitu memiliki halaman di depan rumah dan pagar putih, yang membedakan hanya cat rumah dan tingkat rumah nya.

Sedangkan toko-tokonya semuanya memiliki jendela kaca besar di depan tokonya dan ada gantungan papan yang terletak di atas pintu dengan ujung nya terletak lonceng mas, dan penduduk disana semuanya memiliki pupil mata merah dan juga mereka berpostur tinggi. Lalu di pinggir jalan dapat di lihat lampu jalan tinggi dengan ukiran emas yang melingkarinya.

Tak jauh dari pemukiman dapat di lihat bentuk kastil yang sangat besar, tapi kastil tersebut memiliki ukiran berwarna emas yang mengelilingi kastil tersebut, kami mulai memasuki gerbang kastil tersebut. Gerbang kastil yang berbeda dari gerbang yang sebelumnya, gerbang kastil ini terbuat dari tembok yang di cat putih dan di ke dua pilar pintu gerbang nya terdapat patung binatang berkepala singa, kambing, dan ular

Setelah memasuki gerbang bukanlah halaman atau kastil yang langsung menyapa, namun jalan kecil dengan kanan dan kiri adalah pepohonan, aku tak melihat adanya lampu seperti di pemukiman tadi. Tak lama di ujung jalan terdapat sinar terang, saat semakin dekat dapat di lihat halam yang luas dengan air mancur yang menghiasi depan kastil.

Aku di angkat lalu di gendong ke pundak, dan pria itu berkata kepada salah satu pasukan itu "παρακαλώ φέρτε έρωτα (tolong bawa eros)" lalu aku di bawa masuk ke dalam kastil, aku dapat melihat pintu itu terlihat besar berwarna coklat kehitaman dan di tengah terdapat lambang sayap.

Lalu aku di bawa ke lantai atas dan di bawa masuk kedalam kamar yang pintunya ber cat putih, lalu aku di lemparkan ke kasur yang memiliki tirai putih sebagai hiasan. Aku langsung memposisikan duduk "bisa tolong di jelaskan apa yang terjadi?" dia hanya menatap ku dingin lalu pergi keluar.

Tak lama muncul pria yang memiliki mata soft dan berpupil merah, dengan senyuman dia menyapa ku "γεια, είμαι gerard.." aku hanya menatapnya tanpa ekspresi, dia yang sadar bahwa aku tidak mengerti langsung tersadar "maaf, baiklah kita ulang" dia berdehem sebentar "hi, nama ku gerard aku asisten dari dimitri" aku menatap nya dengan memelas "dimitri siapa?oh iya nama gue.."

"stop, kami akan memanggil mu permaisuri dan dimitri itu pemimpin disini bisa di bilang dia adalah raja dari wilayah ini" gue menatapnya bingung "sebenernya gue dimana ini? Perasaan terakhir kali gue lagi tidur" dia berjalan mendekati ku "kamu sekarang di the death globe, dan awan disana menandakan bahwa kamu lagi di demon isles karena setiap awan di berbagai pulau memiliki warna yang berbeda" dia merenggangkan tangannya dan tersenyum lebar "dan selamadatang di kota demongate, selamat malam" dan dia langsung keluar.

"ha?apa?apa sih? gue bego kayaknya" tak lama muncul dua orang perempuan dengan senyumah ramah di balut gaun dengan pita di kedua pundaknya " hi nama ku mirabelle dan ini adik ku madeleine" lalu kemudian madeleine yang berbicara "kami hanya berjarak 5 menit, untuk membedakan kami liat saja pita yang kami pakai mirabelle berwarna pink dan aku merah"

Kemudian secara bersamaan mereka berkata "sekarang mari kita rapihkan penampilan mu untuk makan malam" mereka menarikku untuk masuk ke dalam kamar mandi, selesai aku mandi mereka membawakan 5 gaun untuk di coba, setelah itu mereka mengeluarkan uap dari tangannya lalu mulai mengeringi rambut ku, kemudian mereka mulai mengepang ku.

Madeleine mengambil tempat berwarna putih dengan isi yang berwarna merah, aku berpikir itu lipstik atau lipbalm. Mereka mengaplikasi kan ke bibir ku namun bukan merah tapi juga bukan lembab "ini kalo di dunia mu lipbalm, namun disini tidak akan terasa memakai lipbalm karena ini langsung menyerap ke bibir mu"

Setelah itu mereka mengajak ku ke bawah untuk ke meja makan, di meja makan dapat aku lihat makanan yang cukup banyak seperti ayam panggang, cheese cake, dan makanan yang tidak aku tau. Disana sudah ada dimitri yang duduk di kursi kepala meja makan, lalu ada gerard berada di samping kanan nya, dan dua pria di samping kiri. Aku duduk di samping gerard dan mirabelle duduk di samping ku, sedang kan madeleine duduk di depan mirabelle.

"makan lah sesuka mu" ucap dimitri sambil menatap ku tajam, salah satu pria berambut coklat muda menatap ku dan berkata "jadi dia yang terakhir?" lalu pria di sebelah nya berambut coklat tua menyenggolnya dan menyuruhnya diam dengan gerakan tangan. Dimitri manatap mereka "σκάσε και φάε το φαγητό σου ( diam dan makan makanan mu)"