Chereads / Hujan Matahari / Chapter 25 - Nama lain Minhyun

Chapter 25 - Nama lain Minhyun

"Maafkan saya karena sudah menabrak anda" ucap gadis itu meminta maaf pada Minhyun membuat lelaki itu kebingungan.

"Dia bahkan sama sekali tidak menabrakku, kenapa dia meminta maaf?" tanya Minhyun dalam hatinya.

"Jeogiyo?" gadis itu melambaikan tangannya tepat didepan wajah Minhyun sehingga lamunan lelaki itu buyar.

"Aniyo Ahgassi (Tidak nona) justru saya yang seharusnya meminta maaf karena saya yang sudah membuka pintu sembarangan sehingga kepala anda terbentur" Minhyun menundukkan kepalanya sekilas.

Gadis cantik itu menggelengkan kepalanya "Tidak-tidak, saya yang seharusnya meminta maaf" ujarnya lagi.

"Igeo apayo? (Apa itu sakit?)" tanya Minhyun sambil menunjuk dahi gadis yang terlihat sedikit lebam itu.

"Ah igeo...an apayo (Ah ini tidak sakit)" gadis itu tersenyum tipis pada Minhyun.

"An apayo? Jinjjayo an apayo? (Tidak sakit? Benar-benar tidak sakit?)" tanya Minhyun lagi guna memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja, karena ia takut jika gadis itu hanya berpura-pura agar tidak membuatnya khawatir.

Bahkan Minhyun melihat dengan jelas saat gadis itu tadi membentur pintu sangat kencang jadi Minhyun sedikit tidak percaya jika gadis itu berkata baik-baik saja, Minhyun dapat membayangkan bagaimana rasa sakitnya.

"Ne an apayo (Iya tidak sakit)" jawab gadis cantik itu sambil tersenyum setelahnya guna meyakinkan lelaki didepannya itu bahwa dirinya baik-baik saja.

Senyuman gadis cantik itu mampu membuat hati Minhyun menghangat setelah melihatnya.

Ditatapnya gadis cantik yang juga tengah menatap dirinya itu "Ah maaf saya sudah menghalangi jalan anda nona" Minhyun sedikit menggeser badannya dari depan pintu dan memberi jalan agar gadis itu bisa lewat.

"Anda tidak pergi?" celetuk Minhyun kebingungan saat gadis itu hanya diam saja dan tidak segera pergi.

"Bukankah tadi dia sedang terburu-buru lalu kenapa dia diam saja" pikirnya.

Minhyun mengusap tengkuknya "Saya lihat sepertinya anda sedang terburu-buru sampai tidak melihat kedepan berakhir dengan menabrak pintu tadi" ucap Minhyun ketika gadis cantik itu tidak kunjung melangkahkan kakinya untuk pergi.

"Oh iya benar, saya tadi sedang terburu-buru mengambil ponsel ibu saya yang tertinggal di mobil. Kalau begitu saya harus pergi sekarang, permisi" sebelum berpamitan gadis itu tersenyum pada Minhyun lalu setelahnya gadis itu mulai berjalan meninggalkan Minhyun yang masih berdiri mematung didepan pintu restoran.

Minhyun tersenyum tipis sambil menatap kepergian gadis cantik itu "Lucu sekali gadis itu" gumamnya lalu Minhyun melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam restoran.

"Ehm maaf"

Minhyun menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang ketika suara indah menginterupsi gendang telinganya "Ternyata dia lagi" ucap Minhyun dalam hatinya.

"Iya, ada apa nona?"

Gadis cantik itu mengulurkan tangannya untuk mengajak Minhyun berjabat tangan "Kenalkan nama ku Lee Gakyoung"

Alis Minhyun menukik keatas setelah gadis cantik itu berbicara santai dengannya.

Tidak mau membuat gadis cantik bernama Gakyoung itu terlalu lama menjulurkan tangannya itu, Minhyun segera menjabat tangan itu "Ah aku..." ucapnya sengaja menggantung perkatannya "Namaku Lee Mark, panggil aku Mark" ucapnya juga dengan santai sambil tersenyum.

Minhyun sengaja menggunakan nama 'Mark' sebagai namanya ketika sedang berada di Seoul dan teman-temannya juga sudah mengetahui hal itu.

Baiklah mulai sekarang kita panggil Minhyun dengan nama Mark selagi dia sedang berada di Seoul.

"M-mark?"

"Iya. Nama ku Lee Mark, kau bisa memanggilku Mark saja"

"Apa kau keturunan luar negeri?" tanya Gakyoung dengan polosnya.

Mendengar itu Mark terkekeh dan segera menggelengkan kepalanya "Tidak, hanya saja kedua orang tuaku memberi nama itu untukku"

Gakyoung mengangguk paham "Ah begitu rupanya"

Mark dapat melihat jika Gakyoung malu-malu saat melihat tangan mereka berdua yang saling bertaut "Apa dia sedang gugup sekarang, ah imutnya" ucap Minhyun dalam hati.

"Ahmmm mian (maaf)" Gakyoung melepas jabatan tangannya dengan Mark setelah mengetahui nama satu sama lain "Tidak apa-apa bukan jika aku berbicara santai denganmu"

Mark tersenyum "Tentu saja. Sepertinya usia kita tidak terpaut jauh jadi santai saja"

Melihat Mark tersenyum membuat Gakyoung juga ikut tersenyum "Ne (Iya)"

"Jika aku boleh tahu, apa kau sedang bekerja disini?"

Gakyoung meraba wajahnya "Apa aku terlihat tua sehingga kau bertanya seperti itu padaku, Mark"

Mark terkekeh "Tidak. Bahkan kau terlihat sangat muda aku dari itu aku bertanya padamu, aku takut salah sangka"

"Aku masih bersekolah, tepatnya uhmm tingkat 2" jawab Gakyoung sambil mengacungkan dua jarinya.

"JHS (Junior High School) atau SHS (Senior High School)?"

"SHS"

Mark mengangguk paham "Seumuran dengan Donghyuk rupanya" lirihnya.

"Lalu bagaimana denganmu, Mark. Apa kau masih sekolah?"

"Iya, aku ada di tingkat 3 SHS"

"Ah rupanya kita hanya beda 1 angkatan saja hehe"

Mark tersenyum dan mengangguk "Oh iya bukankah tadi kau sedang terburu-buru untuk mengambil ponsel milik ibumu yang tertinggal didalam mobil lalu kenapa kau tidak segera pergi untuk mengambilnya" ucapnya mengingatkan Gakyoung.

Gakyoung menepuk pelan dahinya "Astaga. Kenapa aku bisa sampai lupa, Eomma pasti akan mengomel karena aku terlalu lama mengambil ponsel" gumamnya.

Mark hanya bisa memperhatikan gadis cantik itu yang sedang berbicara sendirian.

"Maaf, Mark. Aku harus segera pergi, semoga kita bisa bertemu kembali ya. Senang bertemu denganmu"

Saat Minhyun ingin membuka mulutnya, Gakyoung sudah terlanjur pergi meninggalkannya yang masih berdiri didepan pintu restoran itu.

"Senang bertemu denganmu juga, Gakyoung. Kkk Lucu sekali" ucapnya sambil mengeratkan jaketnya sebelum dirinya benar-benar masuk ke dalam restoran.

"Apa restoran ini sedang disewa untuk sebuah acara?" tanya Mark pada dirinya sendiri sesekali melihat kedalam restoran itu.

"Permisi. Ada yang bisa saya bantu"

Atensi Mark terarah pada seorang waiters yang baru saja datang menghampirinya dengan membawa nampan kosong ditangannya.

"Saya ingin memesan makanan"

Waiters wanita itu segera memberikan buku menu pada Mark "Anda bisa mengatakan menu apa yang akan dipesan, saya akan mencatatnya"

Kedua bola mata Mark sibuk berjalan kesana kemari untuk melihat-lihat menu makanan apa yang akan ia pesan untuk teman-temannya yang sekarang sudah berada diapartement milik kakak lelaki Donghyuk itu.

"Ahmm apa restoran ini sedang disewa? Kenapa sepi sekali" tanyanya setelah selesai menyebutkan makanan apa saja yang akan ia pesan pada pelayan wanita waiters.

"Oh benar. Hari ini restoran ini sedang disewa untuk meeting oleh seorang artis yang tidak bisa saya sebutkan namanya. Namun anda tidak perlu khawatir, anda masih bisa memesan makanan disini karena hanya lantai atas saja yang disewa"

Mark mengangguk "Oh begitu, kalau begitu saya memesan apa yang saya sebutkan tadi"

"Dibungkus atau dimakan disini"

"Dibungkus saja"

Pelayan restoran itu pamit undur diri dari hadapan Mark.

Mark menarik kursi disampingnya yang kosong itu dan mendudukkan bokongnya disana.

Sembari menunggu pesanannya selesai dibuat, lelaki itu bermain ponselnya guna membuka sosial media dan melihat chat dari teman-temannya yang memintanya untuk segera datang.

Lelaki yang sering mendapat julukan 'bayi singa' oleh teman-temannya itu menoleh pada pintu restoran yang dibuka seseorang dari luar itu.

Senyum Mark merekah ketika melihat Gakyounglah yang membuka pintu restoran itu, namun senyuman Mark tidak bertahan lama karena Gakyoung melewatinya begitu saja.

"Apa dia tidak melihatku disini?" gumamnya.

Mark masih sibuk mengikuti kemana perginya Gakyoung, ternyata gadis cantik itu naik kelantai atas membuat Mark menukikkan alisnya "Apa Gakyoung ikut dalam acara meeting artis yang menyewa restoran ini?" tanyanya lagi pada keheningan.