"Aku benar-benar mengatakan yang sesungguhnya. Baiklah jika kalian belum bisa percaya dengan apa yang aku katakan maka tunggu saja sebentar lagi Lee Seojin akan membintangi acara reality show, kalian harus menontonnya karena kekasihku juga akan ikut dalam acara itu dengan begitu kalian akan tahu siapa kekasihku."
"Darimana kau mengetahui hal itu, hyung?." tanya Minjae setelah dirinya sudah kembali dari dapur setelah membasahi tenggorokannya dengan air dingin.
"Bukankah beberapa hari yang lalu Lee Seojin tampil diacara talkshow untuk mengkonfirmasi tentang acara relaity show yang akan dibintanginya itu? Apa kau tidak menontonnya, kau bahkan mengaku menjadi penggemarnya kenapa kau tidak mengetahui informasi tentang Lee Seojin." ujar Youngdo sedikit menyindir Minjae.
"Akhir-akhir ini aku sibuk jadi tidak sempat menonton televisi." Minjae mengambil tempat duduk disamping kiri Donghyuk, "Apa benar jika Lee Seojin akan membintangi acara reality show?." tanyanya pada Donghyuk yang notabenenya juga penggemar dari Lee Seojin, sama seperti dirinya.
Donghyuk mengangguk, "Benar. Beberapa hari yang lalu aku menonton acara talkshow itu." imbuh lelaki berkulit tan itu.
"Wahhh bagaimana bisa aku tidak tahu informasi sepenting itu."
Donghyuk menepuk pundak temannya itu sekali tanpa mengatakan sesuatu.
Youngdo membawa dirinya untuk berdiri dari sofa membuat atensi ketujuh lelaki itu tertuju padanya, "Ahhh sepertinya aku akan frustasi jika terus disini bersama dengan kalian, sebaiknya aku melanjutkan kegiatanku membuat skripsi." lelaki tampan itu berjalan menuju ke sebuah kamar yang terlihat seperti gudang tempat penyimpanan barang-barang yang tidak digunakan.
Tidak lama kemudian Youngdo keluar dari kamar tersebut sambil membawa satu kardus berukuran sedang dan meletakkan kerdus itu diatas meja, "Aku sudah menyiapkan beberapa mainan untuk kalian, bermainlah tapi dengan satu syarat kalian tidak boleh berisik karena aku sedang mengerjakan skripsi."
Dari ketujuh lelaki itu nampaknya hanya Songji yang tertarik dengan mainan yang dibawa oleh Youngdo, buktinya lelaki itu langsung mengiyakan perkataan Youngdo untuk bermain.
Suasana kembali cair setelah beberapa saat yang lalu suasana menjadi tegang karena Youngdo mengatakan bahwa dirinya memiliki kekasih yang notabenenya adalah anak dari seorang artis.
Youngdo memang sengaja menyiapkan beberapa permainan yang akan ia mainkan dengan teman-teman adiknya itu agar tidak bosan. Apalagi mereka akan menginap di apartemen miliknya selama satu minggu, jadi Youngdo harus pintar-pintar membagi waktunya dalam mengerjakan skripsi agar tidak diganggu oleh 7 lelaki berisik itu.
>
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.
Rumah kediaman Lee Seojin sudah dipenuhi dengan hiruk pikuk sekumpulan staff produksi yang ditugaskan untuk menyetting kamera di beberapa sudut rumah Seojin agar kegiatan syuting besok berjalan dengan lancar.
Gadis cantik yang tengah tertidur pulas sepertinya mulai terganggu dan sebentar lagi akan bangun, ia mengucek kedua matanya yang masih terasa lengket untuk dibuka itu, kedua kaki jenjangnya perlahan menuruni ranjang dan memakai sendal rumahan yang biasa ia pakai.
Dibuka tirai jendela kamarnya yang menghalangi sinar matahari untuk masuk kedalam kamarnya itu secara perlahan, "Hwahhh udaranya sejuk sekali." ujarnya setelah membuka pintu kaca yang menghubungkan kamar dengan balkon tersebut.
Netranya mengedip beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retina matanya, "Akhhh." lenguh gadis cantik itu ketika melakukan beberapa gerakan yang bisa meregangkan ototnya yang kaku setelah semalaman tidur.
Dilihatnya beberapa mobil berwarna hitam yang terparkir dihalaman rumahnya, "Apa mereka semua sudah datang."
Tok tok tok
Gadis cantik itu menolehkan kepalanya saat pintu kamarnya itu diketuk seseorang dari luar.
"Gakyoung-a, ajik ireonayo? (Apa kamu masih belum bangun?)."
Mendengar suara ibunya yang berada didepan pintu kamarnya membuat Gakyoung langsung memutar tubuhnya dan berjalan mendekati pintu lalu membukanya, "Aku sudah bangun Eomma, ada apa?."
Seojin tersenyum lalu mengusap pipi tembam anak gadisnya itu, "Segeralah mandi lalu setelah itu kita sarapan bersama staff yang sudah datang, jangan membuat mereka semua menunggu lama."
Gadis cantik itu mengangguk lalu menutup pintu kamarnya kembali setelah sang ibu sudah pergi dari hadapannya.
Langkahnya tertuju pada meja rias miliknya untuk mengambil ikat rambut yang semalam ia letakkan dilaci meja tersebut, kemudian Gakyoung mengumpulkan rambut hitamnya menjadi satu dan mengikatnya asal, selesai mengikat rambutnya gadis cantik itu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri seperti apa yang diperintahkan oleh ibunya tadi.
Tidak butuh waktu lama bagi Gakyoung untuk membersihkan dirinya, setelah piyama berwarna merah maroon yang semalam ia pakai kini sudah berganti dengan kaos kebesaran berwarna hitam polos serta dilengkapi dengan celana training favoritnya.
Rambut yang dikucir asal itu sekarang sudah tergerai indah dan terlihat lebih rapi dari sebelumnya, "Apa aku harus berdandan?." tanya Gakyoung saat memandangi dirinya dicermin besar yang ada didepannya saat ini.
"Ah aku rasa tidak perlu." ujarnya lagi, "Lagipula hanya sarapan saja jadi aku tidak perlu berdandan." putus Gakyoung setelah itu ia keluar dari kamarnya.
"Apa Dokyoung sudah bangun?." tanya Gakyoung saat melewati kamar kakak lelakinya yang terlihat sepi itu.
Tok tok tok
"Dokyoung-a." panggil Gakyoung pada Dokyoung sambil mengetuk pintu kamar kakak lelakinya tersebut.
Tok tok tok
Gakyoung mengetuk pintu kamar Dokyoung tidak sabaran, "Dokyoung-a, ajik ireonayo?." tanyanya sambil menempelkan telinga sebelah kanannya pada daun pintu guna mendengarkan suara yang berasal dari dalam kamar kakak lelakinya.
Sayang sekali Gakyoung tidak mendengar suara apapun yang berasal dari dalam kamar Dokyoung.
"Kenapa dia diam saja, atau jangan-jangan dia masih tidur?." gadis cantik itu mengangkat bahunya, "Ahh biarkan saja, dasar pemalas. Lihat saja nanti pasti Eomma akan memarahimu karena kau tidak segera bangun."
Gakyoung menendang pintu kamar kakak lelakinya sebelum berjalan menuju ke lantai bawah dan menghampiri sang ibu yang sedang menyiapkan beberapa makanan dan memindahkannya ke meja makan.
Sejenak Gakyoung mengagumi sosok sang ibu, walau bagaimanapun ibunya adalah seorang artis terkenal yang disajungi banyak orang namun ketika dirumah ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa.
Sebenarnya Gakyoung beserta kakak dan ayahnya sudah membujuk sang ibu agar mau memperkerjakan seorang ART untuk membantu meringankan pekerjaan ibunya dirumah, namun wanita cantik itu tidak mengindahkan kemauan anak dan suaminya dengan alasan dia masih bisa mengerjakan pekerjaan rumah tanpa harus memperkerjakan seorang ART.
Sekarang Gakyoung tidak heran jika sang ibu memiliki banyak penggemar.
"Gakyoung-a, cepat kesini." lamunan Gakyoung tentang kegagumannya pada sang ibu buyar ketika mendengar suara ibunya menginterupsi gendang telinganya.
Tidak mau membuat ibunya menunggu, Gakyoung segera berjalan mendekati sang ibu yang tengah sibuk mengolesi roti dengan selai itu, Gakyoung juga tidak lupa memberi salam pada beberapa staaf yang sudah duduk di kursi meja makan yang biasa digunakan oleh keluarganya itu.
"Apa kau baru bangun?." Dokyoung setengah berbisik ketika sang adik mengambil tempat duduk disampingnya, "Apa kau tidak malu pada beberapa staff yang datang ketika melihat anak gadis seorang Lee Seojin ternyata suka bangun kesiangan? Kau mau dicap sebagai anak yang pemalas? Apa kau tidak tahu jika kita adalah anak dari seorang artis, kita harus menjaga nama baik Eomma dan Appa." lanjutnya.