Gakyoung mendongakkan kepalanya menatap wajah ibunya yang berada sedikit diatasnya,
"Eomma, apa Dokyoung Oppa sudah selesai syutingnya?."
Oh ayolah, sebenarnya Gakyoung sangat tidak inginmemanggil Dokyoung dengan embel-embel 'Oppa'.
"Tadi sebelum Eomma kesini kakakmu itu sedang melakukan photoshoot ehmm kemungkinan belum selesai. Kenapa tiba-tiba kamu bertanya tentang dia?."
Gadis cantik itu menggelengkan kepalanya, "Tidak ada apa-apa, Eomma. Aku hanya ingin tahu saja apa yang dilakukan oleh Dokyoung Oppa."
"Apa kamu ingin melihat kakakmu syuting? Siapa tahu setelah melihatnya rasa gugupmu jadi berkurang?." tanya Seojin memberi penawaran pada Gakyoung.
"Tadi Eomma menemani Dokyoung Oppa syuting?."
Wanita cantik itu menggelengkan kepalanya, "Tentu saja tidak. Kakakmu itu sudah terbiasa tampil didepan kamera, apa kamu lupa jika dia adalah trainee di MS Entertaintmen?. Tentu saja kegiatan seperti ini sudah biasa untuk kakakmu."
"Apa disana dia juga dituntut untuk melakukan hal-hal semacam ini?." tanya Gakyoung yang memang penasaran dengan apa saja yang dilakukan oleh kakaknya selama menjalani trainee disebuah agensi.
"Eomma tidak begitu tahu tentang apa saja yang dilakukan oleh para trainee di agensi-agensi seperti itu, apalagi kakakmu ingin menjadi seorang idol tentu saja akan sangat berbeda dengan masa trainee Eomma dulu."
Seojin mengelus pipi Gakyoung yang tengah memperhatikannya, "Namun yang pasti kakakmu dituntut untuk percaya diri ketika tampil didepan kamera, apalagi jika nanti dia sudah debut pasti akan sering tampil didepan kamera dan di acara-acara yang mengharuskan dia untuk bertemu dengan banyak orang. Eomma sangat bangga dengan dia yang sudah berjuang sampai sejauh ini untuk menjadi seorang idol, kita harus terus berdoa agar dia bisa menjadi seorang idol seperti apa yang sudah ia cita-citakan sedari dulu, Gakyoung-a."
Gakyoung menganggukkan kepalanya, "Aku juga berharap hal yang sama, Eomma. Aku berharap Dokyoung Oppa bisa debut menjadi idol, karena dia memiliki bakat menyanyi dan menari yang sangat mumpuni. Aku rasa Dokyoung Oppa pantas menjadi idol dan dikenal banyak orang."
Meskipun Gakyoung sering bertengkar dan sering dibuat kesal oleh sang kakak namun tidak membuat gadis cantik itu tidak berdoa untuk kebaikan kakak lelakinya.
Gakyoung selalu mendoakan agar Dokyoung bisa debut sebagai idol tapi disisi lain gadis cantik itu juga mengkhawatirkan suatu hal, "Tapi aku takut jika nanti dia benar-benar debut sebagai idol, Eomma."
Perkataan Gakyoung mengundang atensi Seokjin, wanita itu lantas menoleh, "Memangnya apa yang kamu takutkan sayang?."
Seojin menangkap raut sedih dari wajah sang anak.
Gakyoung menyembunyikan wajahnya pada dada sang ibu, "Aku takut jika nanti Dokyoung Oppa sudah menjadi idol, dia akan jarang berada dirumah, itu artinya aku akan kesepian."
Mendengar itu Seojin tersenyum, "Ahh begitu rupanya, sepertinya kamu memiliki ketakutan yang sama dengan Eomma, sayang." Seojin membawa pandangannya kedepan, "Eomma juga takut jika suatu saat nanti kakakmu benar-benar menjadi seorang idol, itu artinya Eomma tidak bisa terus bersama dengannya seperti saat ini." wanita cantik itu meletakkan dagunya pada kepala Gakyoung, "Meski begitu kita harus tetap mendukung dia, Gakyoung-a."
Gakyoung menganggukkan kepalanya setuju, walau bagaimanapun Dokyoung harus tetap mencapai cita-citanya yang ingin menjadi seorang idol, "Hmmm, jika nanti dia sudah debut dan menjadi idol aku akan memintanya menyempatkan diri untuk pulang ke rumah tapi jika dia tidak maka aku akan mendatanginya ke agensi."
"Memangnya kamu berani?." tanya Seojin setengah mengejek.
"Tentu saja tidak."
Tawa Seojin meledak, "Hahaha kamu ini." ia mencubit pipi Gakyoung lagi setelah itu melepas pelukannya, "Tapi apa yang kamu katakan itu sungguhan bukan?."
"Kamu takut Dokyoung jarang berada dirumah jika nanti dia sudah debut menjadi idol?." Lanjut Seojin setelah melihat wajah kebingungan Gakyoung dengan pertanyaannya.
"Iya, Eomma. Aku akan kesepian jika nanti dia sudah debut ditambah lagi Eomma dan Appa ada jadwal syuting, lalu aku dirumah dengan siapa jika kalian semua pergi."
Seojin mengusap surai Gakyoung dengan lembut, "Sepertinya Eomma harus berhenti dari dunia hiburan."
Gakyoung langsung melebarkan kedua matanya, "Apa maksud dari perkataan Eomma tadi?."
"Eomma akan berhenti dari dunia hiburan agar kamu tidak kesepian lagi-."
"Eomma tidak boleh melakukan hal itu." potong Gakyoung, "Eomma harus tetap berkarya, jangan hanya karena Gakyoung Eomma jadi berhenti, Gakyoung tidak mau Eomma melakukannya."
"Dengan Eomma berhenti dari dunia hiburan kau tidak kesepian lagi, sayang."
"Tetap saja aku tidak mau, Eomma. Biarkan saja Gakyoung kesepian asalkan Eomma tetap berkarya untuk penggemar Eomma."
Terlewat bangga dengan anak gadisnya itu Seojin langsung memeluk tubuh Gakyoung dengan erat, "Eomma bangga denganmu, sayang. Meskipun kami semua sibuk dengan kegiatan masing-masing, Eomma akan berusaha untuk tidak membuatmu kesepian. Okey?." Dilepas lagi pelukan itu, "Sudah-sudah kita mengobrolnya nanti lagi. Bagaimana jika sekarang kita melihat kakakmu syuting?."
"Bagaimana dengan Eomma. Apa Eomma juga ingin melihat Dokyoung Oppa syuting?."
"Boleh tapi hanya sebentar saja ya karena sebentar lagi kamu juga akan melakukan pengambilan gambar."
Gadis cantik itu menghela napasnya lalu mengangguk, "Hmmm baiklah."
Ibu dan anak itu memutar tubuhnya dan berjalan menuju ruangan tempat dimana Dokyoung sedang melakukan pengambilan gambar.
"Apa nanti Eomma akan menemani aku syuting?." tanya Gakyoung dengan mata penuh binar, ia berharap sang ibu akan menemaninya untuk syuting agar ia tidak merasa gugup lagi.
"Tentu tidak, sayang. Eomma akan melihatmu dari belakang kamera nanti hmm."
Gadis itu tidak menanggapi perkataan sang ibu dan memilih untuk menekuk wajahnya.
Cukup lama saat Seojin dan Gakyoung memutuskan untuk menonton Dokyoung yang tengah melakukan syuting, tidak sadar keduanya membuat Shiyoung dan Nara kebingungan mencari keberadaan Gakyoung yang seharusnya sudah mulai mengambil gambar 5 menit yang lalu.
"Gakyoung-a."
Ibu dan anak itu menoleh ke belakang secara bersaman, Shiyoung dan Nara langsung menundukkan kepalanya memberi salam pada Seojin, "Maaf kami mengganggu kalian, ini sudah saatnya pengambilan gambar untuk Gakyoung."
Seojin langsung mendorong pelan tubuh sang anak agar mendekat pada Shiyoung dan Nara, "Ahh maaf, kami tadi melihat Dokyoung yang sedang syuting. Maaf membuat kalian menunggu." Ucapnya tidak enak karena dirinya yang mengajak anak gadisnya untuk menonton Dokyoung tanpa ijin, membuat staff produksi itu kebingungan mencari anak gadisnya.
"Tidak apa-apa Lee Seojin-ssi, kalau begitu saya meminta ijin untuk membawa Gakyoung karena dia harus melakukan pengambilan gambar sekarang. "
"Silahkan."
Seojin berjalan dibelakang Gakyoung yang sedang diberi beberapa arahan oleh Shiyoung dan Nara.
Gadis cantik itu menolehkan kepalanya kebelakang, "Eomma akan menemani aku disini bukan?." Tanyanya sekali lagi.
"Ehmm tentu saja."
"Aku akan mengambil gambar sekarang, Eomma. Doakan aku."
Seojin tersenyum lalu menganggukkan kepalanya, "Eumm, tentu sayang. Lakukan sesuai dengan apa yang kamu bisa, jadilah dirimu sendiri. Kamu mengerti? Eomma akan melihatmu dari sini."
Gadis cantik itu berjalan menjauhi ibunya dan masuk kedalam spot yang sudah disetting itu.
"Ambil napas lebih dulu lalu buanglah dengan perlahan, jangan gugup. Okey." perintah Nara yang duduk dibelakang kamera memberinya semangat pada Gakyoung.
Gakyoung menuruti perintah Nara untuk menetralkan debaran jantungnya dengan menghela napasnya beberapa kali.
"Okeyy kamera standby..." teriak produser itu detik-detik syuting akan dimulai.
"Roll and action!!."