Chereads / Hujan Matahari / Chapter 21 - Bom Waktu

Chapter 21 - Bom Waktu

Setelah berhasil membuka pesan yang berisi percakapannya dengan kakak lelakinya, Donghyuk menunjukkan ponselnya pada kelima temannya dengan malas.

"Igeo boda (Lihat ini)" perintah Donhyuk meminta teman-temannya untuk mendekat dan melihat isi pesan tersebut.

Kelima lelaki tampan itu memperhatikan pesan antara Donghyuk dengan kakak lelakinya itu dengan seksama "Wah ternyata memang benar ini apartemen milik Youngdo hyung" ujar Songji setelah mengetahui bahwa apartement yang ia datangi sekarang adalah milik kakak lelaki temannya itu, terbukti dengan alamat yang sudah ia samakan dengan alamat yang ada diapartement yang sekarang ia pijak itu.

"Tapi ini apartemen tempat para artis tinggal, kau tidak lihat bintang itu ada berapa" ujar Chonlo sambil memposisikan dirinya diantara Donghyuk dan Jeno.

"Bintang ada banyak di langit sana jika kau mau menghitungnya" perkataan Minjae mendapat tatapan sinis dari Chonlo.

Seperti biasanya, lelaki bernama Minjae itu selalu melontarkan lelucon miliknya pada saat yang tidak tepat sehingga membuat teman-temannya termasuk Chonlo kesal.

"Haduhhh sepertinya Minjae adalah bom waktu untuk kita" ujar Ronjun sambil berjalan melewati Minjae.

Alhasil lelaki yang banyak diam itu berjalan paling akhir diantara teman-temannya.

Langkah ke-enam lelaki itu berhenti didepan pintu bertuliskan angka 127 tempat dimana apartement milik kakak lelaki Donghyuk itu tinggal.

Tidak lama kemudian pintu bertuliskan angka 127 itu terbuka dari dalam setelah Donhyuk 3 kali memencet sebuah tombol yang diketahui adalah sebuah bel itu dan menampilkan lelaki tampan yang berdiri sambil membenarkan letak kacamatanya yang sedikit melorot itu.

"Oh kalian sudah sam-pai" ucapan selamat datang Youngdo terpotong karena tubuhnya ditubruk oleh seseorang yang sudah lama tidak ia temui itu.

"Hyung~~ aku sangat merindukanmu" Donghyuk memeluk erat tubuh kakak lelakinya itu.

Youngdo masih berusaha untuk menjauhkan tubuh gempal itu darinya "Uhukk aku tidak bisa bernapas jika kau uhuk memelukku erat sekali seperti ini" ujarnya sambil menepuk punggung adik lelakinya dengan kencang agar Donghyuk segera melepas pelukannya.

Lelaki tinggi yang memiliki warna kulit putih itu merasa dirinya tidak sedang dipeluk sekarang namun dirinya tengah dicekik.

"Yak!" serunya sambil menepuk kencang punggung adik lelakinya.

Jeno yang sedikit muak dengan pemandangan didepannya itu memutuskan untuk menarik kerah jaket Donghyuk agar temannya itu tidak terus-menerus berdrama.

Karena selama di basecamp mereka Jeno sudah muak dengan semua teman-temannya yang menonton drama, kini Jeno tidak membiarkan dirinya melihat drama antara kakak beradik itu.

Melihat Jeno yang sepertinya tidak kuat menarik tubuh Donghyuk dari kakaknya, Ronjun pun segera menaruh tas pinggangnya dan membantu Jeno untuk menarik Donghyuk agar melepas pelukannya dengan kakaknya.

"Hwahh... Aku akan mati rasanya" ungkap Youngdo lega setelah dirinya lepas dari pelukan adiknya.

Donghyuk berpura-pura menghapus sudut matanya yang tidak mengeluarkan air sama sekali itu "Huhu aku sangat merindukanmu, hyung~~Akh" pekiknya ketika lehernya merasa tercekik saat Jeno menarik bajunya dari belakang ketika Donghyuk berniat ingin memeluk tubuh kakak lelakinya itu lagi.

"Aku tidak akan membiarkanmu berdrama lagi, kau tidak lihat kita sudah lelah karena mengendari motor selama 3 jam 30 menit,huh?!" ungkap Jeno nampaknya sudah muak dengan tingkah laku Donghyuk yang seperti anak kecil itu.

Mendengar itu membuat Donghyuk menekuk wajahnya kesal dan melipat kedua tangannya didepan dada persis seperti anak kecil yang sedang merajuk.

"Kalian datang kesini naik motor, kenapa tidak naik bus saja" tanya tuan rumah.

"Jika kita naik bus maka sampainya akan jauh lebih lama lagi, hyung" sahut Ronjun yang masih setia memegangi Donghyuk agar lelaki itu tidak lari darinya.

Perkataan Ronjun mendapat persetujuan dari kelima teman-temannya.

"Ah benar juga, jika kalian naik bus maka akan lebih lama lagi karena bus memang sering berhenti lebih dulu untuk mencari penumpang" ujar Youngdo.

"Kemana Minhyun? Apa dia tidak ikut untuk menginap disini?" tanya Youngdo sambil celingukan mencari lelaki yang tidak nampak batang hidungnya itu "Biasanya Minhyun tidak pernah ketinggalan untuk ikut dengan kalian"

"Minhyun hyung sengaja mampir ke rumahnya dulu untuk mengambil beberapa bajunya yang akan dia gunakan selama menginap disini" celetuk Chonlo.

"Memangnya Minhyun tidak membawa baju dari Geochang?"

Pertanyaan Youngdo mendapat gelengan dari lelaki berkulit putih pucat tersebut "Tapi Minhyun hyung berkata setelah dari rumahnya dia akan menyusul kesini" imbuh Donghyuk.

"Kalau begitu, kalian masuklah lebih dulu pasti kalian sangat lelah" ucap Youngdo mempersilahkan teman-teman adikknya itu untuk masuk kedalam apartementnya.

"Kalian tidak membawa makanan sama sekali untukku?" tanya Youngdo sambil berjalan memasukki apartementnya dan menggiring keenam lelaki tampan itu untuk duduk diruang tamu.

"Disini" celetuk Ronjun sambil mengangkat kantung plastik besar yang berisi beberapa makanan yang dibelinya sewaktu menuju ke apartement kakak lelaki Donghyuk tadi.

"Kalian memang sangat mengerti diriku"

Ronjun menepuk pundak kakak dari temannya itu "Kami sangat tahu susahnya menjadi dirimu hyung. Lelaki lajang yang tinggal sendirian di kota yang besar ini dan sangat jarang sekali mengisi kulkasnya dengan beberapa makanan maka dari itu, kami berinisiatif untuk membelikan beberapa makanan dan camilan untukmu hyung" ujarnya.

"Aku yang membelikannya hyung bukan Ronjun" celetuk Chonlo setelah melepas sepatunya dan menaruhnya didekat pintu masuk.

"Kau itu sombong sekali" sentak Ronjun sedikit sewot.

Jeno yang baru saja menaruh bokongnya di sofa terkekeh mendengar percakapan antara Ronjun, Youngdo dan juga Chonlo tanpa berniat ingin menimbrung pembicaraan ketiganya.

Beristirahat lebih baik ketimbang menimbrung pembicaraan mereka yang terkadang suka random dan tidak masuk akal.

Chonlo meletakkan tas punggungnya pada sofa lebih tepatnya disamping Jeno lalu menghampiri Youngdo yang tengah sibuk membongkar kantong plastik besar berisi makanan tersebut "Wahhh, hyung aku tidak menyangka kau hebat sekali" ujarnya sambil bertepuk tangan.

Lelaki tampan itu hanya bisa tersenyum lebar dan menggelengkan kepalanya "Hebat apanya, biasa saja"

Chonlo lagi-lagi berdecak kagum melihat kemewahan apartemen milik Youngdo "Setahu ku, apartement ini harganya fantastis sekali hyung. Eomma dan Appa ku saja sampai berpikir dua kali saat aku meminta untuk dibelikan apartement seperti ini"

Memangnya sebagus apa apartement milik Youngdo sehingga Chonlo sampai berkata seperti itu.

Jika Chonlo saja yang berasal dari keluarga kaya raya berpikir dua kali untuk membeli apartemet seperti milik Youngdo yang pastinya apartement itu sangat bagus dan elit.

Chonlo langsung menoleh ke belakang saat ada yang menoyor kepalanya "Itu karena kau masih kecil sehingga kedua orang tuamu berpikir dua kali untuk membelikanmu apartemen" ujar Minjae yang tidak merasa bersalah setelah menoyor kepala sang tuan muda hihi "Lagi pula untuk apa anak sekecil dirimu minta dibelikan apartemen, kau masih harus tinggal dirumah bersama Eomma dan Appamu. Atau jangan-jangan kau akan berbuat aneh-aneh sehingga meminta dibekikan apartemen?" tanya Minjae yang menaruh curiga pada Chonlo.