"Mana ada!" Chi Wan dengan ekspresi seolah disalahkan memprotesnya. Ia pun mulai menegurnya, "Jelas-jelas kamu yang bilang bahwa sudah lama tidak memakan makanan yang aku masak. Aku baru membeli begitu banyak bahan makanan. Sayangku, perkataanmu itu benar-benar membuat hati ibumu hancur."
Chi Xiaobai memutar matanya sampai hanya memperlihatkan warna putih saja, "Hah…, jangan pura-pura. Aku tidak akan percaya."
"Eee…. sebenarnya…. Minggu ini aku tidak bisa menemanimu…. Besok ibu sudah mulai bekerja."
Chi Wan awalnya mengira bahwa setelah dirinya interview, maka perlu menunggu beberapa hari. Namun ia tidak menyangka bahwa Xiang Ran begitu cepat dan langsung menyuruhnya masuk kerja mulai besok.
Chi Xiaobai menelan air ludahnya dengan pelan dan menghela napas, "Aku sudah tahu."
Chi Wan tersenyum dan ponselnya sudah dihadapkan ke wajahnya. Sambil memperhatikan layarnya, ia langsung berdiri dan berjalan ke arah teras.
Chi Xiaobai melihat bayangannya yang tiba-tiba pergi, sambil makan memikirkan sesuatu.
Sebenarnya, anak kecil ini juga sangat penasaran pada mantan suami ibunya. Sungguhkah Feng Yihang adalah ayahnya?
Di teras...
Chi Wan membalikkan badan dan melihat ke arah ruangan. Ia ingin memastikan bahwa Chi Xiaobai tidak mengikutinya. Setelah yakin bahwa anak itu tidak mengikutinya, ia baru merasa tenang.
"Suamiku." Melihat ke langit yang hilang, Chi Wan masih tetap tersenyum.
"Iya." Suara di dalam ponsel itu terdengar agak dalam.
"Baru bangun, ya?" Sebagai istrinya selama beberapa tahun ini, Chi Wan sangat jelas mengenal nada suara suaminya pada saat baru bangun.
Sekarang, New York seharusnya sudah pukul tujuh pagi.
"Iya, sudah makan?"
"Belum, baru ingin makan." Chi Wan sebagai istri yang penurut, seolah memperhatikan keadaan suaminya dengan lembut. Ia pun juga berkata, "Sayang, kamu harus baik-baik menjaga dirimu disana, ya! Selalu ingat untuk sarapan."
"Ehmm, aku rindu denganmu." Suara lelaki itu agak serak di telepon, namun seakan menafsirkan sesuatu yang lembut. Sambil tersenyum, ia kembali menambahkan, "Belakangan ini, aku seperti terkena sihir. Aku jadi selalu merindukanmu. Sepertinya lain kali, aku perlu mengajakmu bersamaku saat ada tugas keluar kota."
Lelaki ini benar-benar merindukan Chi Wan. Setiap hari selama membuka mata, ia selalu melihat sebelah ranjangnya yang selalu kosong. Suasana ini sungguh terasa tidak nyaman baginya.
Kebiasaannya yang selalu menginginkan ciuman ringan dari bibirnya, mendengarkannya dengan suara manja sembari memanggil dengan sebutan 'sayang'', nada bicaranya yang lembut, halus dan benar-benar merdu.
Ya, Feng Yihang bukan orang yang suka gelisah. Saat merindukannya,ia hanya perlu langsung menghubunginya dan mendengarkan suaranya.
"Aku juga merindukanmu, suamiku! Cepat pulang, ya..." Meski berkata seperti itu, Chi Wan sesungguhnya perempuan yang pintar. Ia tentu tahu saat-saat Feng Yihang berkata tulus merindukannya ataupun merindukan tubuhnya.
"Baik."
Kalau kembali, maka bisa siap-siap untuk menyelesaikan masalah perceraian. Apakah Chi Wan begitu berharap untuk kembali?
Feng Yihang tidak berkata apapun lagi dan langsung menutup telepon.
Setelah menghadapi Feng Yihang, Chi Wan kembali ke dalam ruangan dan Chi Xiaobai memandangnya sambil mengedipkan mata dengan polos ke arahnya.
"Apa yang kamu lihat?"
"Telepon dari Bulan, ya?" Tanya Chi Xiaobai.
"Aku salah sayangku, muach!" Chi Wan berjalan mendekati si kecil Chi Xiaobai dan menciumnya. Akan tetapi, Chi Xiaobai tidak menyukainya dan langsung menghapus bekas ciuman itu.
Dahulu saat Chi Xiaobai bertanya mengenai ayahnya, Chi Wan sengaja berbohong kepadanya. Ia menjelaskan bahwa ayahnya adalah seorang astronot yang sedang memetik bulan. Ia juga meyakinkan bahwa ayahnya akan pulang sambil membawa bulan di tangannya.
Setelah Chi Xiaobai semakin besar, ia sudah mulai curiga dan merasa bahwa kemampuan otaknya telah direndahkan dengan dibodohi seperti itu. Sekarang, ia semakin terang-terangan membahas kepada ibunya tentang sosok ayahnya.
"Jadi, ke mana ayah pergi sebenarnya?"
Chi Wan telah mempersiapkan ekspresi wajahnya. Kemudian, ia menghela napas sambil menatap Chi Xiaobai, "Xiaobai, kamu sekarang adalah satu-satunya pria di keluarga ini. Ada sesuatu yang perlu ibu beritahukan kepadamu! Sebenarnya ayah kamu, dia telah…. Meninggal dunia!"
Chi Xiaobai terdiam dan menahan responnya.
Chi Wan dengan susah payah mengeluarkan air mata dan berusaha menatap dengan penuh kesedihan ke arah Chi Xiaobai. Setelah beberapa detik, Chi Xiaobai akhirnya memeluk Chi Wan.
Chi Xiaobai benar-benar sudah tidak bisa mendengar perkataan ibunya lagi!
Lagi pula, kenapa tidak berbohong dengan lebih baik? Kalau Chi Xiaobai bertanya lagi tentang, 'kenapa kamu memiliki dua suami?', bukankah hal itu akan membuat Chi Wan langsung tidak bisa makan lagi?!
Sudahlah! Penjelasan mengenai kematian ayahnya masih jauh lebih baik daripada beralasan pergi memetik bulan!
*****
Selasa pagi, tepatnya pukul 9:30. Saat ini Chi Wan menunggu di perusahaan. Ia telah menunggu kurang lebih selama satu jam.
Jiang Xin tidak tahan dan melihat ke arahnya beberapa kali. Ia pun meletakkan dokumennya dan berkata, "Pasti Xiang Ran yang membuat masalah!"
"Tidak ada masalah. Kamu fokus bekerja saja, tidak perlu memperdulikanku!" Chi Wan tersenyum dan tidak peduli.
Xiang Ran sungguh menginginkan agar semua orang di perusahan itu tahu bahwa Chi Wan yang sekarang adalah bawahannya. Memahami hal ini, Chi Wan pun tidak merasa perlu mempermasalahkannya.
Pintu ruangan akhirnya terbuka dan Xiang Ran berjalan keluar dengan ekspresi wajah yang serius, "Jiang Xin,kamu datang tepat waktu, Chi Wan juga tidak perlu aku kenalkan lagi, ya?"
Dengan nada memerintah, Xiang Ran pun melanjutkan, "Kedepannya, dia akan mengikutimu dan kamu perlu mengenalkannya pada semua bagian perusahaan ini. Ajak dia untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja. Setelah beberapa tahun tidak ada di sini, dia pasti tidak akan betah."
"Apa? Mengikutiku?" Jiang Xin mengira dirinya salah mendengar.
"Kenapa?" Xiang Ran tersenyum ke arah Jiang Xin, "Aku ingat hubungan kalian berdua sangat baik waktu itu. Apa kamu masih perlu aku minta ucapan terima kasih karena telah memberikan Chi Wan kepadamu?"