"Eh, tapi kita tadi udah lewatin gerbang selamat datang kota cirebon belum, Ay?"
"Ehm, kayaknya sudah, Sa."
"Lupa, ya?"
"Coba liat."
Ayya menyerahkan ponselnya. Matahari mulai makin menunjukkan teriknya. Bulir keringat turun perlahan di sela dahi dan alis Aksa. Alisnya yang tebal seolah penyerap dan penghalang sempurna.
"Ini, Sa. Kamu keringetan banget." Ayya menyerahkan tissu pada Aksa.
"Gamau usapin?"
"Emang boleh?"
"Emang kenapa gak boleh?"
Keduanya terdiam seketika. Membentuk seuntai senyum penuh makna. Terik yang kian panasnya bercampur syahdu di mata mereka.
Tiittttt!!
Suara klakson mengagetkannya.
"Mas!! Disini rame, jangan berhenti di sini!!" Pekik salah seorang pengguna sepeda motor.
"Ayo, Sa. Jalan lagi aja." Usul Ayya.
Aksa mengangguk. "Iya, Pak. Maaf, ya."
Aksa pun segera melanjutkan perjalanannya. Di sepanjang jalan, mereka berdua terkekeh sendiri mengingatnya.