Tak ada yang benar-benar tahu selangkah kemudian akan menemui apa. Bahagia? Sedih? Kecewa?
Apakah kebahagian itu? Adakah fase sekilas dari perasaan sedih yang menunggunya? Apakah sedih itu?
Adakah hanya kealpaan manusia yang lupa melihat sisi lainnya? Dan apakah kekecewaan itu? Kenapa manusia seringkali memilih pergi jauh karenanya?
Aksa berhasil membujuk Ayya untuk melanjutkan langkah. Kini, mereka sudah bertemu Nia dan Oki di parkiran.
"Akhirnya datang juga. Kenapa sih, Sa?" tanya Nia.
"Gapapa. Lo aja yang jalannya kecepatan, Ni. Mentang-mentang... ehem." Ledek Aksa.
"Apaan ehem ehem."
"Itu tuh."
"Apaan sih gajelas!"
"Udah.... mau makan apa ribut, nih?" Ayya meleraikan mereka berdua.
"Tau nih Aksa! Rese!"
"Udah, Sa. Makan dulu aja, yuk. Belum dhuhur juga kan?" tanya Ayya.
"Belum. Masih tiga puluh menitan lagi kayaknya." Oki menjawab sambil melihat jam di tangannya.
"Oh ya pas. Berarti kita makan dulu."