"Udah siap?"
"Udah, Sa." Jawab Nia.
"Hati-hati, Ki. Itu orang bawel minta ampun. Siapin sabar yang banyak," ledek Aksa.
"Hush!"
"Aksa...." Ayya mencoba meleraikan bercandaan itu.
"Nia baru aja sembuh. Nanti jangan ngebut, ya. Kasian."
"Nah, gitu dong. Makasih, Ay!"
"Udah ah. Yuk... berangkat."
Ayya dan Aksa berboncengan. Demikian juga dengan Nia dan Oki. Keempat orang itu, dipertemukan waktu dalam kesempatan yang sama; sebuah perayaan persahabatan.
"Sa... Ibu beneran ngijinin?" tanya Ayya dalam perjalanan.
"Iya. Emang kenapa? Masih kawatir."
"Iya. Kamu kan suka nekad."
Aksa tersenyum di balik helmnya. Mencoba melihat ekspresi Ayya dari spionnya.
"Ay...."
"Hum?"
"Kamu tuh ya... emang gak kenal aku?"
"Maksudnya?"
"Senekad-nekadnya aku, kalau urusan pergi apalagi sama kamu yang Ibuku udah kenal, pasti ijin dulu. Gamungkin pergi gitu aja."
"Syukurlah."
"Nah, Ibumu sendiri gimana?"