Chereads / Tunanganku Arwah Jugun Ianfu / Chapter 27 - Teror Hantu Gosong

Chapter 27 - Teror Hantu Gosong

"Arghh! Tolong!" Terdengar suara histeris yang memecah keheningan malam. rumah-rumah warga yang semula gelap menjadi terang satu persatu oleh lampu. Kemudian, keluarga para warga menuju ke sumber suara. Ternyata suara itu berasal dari rumah kepala desa.

Beberapa diantara mereka mendobrak pintu rumah itu lalu menyebar ke seluruh penjuru rumah. Mereka terhenyak saat mendapati Ibu Kades yang meringkuk di pojok kamar sementara tubuh kepala desa yang terkapar di ranjang dengan posisi telentang. Tubuhnya kejang-kejang, lidahnya menjulur dengan mata melotot ke atas.

"Ada apa Bu? kenapa Pak Kades bisa seperti ini?" tanya salah seorang Warga. Tetapi wanita itu terdiam. Dia masih syok seperti baru melihat setan. Mereka menangkap ada hal ganjil yang menimpa keluarga ini.

"Panggilkan Nyi Ramat!" titah warga itu kepada yang lain. kemudian, beberapa diantaranya pergi ke rumah Nyi Ramat, sesepuh desa sebelah yang sangat faham dengan situasi ganjil seperti ini. Dia bahkan terkenal sebagai paranormal yang cukup terkemuka di kota itu.

Japar membelah kerumunan warga untuk melihat kondisi keluarga Pak Kades. Matanya membelalak. Raut wajahnya pias. Ketakutan mendera hatinya. Dia merasa pasti ada bangsa lelembut yang meneror keluarga itu. Dia teringat dengan Lastri yang dibakar hidup-hidup dan dibuang begitu saja di jurang. Apa arwah itu yang menjadi penyebab semua ini?

Pria itu terhenyak tatkala melihat bayangan mengerikan yang berada di awang-awang. Dia bergerak mundur sembari menunjuk ke atas. Warga heran melihat gelegat dari japar.

"Japar, kamu kenapa?"

"A-ada s-setan." Tuturnya dengan mulut yang mendadak gagu. Otomatis semua pandangan warga langsung menengadah. Tetapi mereka sama sekali tidak melihat apapun.

"Mana? enggak ada apa-apa gitu."

"Japar, kamu jangan aneh-aneh di situasi seperti ini." timpal yang lain. tetapi ekspresi Japar mengisyaratkan ketakutan yang teramat sangat. Terlebih ketika sosok itu melotot ke arahnya penuh dengan amarah. Japar yang sudah tidak tahan lagi, lantas keluar dari rumah Pak Kades. Dia lari tunggang-langgang menuju ke rumahnya.

Bruk

Dia terjatuh diantara bebatuan pinggir jalan sampai lututnya lecet. Tetapi dia tidak fokus dengan lukanya. Pandangannya nanar ke sekitar. sesekali dia menelan ludah. Sampai terlihat sosok yang menakutkan itu tengah duduk di dahan pohon sambil melotot ke arahnya.

"Kamu harus mati Japar." Suaranya terdengar lirih dan menusuk batinnya. Susah payah dia bangkit dan kembali berlari menuju ke rumahnya.

Sesampainya dirumah, dia langsung masuk dan mengunci pintu rapat-rapat. Di balik pintu nafasnya memburu, dadanya naik turun. dia merasa setidaknya kalau sampai di rumah, dia bisa merasa aman. tetapi ternyata dia salah.

Dari balik lemari yang membatasi ruang tamu dan ruang tengah. Muncul sosok mengerikan itu sedang berjalan ke arahnya. Sekarang sosok itu sangat jelas seakan sedang menujukan wujudnya. Rambut yang berantan menutupi wajahnya dan seluruh tubuhnya yang hitam. Sekilas tercium bau terbakar yang sangat menyengat.

Japar terpaku. Tubuhnya kaku sekali. Tatapan matanya menjurus ke arah mahluk itu.

Semakin dekat

Lebih dekat

Dan sekarang berada tepat lima centi di depannya. Mata Japar membelalak, dadanya naik turun, tetapi dia tidak bisa teriak. Mahluk itu mendongakan kepalanya. Terlihat wajahnya gosong mengerikan dengan sorot mata merah yang tertuju kepadanya.

"Kamu harus mati." Ujar Mahluk itu yang mulai mengangkat tangannya ke arah leher Japar. Pria itu hanya pasrah saja. Mungkin ini adalah akhir dari riwayatnya.

Tapi, mahluk itu mengurungkan niatnya. Terdengar suaranya mengeram penuh amarah. Lantas mundur beberapa langkah. Dan menghilang bagaikan asap.

Japar bisa bernafas lega. Lantas dia kembali membuka pintu rumahnya. Dia terhenyak tatkala melihat pria sepuh dengan blagkon hitam dan pakaian khasnya yang berwarna hitam. Siapa lagi kalau bukan Nyi Ramat. Sekarang dia tahu penyebab mahluk yang mengerikan itu pergi.

Pria itu lantas bersimpuh di kaki pria itu sembari menangis tersedu-sedu, seakan dia menyesali akan semua perbuatannya yang telah lalu. Sementara Nyi Ramat hanya terdiam. Raut wajahnya dingin mengisyaratkan kekecewaan yang teramat sangat. Pandangannya menerawang seakan sedang melihat kilas balik akan kejadian tragis dan tidak manusiawi beberapa waktu lalu.

"Tolong aku Nyi, aku menyesal telah melakukan semua ini." ujar Japar sesegukan. Dia tidak menyangka kalau perbuatannya kini berbuah teror dari mahluk yang diduga kuat adalah arwah gentayangan dari Lastri yang menuntut balas. sekarang baru keluarga Pak Kades dan dirinya yang menjadi korban teror pertama. Mungkin bisa saja besok terjadi dengan warga yang lain. tinggal menunggu giliran saja.

"Maaf, saya tidak bisa membantu. Apa yang kalian perbuat. Itulah yang kalian tuai. Roh dari Lastri menyimpan rasa sakit yang sangat dalam. Dia akan menginginkan nyawa kalian satu persatu. Termasuk Pak Kades yang tinggal menunggu waktu saja untuk merenggang nyawa." Tukas Nyi Ramat dengan suara dingin.

"Nyi! Tolong saya! Saya taku Nyi! Saya belum mau mati!" pekik Japar sembari mengeratkan pelukannya dari Nyi Ramat. Dia menangis tersedu-sedu. Pria yang sangat itu menjatuhkan harga dirinya sendiri.

"Mungkin lebih baik, cari mayat Lastri yang telah kalian buang ke hutan lalu kuburkan dia dengan cara yang layak. Tetapi itu juga tidak akan menjamin nyawa kalian selamat." ujarnya sarkas. Pria yang sesegukan itu terdiam sejenak seperti sedang berpikir. Dia mengingat dimana para warga membuang mayat yang naas itu. Di tengah hutan, di jurang yang paling dalam. Sangat mustahil bisa menemukan mayatnya.

Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari dalam rumah. Nyi Ramat dan Japar terhenyak. mereka bergegas masuk ke dalam rumah. Mereka terhenyak melihat istri japar yang mengelepar-gelepar seperti cacing kepanasan.

"Nyi, istri saya kenapa Yi" ujar Japar panik. Lantas Nyi Ramat langsung menyapukan telapak tangannya di wajah wanita itu sembari mulutnya terus komat-kamit membaca mantra. Cukup lama dia seperti itu sampai tubuhnya bergetar. Dengan sekuat tenaga, dia mencabut sesuatu yang seolah tertanam di tubuh wanita itu. Sampai dia terjengkang. Punggungnya menubruk tembok.

"Nyi!"pekik jupar sambi membantunya untuk berdiri. dia memegang dadanya yang terasa sakit sembari terbatuk-batuk.

"Hihihihi..." terdengar suara tawa yang menyeramkan. Perlahan sebuah asap muncul tepat diatas tubuh istri japar. Mahluk itu sedang menindih tubuh itu sambil mencekik lehernya. Japar yang panik pun memberanikan diri untuk berteriak. Betapapun dia tidak ingin kalau sampai terjadi apa-apa dengan wanita yang dia sangat cintai itu.

"J-jangan bunuh istriku!" pekik Japar sembari menuding ke arahnya. Mahluk itu berhenti lantas menoleh ke arah Japar dengan tatapan yang sangat tajam. Mahluk itu berancang-ancang terbang untuk menerkam Japar. Tetapi dia berhasil di halau oleh Nyi Ramat yang mengeluarkan jimat dari sakunya. Seketika mahluk itu berteriak kepanasan lantas menghilang.

Kini hanya ada Japar dan Nyi Ramat yang masih terpaku atas kejadian tadi. Mahluk itu terang-terangan meneror mereka.

Tiba-tiba, Istri Japar membuka matanya , lalu dia bangkit dan duduk di tepi ranjang. Dia mengacak-acak rambutnya sendiri dan berteriak kesetanan.