Mendengar suara pintu terbuka, dengan cepat Mila berdiri dari pangkuan Devan, namun tangan besar Devan menarik tubuhnya agar kembali duduk dalam pangkuan Devan.
" Lancang!! siapa yang menyuruhmu masuk hha!!?? " Bentak Devan pada Maya sang sekertaris.
" Maaf Tuan Devan. saya hanya ingin..."
" Keluar sekarang juga!! "
Dengan terpaksa Maya keluar dari ruang Devan. pandangan matanya menatap tajam pada Mila yang hanya diam, yang membuatnya lebih marah saat matanya menatap penampilan Mila yang sedikit berantakan.
' Kurang ajar. tunggu pembalasanku gadis kampung '
" Dev.. sebaiknya aku keluar sekarang. aku tidak ingin seisi kantor akan bergosip "
"Kenapa kamu takut, biarkan mereka bergosip. kita tinggal kasih tau mereka jika kamu calon istriku "
" Dev...jangan mulai lagi.."
"Aku berjanji secepatnya akan mengatakan pada mereka jika aku calon istrimu "
"Baiklah sayang..."
" Aku pergi Dev..."
Setelah merapikan penampilannya Mila keluar dari ruang Devan.
melihat meja sekertaris kosong, Mila merasa lega dengan langkah lebar menuju pantry. deg...ternyata Maya berdiri di pantry dengan tangan bersedakep, wajahnya terlihat jelas kemerahan menahan marah. Mila mengendalikan perasaan terkejutnya dan berjalan dengan tenang melewati Maya.
" Benar dugaanku jika seorang OB telah merangkak di tempat tidur Presdir. menjijikan!! "
"Wanita murahan sepertimu sudah pasti di lahirkan dari wanita yang murahan pula ciiihh..." berusaha mengabaikan perkataan Maya, namun Mila tidak terima jika ibunya di sebut wanita murahan, meskipun perlakukan ibunya tidak pernah adil namun dia ibu yang melahirkan dirinya.
" Jaga ucapanku Maya!! "
" Kenapa! itu benar bukan, jika anak yang di lahirkan menjadi wanita murahan. itu artinya ibunya juga wanita murahan..."
"Sekali lagi kamu mengatakan jika ibuku wanita murahan maka..."
" Maka apa wanita murahan. "
Plakkk.....
"Beraninya kamu menamparku "
" Kamu sendiri yang memintanya, bukan aku "
"Akan aku adukan pada Tuan Devan. dan kamu bersiaplah untuk di pecat. "
" lakukan sesukamu, aku tunggu surat pemecatanku " Mila meninggalkan pantry, dan kembali bekerja untuk membersihkan ruang yang biasa untuk meeting.
ternyata di sana sudah ada Lusi sahabatnya.
" Lusi maaf. aku terlambat..."
" Ada apa denganmu Mila ?"
" Tidak ada memangnya ada apa denganku ?"
"Apa Maya mengganggumu lagi ?"
" Hhmm..."
" Sudah kita lupakan, sekarang katakan apa yang terjadi malam itu..!?"
Akhirnya Mila menceritakan semua kejadian yang menimpanya, dalang dari penculikkan yang tak lain adalah Risti.
" Benar-benar wanita jahat. apa kamu tau motifnya apa ?"
" Ricky. dia sangat mencintai Ricky, kedekatan ku dengannya membuat Risti cemburu "
"Gila. benar-benar gila wanita itu. lantas apa yang di lakukan Maya padamu juga alasannya yang sama ?"
" Entahlah aku rasa Maya menyukai Tuan Devan itu sebabnya dia marah padaku yang sering masuk keruangan tuan Devan "
Saat mendengar apa yang di katakan Mila. tanpa sengaja Lusi melihat cincin berlian yang Mila pake. setau Lusi Mila tidak memiliki cincin berlian seperti itu.
"Mila..." Lusi menunjuk ke arah jari manis Mila.
Mila yang mengerti maksud dari Lusi hanya tersenyum.
" Ikutlah denganku saat makan siang nanti, akan aku ceritakan semua dan...."
"Dan...Apa Mila ??'
" Kejutan....." Mila berlari dari kejaran Lusi yang membawa sapu, mereka tertawa lepas. tanpa mereka sadari Devan menyaksikan kelakuan Kekasih hatinya.
Devan menatap laptopnya senyum mengembang dari bibirnya melihat bagaimana sang kekasih hati bercanda dengan temannya.
Tanpa mengetuk pintu Maya menerobos masuk keruang Devan, dengan wajah merah cap lima jari jelas terlihat disana.
" Apa kamu tidak tau cara mengetuk pintu!!"
"Maaf Tuan Devan, aku kesini ingin Tuan Devan memecat Mila sekarang. "
"Atas dasar apa aku memecatnya??"
" Dia telah melakukan kekerasan pada saya "
" Apa kamu tau siapa Mila ??"
"Saya tau siapa Mila. dia hanya wanita murahan yang dengan mudahnya merangkak di atas tempat tidur para bos "
"Katakan sekarang apa maumu ??" mendengar jawaban dari Devan, Maya mendekati Devan dan duduk di atas pangkuan Devan. tangannya terulur meraba dada Devan.
" Aku mencintaimu Devan. aku sangat menginginkan dirimu " senyum Maya mengembang, dia berfikir jika Devan menyukai sentuhannya. berlahan Maya membuka kancing bajunya, terlihat dua gundukan yang besar menggoda. Maya berdiri mendekatkan dadanya pada wajah Devan. tiba-tiba Devan mendorong tubuh Maya kesamping, sehingga terdengar suara benda jatuh yang sangat keras. Maya berusaha berdiri dengan menahan sakit.
" Devan kenapa kamu mendorongku ?"
" Karena itu pantas kamu dapatkan Maya!! "
" Devan lihat aku, bahkan tubuhku lebih seksi dari Mila dan aku yakin bisa memuaskanmu "
"Apa kamu tau siapa yang murahan disini!!? "
"Kamu Maya!! "
" Sekarang keluar dari ruanganku!! "
"Cepattt!!! "