" Apa kamu menipuku hah!!! "
" Tidak Tuan besar, anak dan istriku tinggal disini "
" Lalu kemana mereka ??"
" Saya tidak tau Tuan besar, setelah saya di culik. saya kehilangan kabar mereka "
" Sekarang cari tau cepat!! "
" Baik Tuan..."
Setelah bertanya pada salah satu tetangga, jika anak dan istrinya telah pergi setelah perusahaan bangkrut, dengan menahan emosi ia kembali menemui sang Tuan besar.
' Aku bersumpah akan menghancurkanmu anak sialan, lihat siapa yang akan membuatmu hancur, bahkan dari orang yang seharusnya menyanyangimu. dan laki-laki yang membuatku seperti ini tidak akan bisa melindungimu lagi '
Dengan secarik kertas berisi alamat Budi pergi. iringan mobil meninggalkan rumah yang telah di segel oleh bank.
" Apa kamu yakin ini alamatnya ?"
"Saya yakin Tuan "
Mereka turun dari mobil mewah menuju rumah yang sederhana, hatinya sangat sakit melihat kondisi anak dan istrinya. mereka terbiasa hidup dengan mewah namun sekarang mereka tinggal di rumah yang kecil bahkan terlihat berapa ayam lalu lalang dan tercium bau yang tidak sedap.
Saat akan mengetuk. tiba-tiba pintu terbuka dari dalam dan terlihat sang istri dengan baju yang kusut tidak lagi kemewahan bahkan tubuhnya terlihat lebih kurus dan tidak terurus. lama mereka saling pandang, setelah menyadari jika yang berdiri adalah suaminya ia langsung memeluk sang suami dengan terisak.
" Kemana saja kamu sayang, lihatlah keadaan kita sekarang.
semua telah hilang harta kita, perusahaan telah di ambil alih dan lihat rumah kita telah di sita bank " Sarah menceritakan keadaannya pada sang suami.
" Maaf. aku berjanji akan mengambil semuanya, lihatlah aku bersama siapa ?" mereka saling melepas pelukan. Sarah melihat lelaki tuan yang berdiri tak jauh dari suaminya dan berapa bodyguard di belakangnya.
" Tuan besar. apakah itu Anda?"
" Hhm...."
" Silahkan masuk Tuan besar " mereka masuk kedalam rumah sederhana, terlihat ada dua kamar dan ruang tamu yang kecil. hati Tuan besar merasa iba melihat kehidupan sang cucu.
Mengerti apa yang di cari sang Tuan besar, Sarah memandang sang suami meminta apa yang akan di lakukannya.
" Sayang dimana Putri kita ?"
" Dia mencari pekerjaan sayang. setelah dia mengalami keguguran "
" Siapa yang keguguran ?"
" Begini tuan besa..." sebelum menyelesaikan ucapannya terdengar suara putrinya yang memanggil ibunya.
" Mah mobil siapa yang di depan...?
" Sayang putriku ?"
" Ayah..." mereka saling berpelukan melepas rindu.
" Katakan ayah kemana saja...?"
" Sudah nanti ayah akan ceritakan sekarang duduklah " Dengan terpaksa sang anak mengikuti kemauan ayahnya.
" Tuan besar dia Jenni cucu Anda " semua terkejut dengan pengakuan Budi termasuk Sarah dan Jenni.
"Aapaaaa...apa maksud ayah aku cucunya ??"
" Apa itu benar Budi jika dia cucu kandungku ?"
" Benar Tuan besar "
" Bukankah nama cucuku Karmila ??"
" Benar Tuan dia Karmila, setelah Anda menitipkan cucu Anda pada saya nama mereka saya ganti, karena saya takut jika mereka tau siapa cucu Anda, pewaris tunggal kekayaan yang Anda miliki. saya hanya takut Tuan jika mereka mengambil cucu Anda itu sebabnya saya mengganti namanya " Terang Budi pada Tuan besar.
Mereka yang berada di ruang tamu merasa terkejut terlebih Jenni, dia tidak menyangka jika dia adalah cucu seorang yang memiliki kekayaan yang tak akan abis tujuh turunan.
" Ayah benarkah aku cucunya ?"
" Benar sayang kamu adalah cucu tunggal dari keluarga Hartanto "
" Tuan tugas saya sudah selesai, silahkan jika Anda ingin membawanya "
" Tunggu Budi kemana putrimu yang satu lagi, aku tidak melihatnya ?"
Mendengar pertanyaan dari sang Tuan besar membuatnya berfikir dengan cepat. sebelum Budi menjawab namun suara sang istri lebih dulu terdengar.
" Dia sedang pergi Tuan "
" Cucuku kemarilah apa kamu tidak ingin memeluk kakekmu..?"
" Kakek....." Jenni memeluk kakek dengan erat dia benar-benar tidak percaya jika dia adalah ahli waris dari kekayaan seorang Hartanto grup.
" Sayang apa kabarmu nak..?"
" Kabarku baik kek.."
" Kakek apa aku akan ikut denganmu sekarang ?" pertanyaan yang tiba-tiba Jenni lontarkan membuat semua orang terkejut namun tidak dengan Budi.
" Tidak nak, kamu akan tetap disini karena kakek akan pergi ada urusan yang tidak bisa di tinggal "
" Kalau begitu Jenni akan ikut dengan kakek "
" Tidak sayang perjalanan ini sangat melelahkan kakek tidak ingin cucu kakek yang cantik ini akan kelelahan "
" Baiklah kek.."
" Budi kamu sudah tau bukan jika aku mengambil cucuku "
" Saya mengerti Tuan besar "
" Baiklah aku akan pergi, sayang tunggu sebentar lagi kakek akan menjemputmu "
" Jenni tunggu kakek " Setelah mencium kening sang cucu Tuan besar Hartanto pergi.
Setelah kepergian mereka Budi menatap sang istri. terlihat banyak pertanyaan di benak sang istri.
" Sudah jangan berfikir yang macam-macam sebentar lagi kita akan kembali ke rumah besar dan perusahaan kita akan kembali "
" Apa kamu pikir Tuan tidak curiga "
" Tidak akan karna ini yang sebenarnya "
" Apa maksudmu dengan sebenarnya??"
" Apa benar jika..."
" sudahlah aku hanya ingin istirahat"
Budi meninggalkan sang istri yang terlihat tidak percaya jika selama ini Anak yang selalu dia manjakan bukanlah putrinya.